BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faring dapat disebut juga daerah
pertahanan tubuh terdepan fungsi ini salah satunya dipegang oleh tonsil yang
merupakan bagian dari orofaring Tonsil mencegah agar infeksi tidak menyebar
keseluruh tubuh dengan cara menahan kuman yang masuk melalui mulut, hidung dan
kerongkongan oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan
(Rusmarjono. 2006)
Farigitis dan tonsillitis Bering
ditemukan bersamaan. Tonsilofaringgitis merupakan peradangan yang berulang,
pada tonsil dan faring yang memiliki faktor predisposisi antara lain rangsangan
kronis rokok, makanan tertentu, hygiene mulut yang buruk, Pasien yang biasa
bemafas melalui mulut karena hidungnya tersumbat, pengaruh cuaca dan pengobatan
tinsilofaringgitis sebelumnya yang tidak ade kuat (Rusmarjono, 2006)
Penularan faringitis terjadi melalui
droplet. menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis makan
jaringan limpois superficial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosid polimorfonuklear (Manjoer, 2001)
|
Faringitis adalah radang tenggorokan
(faring) bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Faringitis kronis adalah
merupakan suatu peradangan kronik dari mukosa faring dengan melibatkan struktur
kelenjar limfe setempat dan disertai dengan imflamasi pada tonsil dan daerah
sekitamya disebabkan oleh infeksi sinus kronis (Rusmarjono. 2006)
Terdapat dua bentuk faringgitis kronis,
hiperplastik dan atrofi. Faktor predisposisi proses radang kronis di faring ini
adalah rinithis kronis, sinusitis, iritasi kronik yang dialami perokok dan
peminum alcohol. Juga inhalasi uap yang merangsang mukosa faring pada pekerja
dilaboratorium. Infeksi dapat menyebabkan terjadi faringitis kronis ini. daerah
yang berdebu Beserta orang yang biasa bernafas melalui mulut, karena hidung
tersumbat merupakan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit
ini. (Tjokronego, 2000).
Pembesaran tonsil diukur menurut
derajatnya terhadap uvula. Semakin besar, akan semakin mendekati uvula. Besar
tonsil ditentukan sebagai berikut: TO tonsil didalam fosa tonsil atau telah
diangkat, T1 bila besamya 1/4 jarak arkus anterior dan uvula. T2
Bila besamya 2/4 Jarak arkus anterior dan uvula. T3 bila besarnya 3/4 jarak
arkus anterior dan uvula. T4 bila besarnya mencapai arkus anterior atau lebih
(Rusmarjono, 2006).
Peran perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan pada pasien Tn.A dengan faringitis ini dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan
keperawatan dengan menggunakan proses
perawatan sehingga dapat ditentukan diagnosa keperawatan agar bisa direncanakan
dan dilaksanakan tindakan yang dilakukan berupa pemasangan infus, memberian
obat secara oral yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia.
Kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan
ini dilakukan dari rang sederhana sampai dengan kompleks. (A. Aziz, 2004).
0 komentar:
Post a Comment