1.
Pengertian
Hypertonic uterine
contraction adalah His yang terlalu kuat dan
terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu sangat singkat.
Partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam dinamakan partus presipitatus
His
adalah kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna dengan sifat-sifat : Kontraksi simetris, fundus dominan kemudian
diikuti dengan relaksasi.
Distosia
His adalah kelainan his yang tidak normal dalam kekuatan ataupun sifatnya menyebabkan
rintangan pada jalan lahir yang lazim pada setiap persalinan, tidak dapat diatas
sehingga persalinan menggalami hambatan atau kemacetan.
2.
Etiologi
Kelainan
His terutama ditemukan pada primigravida, khususnya primigravida tua. Pada
multi para lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat hypertonic uterine contraction. factor herediter mungkin memegang
peranan penting dalam kelainan his. sampai seberapa jauh faktor emosi
(ketakutan dan lain-lain) mempengaruhi kelainan
his, belum ada persesuaian faham antara para ahli dalam kelainan His.
khususnya hypertonic uterine contraction,
ialah bahwa apabila bahagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan sekmen
bawah uterus seperti misalnya pada kelainan letak janin atau pada disproporsisefalo pervik. perenganan
rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda atau hidramnion juga dapat menjadi
factor penyebab dari hypertonic uterine contraction yang
murni. akhirya gangguan gangguan dalam pembentukan uterus pada masa embrional,
misalnya pada masa Uterus bikornis unikollis, dapat pula mengakibatkan kelainan
his. Akan tetapi sebahagian besar kasus
kurang lebih separonya. penyebab hypertonic
uterine contraction ini tidak diketahui. (Wiknjosastro, 2005)
3.
Patofisiolagi
His
dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian manjalar merata
simetris ke seluruh korpus uteri dengan
adanya dominasi kekuatan pada fundus uteri dimana lapisan otot uterus paling
dominan kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh, sehingga
tekanan dalam ruang amnion kembali ke asalnya sekitar 10 mmHg.
gambaran
uterus yang besar di sebelah kiri menunjukan 4 tempat dimana dipasang mikro
balon untuk mengukur/ mencatat tekanan pada miometrium terlihat bagaimana
kontraksi mulai menyebar, dan menjadi kuat dan akhirnya mengurang dan hilang. (
Mucktar, 1992)
4.
Klasifikasi
Kelainan His
a. Inersia
Uteri disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi dengan
kuat dan lebih dulu dari pada bagian bagian lain, peranan fundus tetap menonjol.
Kelainannya terletak dalam hal bahwa kontraksi uterus lebih aman. Singkat dan
jarang dari pada biasa. Keadaan umum pasien biasanya baik, dan rasa nyeri tidak
seberapa. Selama ketuban masih utuh
umumnya tidak banyak bahaya, baik bagi ibu maupun bagi bayi, kecuali jika persalinan
berlangsung terlalu lama, dalam hal terakhir ini morbilitas ibu dan mortalitas
bayi naik. Keadaan ini dinamakan inersia
uteri premer (Hypotonic uterine contraction)
b. His
terlampai kuat, (hypertonic uterine
contraction) his yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan
persalinan selesai dalam waktu sangat singkat. Partus yang sudah selesai kurang
dari 3 jam dinamakan partus presipitatus. Sifat his normal, tonos otot diluar
kontraksi juga normal, tonus otot diluar
his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. bahaya partus presipetatus bagi ibu adalah terjadinya
perlukaan luas pada jalan lahir. Khususnya servik uteri, vagina dan perenium sedangkan
bayi biasa mengalami pendarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut
mengalami tekanan kuat dalam waktu singkat.
c. Incoordinat uterine
action di sini sifat his berubah tonus otot
uterus meningkat juga diluar his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa
karena tidak ada sinkronnisasi antara kontraksi bagian bagiannya. tidak adanya
koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan his tidak
efisien dalam mengadakan pembukaan.
Disamping tonus otot
uterus yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu
dan dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His jenis ini disebut uncoordinet hypertonic uterine contraction.
Kadang- kadang pada persalinan lama dengan ketuban yang sudah lama pecah,
kelainan his ini menyebabkan spasmus sirkuler setempat sehingga terjadinya
penyempitan kavum uteri pada tempat itu. ini dinamakan lingkaran kontraksi atau
lingkaran konstriksi, secara tioritis lingkaran ini dapat terjadi dimana-mana.
akan tetapi biasanya ditemukan pada batas antara bagian atas dan sekmen bawah uterus. lingkaran kontriksi
tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam, kecuali bila pembukaan telah
lengkap sehingga tangan dapat dimasukan kedalam kavum uteri. (Wiknjosastro,
2005)
0 komentar:
Post a Comment