PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu masalah yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang berpotensi,
kreatif dan memiliki ide yang cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa
depan yang lebih baik. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk
meningkatkan sumberdaya manusia dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi,
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu cepat dewasa ini telah mengakibatkan perubahan disetiap sektor kehidupan, termasuk sektor pendidikan. Pada sektor inilah yang sering sekali mengalaini perubahan, karena pendidikan
merupakan serangkaian peristiwa yang komplek yang memungkinkan manusia untuk
tumbuh dan berkembang menjadi pribadi vang utuh.
Pada dasarnya, pendidikan merupakan salah satu
faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa
ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di negara itu. Salah satu usaha
untuk memajukan pendidikan di suatu negara adalah dengan cara mendirikan clan
mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.
Pendidikan juga mempunyai tugas menyiapkan
peserta didik untuk hari esok, suatu masa dengan pendidikan yang menuntut banyak
persyaratan baru yang tidak pernah diduga sebelumnya dan malah sebagian besar
masih berupa teka teki. Dengan menyadari bahwa sistem
pendidikan itu merupakan sub sistem dari system pembangunan
Nasional, sebagaimana tercantum dalam UURI No. 20 (2003 - 8) sebagai
berikut:
Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan
kehidupan bangsa. bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga, yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Muchtar (2003:34)
mengemukakan bahwa "Pendidikan juga diartikan sebagai usaha sadar orang dewasa dan disengaja serta
bertanggung jawab untuk mendewasakan anak yang belum dewasa dan berlangsung terus menerus".
Dalam proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan
sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik,
terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sisternatis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap berkesinambungan dan sistemik oleh karena berlangsung
dalarn semua situasi dan kondisi, di semua lingkungan
yang saling mengisi baik lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat. Diantara tiga pusat pendidikan, sekolah
merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk
melaksanakan pendidikan. Seperti telah diketahui bahwa kemajuan zaman, keluarga ticlak mungkin lagi memenuhi
seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda
terhadap IPTEK. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah
dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan
masyarakat. Alternatif dilaksanakan tentang kebijakan nasional adalah secara bertahap mengembangkan
sekolah menjadi suatu tempat pusat pelatihan manusia
Indonesia di masa depan. Dengan kata lain sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah yang mencerminkan
masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara
optimal ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tetap terpijak kepada ciri keindonesiaan. Dengan demikian pendidikan
di sekolah seyogyanya secara seimbang dan serasi mer aspek pembudayaan,
penguasaan pengetahuan dan memiliki ketrampilan peserta didik.
Upaya dapat dilakukan sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolah yaitu pengajaran yang secara serentak memberi peluang pencapaian tujuan
instruksional bidang studi dan tujuan pendidikan lainnya. Ini sangat didukung oleh peranan guru yang bersumber
dari kegiatan belajar mengajar yang aktual dari keteladanan. Dengan demikian proses
belajar mengajar (PBM) dapat memberikan peranan dan tanggung jawab yang
selaras dan seimbang antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar yakni
pendekatan ketrampilan proses dalam upaya mewujudkan PBM yang mendidik perlu
diketahui bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar
mengajar akan membawa berbagai dampak atau efek kepada siswa baik efek
instruksional maupun efek penggiring.
Program pengajaran tidak lepas dari kurikulurn
yang telah ditawarkan oleh pemerintah.
Pada kurikulurn sudah ada bidang studi yang akan diajarkan serta tujuan yang harus
dicapai. Salah satu bidang studi yang terdapat
pada sekolah lanjutan tingkat pertama, yaitu pendidikan Matematika. Sebagai guru matematika maka di berikan
kewenangan dalam menjalankan tugasnya. Tugas guru matematika sebenarnya
sama saja dengan guru umum lainnya, hanya dalam aspek‑ aspek tertentu saja yang
terdapat perbedaan, terutama yang erat kaitannya dengan pemecahan masaalah,
karena keberhasilan dalam pembelajaran matematika terdapat dalam pengelolaan
Pembelajaran.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut Admin (2005) Pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi
individu lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan mentalnya sehingga
dapat survive di dalam kompetisi kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk menyesuaiakan diri dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Upaya dapat
dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah yaitu pengajaran yang
secara serentak memberi peluang pencapaian tujuan instruksional bidang studi
dan tujuan pendidikan lainnya. Ini sangat didukung oleh peranan guru yang bersumber
dari kegiatan belajar mengajar yang aktual dari keteladanan. Dengan demikian
proses belajar mengajar (PBM) dapat memberikan peranan dan tanggung jawab yang selaras dan seimbang
antara guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar yakni pendekatan
keterampilan proses dalam upaya mewujudkan PBM yang mendidik perlu diketahui
bahwa setiap keputusan dan tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar mengajar
akan membawa berbagai efek kepada siswa baik efek instruksional maupun efek
penggiring.
Program pengajaran
tidak lepas dari kurikulum yang telah ditawarkan oleh pemerintah. Pada
kurikulum sudah ada bidang studi yang akan diajarkan serta tujuan yang harus
dicapai. Salah satu bidang studi yang akan terdapat pada Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama yaitu Pendidikan Matematika. Tugas guru matematika erat
kaitannya dengan pemecahan masalah, karena keberhasilan dalam pembeljaran
matematika terdapat dalam pemecahan masalah.
Menurut (Muhaimin,
2003), indikator guru yang profesianal ada 6 unsur, yaitu:
1.
Selalu membuat perencanaan konkret dab detail yang siap untuk dilaksanakan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
2.
Berusaha mengubah pola pikir lama menjadi pola pikir baru yang menempatkan
peserta didik sebagai arsitek pembangun gagasan dan guru berfungsi untuk
melayani.
3.
Bersikap kritis dan berani menolak kehendak yang kurang edukatif.
4.
Berkehendak mengubah pola tindakan dalam menetapkan peran peserta didik,
guru berperan dan bergaya mengajar.
5.
Berani meyakinkan kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat agar dapat
berpihak pada kepentingan peserta didik.
6.
Bersifat kreatif dalam membangun dan menghasilkan karya pendidikan seperti
pembuatan alat bantu belajar.
Guru merupakan
salah satu unsur yang sangat penting dan dominan dalam manajemen pendidikan
yang berperan sebagai pengajar, pendidik, administrator kelas. Kemampuan yang
diperlukan seorang guru adalah kemampuan dalam pengelolaan yang mencakup
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan.
Suprayekti
(2004:7) menyatakan bahwa ”Dalam pengelolaan kelas, kedudukan guru menjadi
sangat strategis untuk mencapai tujuan pendidikan dalam rangka menyukseskan
pendidikan nasional.” dengan demikian guru harus memiliki keterampilan
mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode, menggunakan
media, dan mengelola waktu. Kelima hal itu merupakan pendekatan guru untuk
mengkomunikasikan tindakan mengajarnya, demi tercapainya tujuan pembelajaran,
namun dalam pembelajaran tujuan pendidikan nasional dan daerah. Secara
operasional, sekolah-sekolah di SMPN Kota Sigli bidang pendidikan masih
mengalami kesulitan karena berbagai faktor antara lain: kemampuan guru
pendidikan matematika dalam merencanakan pembelajaran matematika masih
bervariasi antara satu guru dengan lainnya, kemampuan guru pendidikan
matematika dalam pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pendidikan matematika
masih sangat berbeda-beda sesuai dengan latar pendidikan dan komitmen
masing-masing, kemampuan guru pendidikan matematika masih belum mencapai
sasaran, karena masih adanya kendala-kendala baik yang datang dari peserta
didik, lingkungan keluarga, faktor fasilitas, dan faktor kurikulum.
0 komentar:
Post a Comment