Thursday, 1 August 2013

peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan tugas secara kelompok pada pokok bahasan masalah kependudukan dan penanggulangan nya di SMP Negeri



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Pencapaian nilai standar kelulusan menjadi lebih berat bagi siswa sejak pemerintah menaikan standar kelulusan sebesar 5,50 di tahun 2009 diperlukan kerja keras dari seluruh elemen untuk memperhatikan dan berbuat semaksimal mungkin agar dapat bersaing dengan negara-negara lain yang sudah semakin maju. Namun, hal ini terasa sangat berat karena negara kita melihat nilai standar kelulusan tersebut sebagai beban bukan sebagai motivasi untuk terus bergerak maju, dan di sini faktor utama yang paling dominan untuk melakukan perubahan itu di awali dengan adanya guru-guru yang mampu untuk dapat mewujudkan nilai standar kelulusan  tersebut.
Berdasarkan uraian diatas banyak kita lihat dalam pelaksanaan proses belajar mengajar khususnya IPS, guru sebaiknya tidak hanya memberikan informasi tetapi harus menerapkan prinsip-prinsip pengajaran IPS yang berorientasi pada obeservasi dan penelitian. Pengetahuan IPS yang di peroleh dari hasil belajar pengalaman dan pemahaman, akan lebih lama dapat di ingat serta berkesempatan menumpuk keberanian dalam mengambil inisiatif. Maka oleh karena itu pengajaran IPS juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik siswa agar mencapai kualitas sesuai dengan tujuan pendidikan.
Prinsip-prinsip modern juga menuntut agar kegiatan belajar mengajar harus dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara lebih luas, untuk dapat mengolah, menggunakan nilai dan mengkomunikasikan hasil belajar dengan baik. Dengan demikian kemudahan akan timbul di pihak pengajar dan siswa-siswapun memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan menyadari akan tujuan dan pentingnya pengajaran IPS, maka keberhasilan siswa dapat tergantung kepada pendidik untuk membawa siswa ke tingkat kematangan. Oleh sebab itu, tidak hanya guru yang baik, tetapi juga pada penggunaan metode yang tepat. Dalam hal ini guru harus dapat mengenal dan menguasai berbagai jenis metode dalam mengajar IPS.
Salah satu metode interaksi edukatif yang dewasa ini menjadi strategi mengajar dengan kurikulum KTSP adalah metode diskusi. Metode diskusi kelompok yaitu pembelajaran yang melibatkan unsur-unsur siswa itu sendiri, sehingga siswa dapat berinteraksi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. Metode diskusi mempunyai keuntungan antara lain: 1)Mempertinggi peran serta secara perseorangan, 2)Mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan dan 3) memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.
Diskusi kelompok dapat dilakukan antara guru dengan seluruh siswa, guru dengan sekelompok siswa, siswa dengan siswa dalam kelompok dan siswa dengan siswa dalam kelas. Dengan demikian yang dapat menjadi pemimpin tidak hanya guru, tetapi lebih baik jika guru membimbing siswa agar mmpu memimpin diskusi, kalau demikian guru dapat dikatakan berhasil. Dalam metode diskusi kelompok inilah terjadi proses interaksi antara dua individu atau lebih dalam pemecahan masalah. Dalam diskusi kelompok ini proses interaksi antara dua individu atau lebih, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah yang dapat terjadi, yang semuanya aktif sebagai pendengar saja, mengajar dengan metode seperti ini dapat membuka cakrawala berpikir bagi siswa  secara aktif dan kreatif.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa metode diskusi kelompok dalam mengajar sangat diperlukan bagi seorang guru, karena dengan metode diskusi kelompok siswa dapat mempertinggi partisipasi secara individual dan dapat mempertinggi kegiatan kelas secara keseluruhan. Penggunaan metode ini perlu terlebih dahulu pengarahan oleh guru yang bersangkutan, sehingga proses pelaksanaannya tidak menimbulkan masalah atau perlu ketertiban yang khusus.
Namun bagaimana dengan siswa yang dominan belajar sendiri segala sesuatu banyak dikembangkan oleh dirinya sendiri tanpa bantuan teman yang lain. Kita ketahui bahwa siswa yang belajar sendiri lebih banyak memeiliki kendala diantaranya ide-ide mengembangkan pelajaran dipikirkan sendiri, tidak ada kritikan yang membangun, lebih besar keragu-raguan dalam mengambil kesimpulan akhir. Apakah hasil belajar siswa tersebut lebih baik dengan berkelompok, untuk dapat mengetahui lebih lanjut perlu dilakukan penelitian.

0 komentar:

Post a Comment