Pijat perineum adalah teknik memijat perineum
di kala hamil atau beberapa minggu sebelum melahirkan guna meningkatkan aliran
darah ke daerah ini dan meningkatkan elastisitas perineum. Peningkatan
elastisitas perineum akan mencegah kejadian robekan perineum maupun episiotomi.
Masase perineum merupakan pengobatan, pemijatan, pengurutan dan penepukan yang
dilakukan secara sistematik pada perineum..
Tujuan masase perineum adalah mempersiapkan
jaringan perineum dengan baik untuk proses peregangan selama proses persalinan
akan mengurangi robekan perineum dan mempercepat proses penyembuhannya.. (Wiknjosastro, 2007).
Intervensi ini telah diuji secara acak pada
suatu penelitian terkontrol terhadap 1034 wanita yang belum pernah melahirkan
per vaginam dan 493 wanita dengan riwayat melahirkan per vaginam. Kelompok
studi tersebut mulai melakukan masase pada minggu ke-34 hingga ke-35 kehamilan
dengan minyak biji almond manis selama 10 menit setiap hari. Setelah melakukan
masase perineum, lebih dari 9,2% wanita nulipara melahirkan dengan perineum dalam
keadaan tetap untuh. Semakin sering masase dilakukan, semakin baik hasilnya,
keuntungannya tidak signifikan bagi wanita nulipara. Masase perineum dalam
periode antenatal dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk episiotomi dan
risiko laserasi kedua dan ketiga (Shipman et al 1997). Dale dan Cornwell (1994)
menginvestigasi penggunaan minyak lavender untuk pemulihan perineum pada lebih
dari 650 ibu postpartum dan meskipun hasilnya tidak dapat menyimpulkan
pemulihan luka, wanita dilaporkan merasa jauh lebih santai dan mengalami lebih
sedikit nyeri perineum.
Pijat perineum mulai populer sejak tahun 1999.
Tepatnya, sejak muncul sebuah artikel di American Journal of Obtetrics and
Gynaecology tulisan dr. Labrecque M, seorang dokter kandungan di Watford
General Hospital, Inggris, yang menganjurkan persalinan alami pada mereka yang
tidak mengalami masalah selama masa kehamilannya. Ia melakukan riset tentang
efektivitas dan manfaat pijat perineum dalam mencegah terjadinya perobekan
serta mengurangi episiotomi pada proses persalinan alami. (Muslihayaton, 2006)
0 komentar:
Post a Comment