Katub adalah sejenis sayuran daun.
Tanaman dengan nama latin Sauropus adrogynus termasuk famili Euphorbiaceae.
Begitu populernya, tiap daerah punya sebutan bagi daun katub — memata (Melayu),
simani (Minangkabau), Katub (Sunda), kebing dan Katuban (Jawa), serta kerakur
(Madura). Tanaman Katub ini tumbuh di berbagai daerah di India, Malaysia, dan
Indonesia. Di Indonesia, ia tumbuh di dataran dengan ketinggian 2.100
meter di atas permukaan laut (MDPL). Bentuknya perdu dan bisa mencapai
tinggi 2-3 meter, dengan cabang-cabang yang cukup lunak.
Manfaat daun Katub untuk memperbanyak air susu ibu (ASI). Bayi dapat
dicukupi nutrisinya melalui ASI sejak lahir dan minimal 6 bulan sampai dengan 2
tahun atau lebih. Tapi, banyak sekali ibu kesulitan memberikan ASI eksklusif
karena kurang lancarnya ASI sehingga tidak tercukupi nutrisi untuk bayinya
berupa Docosahexaenoic Acid (DHA), Eicosapentaenoid Acid (EPA), dan Folic Acid
yang didapatkan melalui asupan makanan ibunya. Daun Katub (Sauropus Androgynus)
sejak dulu terbukti bisa memperlancarkan ASI, diduga karena efek hormonal dari
kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik. Berdasarkan penelitian daun Katub
mengandung efedrin. Selain itu, menurut penelitian, dalam 100 g daun Katub
terkandung: energi 59 kal, protein 6,4 g, lemak 1,0 g, hidrat arang 9,9 g,
serat 1,5 g, abu 1,7 g, kalsium 233 mg, fosfor 98 mg, besi 3,5 mg, karoten
10020 mcg (vitamin A), B, dan C 164 mg, serta air 81 g. Sejak tahun 2000-an, daun
Katub diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka untuk memperlancar ASI dan telah
beredar di Indonesia. (http://www.majalah-farmacia.com/, 2007).
Berhubung Katub merupakan
satu-satunya tanaman lokal yang memiliki kadar klorofil tinggi, maka di
dalamnya terkandung antioksidan dalam jumlah besar yang sangat bermanfaat untuk
mencegah radikal bebas dan mencegah penuaan dini. Ia juga berkhasiat untuk
menanggulangi penyakit kurang darah (anemia), meningkatkan efisiensi absorsi
saluran pencernaan, mengecegah kelelahan, dan menghambat terjadinya penyakit
kronis pembuluh darah.
Beberapa manfaat daun Katub
lainnya di antaranya:
- Menyembuhkan bisul, borok, menghilangkan darah kotor, serta menyembuhkan demam dan influenza, karena mengandung banyak vitamin C (lebih tinggi dari jeruk maupun jambu biji) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, termasuk untuk meningkatkan ketahanan tubuh, membentuk kolagen, mengangkut lemak, mengatur tingkat kolesterol, menyembuhkan luka, serta meningkatkan fungsi otak agar bekerja maksimal.
- Mencegah penyakit mata, meningkatkan pertumbuhan sel, dan menjaga kesehatan kulit, karena mengandung banyak vitamin A.
- Membangkitkan vitalitas seks serta meningkatkan kualitas dan jumlah sperma, karena kaya senyawa fitokimia.
- Mencegah osteoporosis, karena mengandung banyak kalsium yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kepadatan tulang.
Disarankan untuk merebus dan menumis
daun Katub terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Ini terutama untuk menghilangkan
sifat racun (antiprotozoa) pada daun Katub. Yang perlu diperhatikan,
mengkonsumsi daun Katub dalam jumlah banyak maupun dalam kondisi mentah dapat
mengakibatkan berbagai efek samping yang buruk bagi tubuh. Selain mengganggu
penyerapan kalsium dan fosfor, bahkan dapat mengakibatkan gejala sulit tidur,
tidak enak makan, dan sesak nafas. ( http://khasiatbuah.com/daun-Katub.htm, 2007)
Efek Farmakologis, Daun Katub berkhasiat
memperbanyak air susu, untuk demam, bisul, borok dan darah kotor. Tiga peneliti
menyatakan infus daun Katub dapat meningkatkan produksi air susu pada mencit.
Infus daun Katub dapat meningkatkan jumlah asini tiap lobulus kelenjar susu
mencit. Satu peneliti menyatakan isolat fase eter dan ekstrak petroleum eter
daun Katub tidak menyebabkan peningkatan sekresi air susu yang bermakna. Satu
peneliti menyatakan bahwa dekok akar Katub mempunyai efek antipiretik terhadap
burung merpati. Infus akar Katub mempunyai efek diuretik dengan dosis 72 mg/100 g
bb. Konsumsi sayur Katub oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi
perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan
lama menyusui. Proses perebusan daun Katub dapat menghilangkan sifat anti
protozoa. Pemberian infus daun Katub kadar 20 %, 40 %, dan 80 % pada mencit
selama periode organogenesis tidak menyebabkan cacat bawaan (teratogenik) dan
tidak menyebabkan resorbsi. Jus daun Katub mentah digunakan sebagai pelangsing
di Taiwan (Ferdianto, 2007)
Efek samping, Di Taiwan 44 orang
mengkonsumsi jus daun Katub mentah (150 g) selama 2 minggu - 7 bulan, terjadi efek
samping dengan gejala sukar tidur, tidak enak makan dan sesak nafas. Gejala
hilang setelah 40-44 hari menghentikan konsumsi jus daun Katub. Hasil biopsi
dari 12 pasien menunjukkan bronkiolitis obliterasi.(9) Sejumlah 178 pasien
mengkonsumsi jus daun Katub mentah dengan dosis 150 g / hari (60,7 %), digoreng
(16,9 %), campuran (20.8 %), dan digodok (1,7 %), selama 7 bulan - 24 bulan.
Terdapat efek samping setelah penggunaaan selama 7 bulan berupa gejala
obstruksi bronkiolitis sedang sampai parah, sedangkan konsumsi selama 22 bulan
atau lebih menyebabkan gejala bronkiolitis obliterasi yang permanen. Di Amerika,
sejak tahun 1995 daun Katub goreng, salad daun Katub, dan minuman banyak
dikonsumsi oleh masyarakat sebagai obat antiobesitas (pelangsing tubuh). Penelitian
dilakukan terhadap 115 kasus bronkiolitis obliterasi (110 perempuan dan 5
pria), berumur antara 22-66 tahun yang sebelumnya mengkonsumsi daun Katub. Pada
uji fungsi paru terlihat obstruksi sedang sampai parah. Pengobatan dengan
campuran kortikosteroid, bronkodilatasi, eritromisin, dan zat imunosupresi
hampir tidak berkhasiat. Setelah 2 tahun bronkiolitis obliterasi berkembang
menjadi parah dan terjadi kematian pada 6 pasien (6,1 %).(Ferdianto, 2007)
0 komentar:
Post a Comment