Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan")
atau kebiasaan, dalam pengertian
yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan
menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
biasanya dari suatu negara,
kebudayaan,
waktu, atau agama yang sama. Hal
yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang
diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan,
karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah (Wiki, 2009).
Pengaruh
teman sangat kuat. Hal ini membuat remaja punya kecendrungan pakai patokan
norma teman di bandingkan norma yang berlaku dimasyarakat. Karena remaja hidup
dalam dunia tersendiri, remaja merasa sama dan satu jenis serta satu dalam
segala hal. Lingkungan sekitar tempat tinggal anak sangat mempengaruhi
perkembangan pribadi anak. Disitulah anak itu memperoleh pengalaman bergaul
dengan teman diluar rumah dan sekolah. Lingkungan sekitar rumah memberikan pengaruh
sosial terutama pada anak diluar keluarga. Disini remaja mendapat pengalaman
untuk mengenal lingkungan sosial baru yang berlainan dengan yang dikenalnya
dirumah. Dalam lingkungan itu ia dapat mempelajari hal-hal yang baik
(Sutjiningsih, 2004).
Akan
tetapi remaja juga dapat mempelajari hal-hal yang buruk, tergantung sifat
kelompoknya, sosialisasi menyebabkan individu akan mempelajari pola kebudayaan
yang funda mental seperti bahasa, cara berjalan, duduk, makan, apa yang
dimakan, berkelakuan sopan, mengembangkan sifat yang dianut dalam masyarakat.
Seperti sikap terhadap agama, seks, orang yang tua, pekerjaan, rekreasi dan
segala sesuatu yang perlu bagi warga masyarakat yang baik. Remaja mengalami
suatu masa peralihan yang mencakup berbagai perubahan. Perubahan yang
dialaminya tidak hanya meliputi perubahan madani yang terlibat dari akualisasi
kewanitaan dan kejantanan, melainkan juga perubahan-perubahan yang tidak mudah diamati
orang lain (Sutjiningsih, 2004).
Perubahan-perubahan
didalam tumbuhnya dirasakan oleh si remaja yang juga di penuhi tanya. Remaja
tidak mengerti, tetapi sudah terlanjur jauh dengan orang tua. Akhirnya mereka
merasa cemas akan dirinya sendiri dan bertanya kepada temannya. Teman dengan
dasar pegangan hidup yang baik dapat membantu teman yang tidak tahu arah maupun
kehilangan tempat bertanya. Sebaliknya teman yang masih labil dan mungkin telah
menyerap dalam perjuangan hidup kearah pendewasaan, tentunya sulit memberikan
pertolongan dan malah akan menjerumuskan (Sutjiningsih, 2004).
Salah
satu ciri remaja adalah terikat dengan kelompok. Remaja dalam kehidupan sosial
sangat tertarik kepada kelompok sebayanya, sehingga jarang orang tua dinomor
duakan, sedangkan kelompokkannya di nomor satukan. Apa yang diperbuatnya ingin
sama dengan anggota kelompok lainnya, kalau tidak sama ia akan merasa harga
dirinya turun. Dalam pengalamanpun remaja berusaha berbuat sama, misalnya
berpacaran. Apa yang dilakukan kelompok ditirunya, walaupun yang dilakukan itu
tidak baik (Sutjiningsih, 2004).
0 komentar:
Post a Comment