Tuesday, 7 May 2013

Konsep Tentang Emisis



1.    Pengertian Emesis
Emesis adalah muntah-muntah pada wanita (kamus kedokteran). Keadaan ini biasanya di dahului rasa mual (Nause).
Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan di keluarkannya human chorionic gonadothropine plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum.
Gejala klinik emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari, disertai mual muntah sampai kehamilan berumur 4 bulan.
2.        Penyebab Emesis
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998).
a.      Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
b.     Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan–perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
c.      Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
d.     Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
3.         Tanda dan gejala Emesis
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
 Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, caiaran, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum ini berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya.
Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi mengalami dehidrasi. Kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir Esofasus dan lambung atau Sidroma Mallary Weiss akibat perdarahan Gastrointestiral (Wiknjosanstro, 2005).
        4.   Klasifikasi Emesis
Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a.      Tingkatan I (ringan)
1)     Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
2)     Ibu merasa lemah
3)     Nafsu makan tidak ada
4)     Berat badan menurun
5)     Merasa nyeri pada epigastrium
6)     Nadi meningkat sekitar 100 per menit
7)     Tekanan darah menurun
8)     Turgor kulit berkurang
9)     Lidah mengering
10) Mata cekung
b.     Tingkatan II (sendang)
1)     Penderita tampak lebih lemah dan apatis
2)     Turgor kulit mulai jelek
3)     Lidah mengering dan tampak kotor
4)     Nadi kecil dan cepat
5)     Suhu badan naik (dehidrasi)
6)     Mata mulai ikterik
7)     Berat badan turun dan mata cekung
8)     Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
9)     Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
c.      Tingkatan III (berat)
1)     Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
2)     Dehidrasi hebat
3)     Nadi kecil, cepat dan halus
4)     Suhu badan meningkat dan tensi turun
5)     Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
6)     Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

0 komentar:

Post a Comment