1.
Mengembangkan Keterampilan Hubungan Sosial
Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Oleh karena itu kita dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Ketrampilan-ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial.
Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Oleh karena itu kita dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Ketrampilan-ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial.
Ketrampilan
tersebut harus mulai dikembangkan sejak masih anak-anak, misalnya dengan
memberikan waktu yang cukup buat anak-anak untuk bermain atau bercanda dengan
teman-teman sebaya, memberikan tugas dan tanggungjawab sesuai perkembangan
anak, dsb. Dengan mengembangkan ketrampilan tersebut sejak dini maka akan
memudahkan anak dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan berikutnya sehingga ia
dapat berkembang secara normal dan sehat.
Ketrampilan
sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting dan krusial
manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa
remaja individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh
teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan. Kegagalan remaja
dalam menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial akan menyebabkan dia sulit
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa
rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang
normatif (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan bahkan dalam perkembangan
yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja,
tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.
Berdasarkan
kondisi yang ada, maka amatlah penting bagi remaja untuk dapat mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan diri.
Permasalahannya adalah bagaimana cara melakukan hal tersebut dan aspek-aspek
apa saja yang harus diperhatikan
Delapan
Aspek
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki ketrampilan sosial (sosial skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Ketrampilan-ketrampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri & orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal.
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki ketrampilan sosial (sosial skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Ketrampilan-ketrampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri & orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal.
Menurut
hasil studi, dalam kehidupan remaja terdapat delapan
aspek yang menuntut keterampilan sosial (social skills) yaitu:
• Keluarga
• Lingkungan
• Kepribadian
• Rekreasi
• Pergaulan dengan lawan jenis
• Pendidikan/sekolah
• Persahabatan dan solidaritas kelompok
• Lapangan kerja
• Keluarga
• Lingkungan
• Kepribadian
• Rekreasi
• Pergaulan dengan lawan jenis
• Pendidikan/sekolah
• Persahabatan dan solidaritas kelompok
• Lapangan kerja
2.
Pengertian Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Istilah ini digunakan dalam berbagai teori psikologi, seperti oleh Kurt Goldstein, Abraham Maslow, dan Carl Rogers. Goldstein adalah ahli yang pertama melihat bahwa kebutuhan ini menjadi motivasi utama manusia, sementara kebutuhan lainnya hanyalah manifestasi dari kebutuhan tersebut. Namun yang membuat istilah ini lebih mengemuka adalah teori Maslow tentang hirarki kebutuhan, yang menganggapnya sebagai tingkatan tertinggi dari perkembangan psikologis yang bisa dicapai bila semua kebutuhan dasar sudah dipenuhi dan pengaktualisasian seluruh potensi dirinya mulai dilakukan.
Aktualisasi diri adalah sebuah keadaan dimana seorang manusia telah merasa
menjadi dirinya sendiri, ia mengerjakan sesuatu yang disukainya dan ia mengerjakannya dengan gembira, dengan hati yang bernyanyi. Ia tidak lagi menempatkan keberhasilan dari pekerjaannya kepada ukuran yang biasanya berlaku, yakni penghasilan yang diperoleh dari hasil sebuah kerja. Ukurannya menjadi berubah sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang dianut dan difahami oleh dirinya.ktualisasi diri juga dapat diartikan bagaimana kita mengembangkan kekuatan diri kita sendiri. Dan untuk mempraktekkan aktualisasi diri diperlukan kesehatan dan kekayaan mental (kepercayaan diri, disiplin, tanggung jawab, dan integritas), karena dengan ini semua maka kita tahu mengenai kelebihan kita dan mampu mencapai apa yang diinginkan.Simpelnya Maslow bilang, proses aktualisasi diri adalah perkembangan atau penemuan jati diri dan mekarnya potensi yang ada atau yang terpendam. Istilah lainnya ‘menjadi manusiawi secara penuh’
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Istilah ini digunakan dalam berbagai teori psikologi, seperti oleh Kurt Goldstein, Abraham Maslow, dan Carl Rogers. Goldstein adalah ahli yang pertama melihat bahwa kebutuhan ini menjadi motivasi utama manusia, sementara kebutuhan lainnya hanyalah manifestasi dari kebutuhan tersebut. Namun yang membuat istilah ini lebih mengemuka adalah teori Maslow tentang hirarki kebutuhan, yang menganggapnya sebagai tingkatan tertinggi dari perkembangan psikologis yang bisa dicapai bila semua kebutuhan dasar sudah dipenuhi dan pengaktualisasian seluruh potensi dirinya mulai dilakukan.
Aktualisasi diri adalah sebuah keadaan dimana seorang manusia telah merasa
menjadi dirinya sendiri, ia mengerjakan sesuatu yang disukainya dan ia mengerjakannya dengan gembira, dengan hati yang bernyanyi. Ia tidak lagi menempatkan keberhasilan dari pekerjaannya kepada ukuran yang biasanya berlaku, yakni penghasilan yang diperoleh dari hasil sebuah kerja. Ukurannya menjadi berubah sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang dianut dan difahami oleh dirinya.ktualisasi diri juga dapat diartikan bagaimana kita mengembangkan kekuatan diri kita sendiri. Dan untuk mempraktekkan aktualisasi diri diperlukan kesehatan dan kekayaan mental (kepercayaan diri, disiplin, tanggung jawab, dan integritas), karena dengan ini semua maka kita tahu mengenai kelebihan kita dan mampu mencapai apa yang diinginkan.Simpelnya Maslow bilang, proses aktualisasi diri adalah perkembangan atau penemuan jati diri dan mekarnya potensi yang ada atau yang terpendam. Istilah lainnya ‘menjadi manusiawi secara penuh’
Teori
Kebutuhan Maslow, termasuk konsep aktualisasi diri yang ia definisikan sebagai
keinginan untuk mewujudkan kemampuan diri atau “keinginan untuk menjadi apapun
yang seseorang mampu untuk mencapainya.”. Aktualisasi diri ditandai dengan
penerimaan diri dan orang lain, spontanitas, keterbukaan, hubungan dengan orang
lain yang relatif dekat dan demokratis, kreativitas, humoris, dan mandiri—pada
dasarnya, memiliki kesehatan mental yang bagus atau sehat secara psikologis.
Maslow menempatkan perjuangan untuk aktualisasi diri pada puncak hierarki
kebutuhannya, hal ini berarti bahwa pencapaian dari kebutuhan paling penting
ini bergantung pada pemenuhan seluruh kebutuhan lainnya. Kesukaran untuk
memenuhi kebutuhan ini di akui
oleh Maslow, yang memperkirakan bahwa lebih sedikit dari 1 persen orang dewasa yang mencapai aktualisasi diri.
oleh Maslow, yang memperkirakan bahwa lebih sedikit dari 1 persen orang dewasa yang mencapai aktualisasi diri.
Aktualisasi
diri adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia terhadap apa
yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Ia mulai mencari tahu untuk apa dirinya diciptakan dan dikirimkan Tuhan YME ke muka bumi ini. Semua manusia akan mengalami fasa itu, hanya saja sebagian dari manusia terkena jebakan pada nilai-nilai atau ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahapan yang dikemukakan Maslow. Kalau saja seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan terakhir, tahap aktualisasi diri, maka ia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya. Apa misi yang harus dilaksanakannya dalam kehidupannya di muka bumi, untuk apsaja diciptakan.
yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Ia mulai mencari tahu untuk apa dirinya diciptakan dan dikirimkan Tuhan YME ke muka bumi ini. Semua manusia akan mengalami fasa itu, hanya saja sebagian dari manusia terkena jebakan pada nilai-nilai atau ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahapan yang dikemukakan Maslow. Kalau saja seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan terakhir, tahap aktualisasi diri, maka ia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa dirinya sebenarnya. Apa misi yang harus dilaksanakannya dalam kehidupannya di muka bumi, untuk apsaja diciptakan.
Aktualisasi
diri akan menjadikan seseorang mulai melihat kepada raga nya
sendiri atau apa apa yang melekat bersama tubuh. Raga manusia memiliki banyak keterbatasan kemampuan. Keterbatasan itu adalah rahmat dari Tuhan YME agar manusia tidak terjebak kepada mengusahakan sesuatu yang memang bukan untuk itu ia diciptakan. Kalau coretan tangannya kaku dan tidak indah, maka tentunya membuat lukisan atau kaligrafi adalah sesuatu yang jauh dari dirinya.
sendiri atau apa apa yang melekat bersama tubuh. Raga manusia memiliki banyak keterbatasan kemampuan. Keterbatasan itu adalah rahmat dari Tuhan YME agar manusia tidak terjebak kepada mengusahakan sesuatu yang memang bukan untuk itu ia diciptakan. Kalau coretan tangannya kaku dan tidak indah, maka tentunya membuat lukisan atau kaligrafi adalah sesuatu yang jauh dari dirinya.
Aktualisasi
diri berarti mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Salah satu
yang dibutuhkan untuk menyokong adalah mengembangkan peran feminin maupun
maskulin (androgen), baik untuk laki-laki maupun perempuan. Kepribadian
seseorang akan berkembang sehat bila terpenuhi kebutuhannya untuk aktualisasi
diri. Namun, dalam kenyataan, tidak banyak orang yang dapat mencapainya.
Untuk
mengembangkan berbagai kapasitas manusiawi yang dimiliki, baik fisik, psikis,
sosial, dan spiritual, setiap orang butuh lingkungan sosial yang kondusif.
Lingkungan sosial itu terutama adalah keluarga dan sekolah
3.
Kendala-Kendala Dalam Aktualisasi Diri
Hambatan-hambatan dalam mengaktualisasikan diri adalah ebagai berikut :
Hambatan dari individu berupa ketidaktahuan, keraguan, dan rasa takut individu mengungkapkan potensi dirinya.
Hambatan dari luar lingkungan berupa perpecahan
Pengaruh negative yang akan ditimbulakn oleh kebutuhan akan rasa aman yang kuat .
Hambatan-hambatan dalam mengaktualisasikan diri adalah ebagai berikut :
Hambatan dari individu berupa ketidaktahuan, keraguan, dan rasa takut individu mengungkapkan potensi dirinya.
Hambatan dari luar lingkungan berupa perpecahan
Pengaruh negative yang akan ditimbulakn oleh kebutuhan akan rasa aman yang kuat .
Kemudian ada
kendala – kendala yang lain dalam mengaktualisasikan diri adalah :
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluri yang paling lemah, sehingga dapat dengan mudah dikuasai pleh kebiasaan, tekanan, kebudayaan, dan sikap yang selah terhadap aktualisasi diri.
Orang sering takut untuk mengetahui diri sendiri yang sebanarnya penting untuk aktualisasi diri.
Aktualisasi diri pada umumnya memerlukan lingkungan yang memberi kebebasan kepada seseorng bebas untuk mengungkapkan dirinya, menjelajah, membenci kebebasan kepada seseorang bebas untuk mengungkapkan dirinay.
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluri yang paling lemah, sehingga dapat dengan mudah dikuasai pleh kebiasaan, tekanan, kebudayaan, dan sikap yang selah terhadap aktualisasi diri.
Orang sering takut untuk mengetahui diri sendiri yang sebanarnya penting untuk aktualisasi diri.
Aktualisasi diri pada umumnya memerlukan lingkungan yang memberi kebebasan kepada seseorng bebas untuk mengungkapkan dirinya, menjelajah, membenci kebebasan kepada seseorang bebas untuk mengungkapkan dirinay.
0 komentar:
Post a Comment