Menurut Depkes RI (2005) resiko
kehamilan pada usia dini adalah rahim dan panggul belum mencapai ukuran dewasa Ditinjau
dari segi gizi kehamilan pada remaja merupakan hal yang beresiko. Gizi yang
diperlukan oleh para remaja yang hamil ini berkonpetisi antara kebutuhan mereka
terhadap pertumbuhan dan perkembangan dan perkembangan janin. beragam resiko
terjadinya anemia, bayi prematur, bayi berat lahir rendah, kematian bayi dan
penyakit menular seksual meningkat pada remaja yang hamil sebelum usia 16
tahun.
a.
Belum matangnya organ reproduksi
Selama pubertas tulang dan organ
reproduksi mengalami perkembangan. rasio atau perbandingan organ kandungan
wanita muda antara corpus ke isthmus dan cervix belumlah sempurna. Corpus
uterus (kandungan) ibu muda lebih kecil karena proses pertumbuhan uterus itu
sendiri masih berlangsung dan belum sempurna, Rasio corpus dan cervix hanya
1:1, sedangkan pada wanita dewasa perbandingannya adalah 2:1. Organ reproduksi
yang immature ini menjelaskan mengapa kehamilan muda memiliki resiko bagi
kesehatan ibu dan bayinya, selain itu banyak para remaja putri terutama di
Indonesia memiliki postur tubuh yang kecil, menyebabkan kesulitan saat
persalinan, keadaan ini dikenal sebagai Cephalo pelvic disproporsi (Disproporsi
kepala panggul) sangat mungkin terjadi (Ami, 2007).
b. Abortus
Wanita dalam usia dini dengan belum
matangnya alat reproduksi, mengalami kejadian abortus. Dibuktikan dengan
terjadinya abortus sering terjadi pada wanita yang belum matang secara
emosional, dan sangat mengguatirkan resiko kehamilan. Dalam hal tersebut
peranan dokter dalam menyelamatkan kehamilan sangat penting. Usaha-usaha dokter
untuk mendapat kepercayaan pasien, dan menerang kan segala sesuatu sangat
membantu (Wiknjosastro, 2005)
c.
Ibu Hamil tidak mau makan dan
muntah terus.
Ibu hamil yang mengalami
muntah–muntah terus (hyperemisis gravidarum ), keadaan disebabkan oleh
karena kurang mampunya tubuh beradaptasi akan kadar hormon yang meningkat
karena adanya janin dalam kandungan, muntah yang terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan syok karena kurangnya cairan dalam tubuh ibu.
d.
Kurang Darah (Anemia)
Ditandai dengan pucat, lesu, lemah,
pusing dan sering sakit, pemeriksaan Hb kurang dari 8 gram %. Anemia atau
kurang darah merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu. Ibu hamil yang
anemia tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh ibu dan janin akan nutrisi dan
oksigen yang dibawa dalam darah, sehingga pertumbuhan bayi terganggu. Wanita
yang anemia saat melahirkan dapat
mengalami syok karena kehilangan banyak darah dan dapat menyebabkan kematian.
e.
Berat badan ibu tidak naik.
Selama kehamilan, ibu hamil
diharapkan mengalami pertumbuhan janin. Tidak adanya kenaikan berat badan yang
diharapkan menunjukan kondisi malnutrisi ibu mengindikasikan pertumbuhan
janin yang terhambat.
f.
Bengkak tangan/wajah, pusing
dan kejang.
Dapat merupakan tanda adanya preeklamsi,
yaitu meningkatnya tekanan darah pada kehamilan. Biasanya terjadi pada usia
kehamilan 20 minggu (akhir semester 2 atau pada semester 3) walau dapat
dijumpai lebih awal, preeklamsi merupakan penyumbang angka kematian ibu
dan bayi yang tinggi. Preeklamsi dapat diikuti terjadinya eklamsi
yaitu kejang dengan disertai peningkatan tekanan darah. Satu dari 50 wanita dan
satu dari 14 bayi meninggal dunia yang disebabkan oleh eklamsi (DepKes
RI, 2005).
g.
Gerakan Janin berkurang atau
tidak ada.
Sejak usia kehamilan 5 bulan, ibu
sebaiknya memantau gerakan janin. Gerakan janin diharapkan dirasakan olah ibu 3
kali setiap jam, jika ibu merasa kurang dari itu, menunjukkan bayi tidak aktif,
harus berkonsultasi dengan bidan atau dokter.
h.
Penyakit ibu yang berpengaruh
terhadap kehamilan.
Ibu dengan sakit jantung beresiko hamil karena
pada keadaan kehamilan jantung dituntut bekerja lebih keras untuk memompa
darah. Ibu hamil dengan penyakit jantung juga beresiko melahirkan bayi dengan
barat badan lahir rendah.
i.
Ketuban pecah dini.
Ketuban pecah dini mempermudah
terjadinya infeksi pada kandungan yang membahayakan jiwa ibu.
j.
Kehamilan tidak maju.
Dapat terjadi karena kontraksi
yang tidak tepat, malposisi, cephalo pelvic disproportion .
kehamilan yang terhambat ini dapat mengakibatkan infeksi postpartum
yang berat dan meningkatkan resiko penyakit radang
panggul,
kemandulan dan lika neurologist. Wanita dengan kehamilan tidak maju
segera dirujuk kerumah sakit.
k.
Pendarahan
Pendarahan pada awal kehamilan dapat
merupakan tanda keguguran, pendarahan pada usia kehamilan 4 sampai 9 bulan
dapat menunjukan plasenta letak rendah dalam rahim dan dapat menutup
jalan lahir. Pendarahan pada akhir kehamilan dapat merupakan tanda plasenta terlepas
dari rahim, perdarahan yang hebat dan terus menerus setelah melahirkan dapat
menyebabkan ibu kekurangan darah dan merupakan tanda bahaya dimana ibu bersalin
harus segera mendapat pertolongan yang tepat dari bidan atau dokter ( DepKes
RI, 2005).
0 komentar:
Post a Comment