BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masa dewasa muda adalah masa bagi kehidupan seseorang yang berusia
antara 20–40 tahun. Pada masa ini, keadaan fisik berada pada kondisi puncak dan
kemudian menurun secara perlahan. Dalam sisi perkembangan psikososial, terjadi
proses pemantapan kepribadian dan gaya hidup serta merupakan saat membuat
keputusan tentang hubungan yang intim. Pada saat ini, kebanyakan orang menikah
dan menjadi orang tua.
Remaja (Adolescention) berasal dari kata latin,
yaitu Adolescere yang berarti masa
muda. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Remaja sebagai individu yang sedang
mengalami masa peralihan yang berangsur-angsur mencapai kematangan seksual,
jiwanya berkembang dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa dan keadaan ekonominya
beralih dari ketergantungan menjadi relatif mandiri.
Satu dari lima penduduk Indonesia berumur usia remaja, menurut data
profil Kesehatan Indonesia tahun 2007, 21 % populasi penduduk Indonesia berusia
remaja 10–19 tahun, dan separuh dari jumlah itu adalah remaja putri dan banyak
dari mereka yang harus mengalami resiko kehamilan diusia muda, baik yang diinginkan
maupun tidak.
Diperkirakan 70.000 orang remaja putri umur antara 15 sampai 19
tahun meninggal setiap tahun karena selama kehamilan dan persalinan. Lebih dari
1.000.000 orang bayi yang dilahirkan oleh remaja putri meninggal sebelum
berusia 1 tahun. sedangkan remaja umur 15–19 tahun setiap tahunnya melahirkan
sebanyak 15 juta orang.
Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja penting diberikan kepada
remaja sehingga remaja dapat menggunakan waktu remajanya yang terbatas untuk
melakukan kegiatan produktif dan sehat, karena remaja dengan pengetahuan
reproduksi yang rendah cenderung melakukan berbagai tindakan yang membahayakan
kesehatan.
Banyak fakta menjelaskan bahwa banyak permasalahan yang timbul
karena pernikahan dini sehingga terjadinya kehamilan pada usia dini seperti
resiko pada persalinan, terjadinya perdarahan, bayi lahir cacat serta
problematika sosial lain. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
remaja tentang resiko kehamilan pada usia dini.
Dengan demikian jelaslah bahwa pengetahuan merupakan faktor penting
dalam upaya meningkatkan
kesehatan reproduksi remaja, karena dengan baiknya pengetahuan masyarakat maka
semakin memahami dan mampu melaksanakan peningkatan kesehatan reproduksi remaja.
0 komentar:
Post a Comment