Pemberian
ASI sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental
dan kecerdasannya. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui sejak dini dengan benar dan
eksklusif. Oleh karena salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah
bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberi ASI kepada bayinya secara
eksklusif selama enam bulan pertama dan sampai anak berusia 2 tahun. Sehubungan
dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No.450/Menkes/VI/2004
tentang pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia, Program
peningkatan pemberian ASI eksklusif, mempunyai dampak yang luas terhadap status
gizi ibu dan bayi (Amori, 2007).
Menurut
United Nation Child Fondation (UNICEF
2006) menunjukan data bahwa bayi memiliki kemungkinan meninggal dunia pada
bulan pertama kelahirannya karena bayi di beri susu formula peluang itu 25 kali
lebih tinggi dari pada bayi yang diberi ASI eksklusif oleh ibunya. Banyak kasus
kurang gizi pada anak di bawah 2 tahun yang sempat melanda beberapa wilayah di
Indonesia dapat diminimalisasikan melalui pemberian ASI secara eksklusif.
Karena sudah seharusnya ASI eksklusif di jadikan sebagai prioritas utama
program di negara berkembang (Amori, 2007).
Di Indonesia
diperkirakan bahwa 20 bayi meninggal setiap jam sebelum mencapai usia satu
tahun hampir setengah dari kematian bayi ini terjadi pada masa neonatal yaitu pada bulan pertama
kelahiran. Hanya 3,7 % bayi di Indonesia di susui dalam satu jam pertama
setelah kelahiran dan angka kematian bayi masih relatif tinggi yaitu 35 per
1000 kelahiran hidup salah satu cara untuk mencegah terjadinya Angka Kematian
Bayi (AKB) ialah dengan pemberian ASI. sementara ini angka pemberian susu
formula semakin tinggi mencapai 65 % diperkotaan dan 44,3 % di pedesaan,
membudayanya pemberian susu formula di karenakan adanya anggapan bahwa
pemberian susu formula akan meningkatkan nilai prestise suatu keluarga (Juornal, 2008).
Menurut
Wold Heatlh Organitation WHO (2000) menunjukkan anak yang meninggal setiap
tahun 1,5 juta anak disebabkan karena
pemberian makanan yang tidak benar dan kurang dari 15% bayi di seluruh dunia di
beri ASI eksklusif selama 4 bulan, dan sering juga diberikan makanan pendamping
ASI yang tidak sesuai dan tidak aman. Penelitian menunjukkan, gangguan
pertumbuhan pada anak bawah lima tahun (balita) biasanya akibat kekurangan gizi
sejak dalam kandungan, pemberian makanan terlalu dini serta tidak cukup
mengandung energi dan zat besi terutama mineral (BKKBN, 2006).
Keputusan
Menteri Kesehatan RI No : 237/MENKES/SK/IV/1997 tentang Pemasaran penganti Air
susu Ibu dalam pasal 8 huruf c dikatakan “Tulisan yang berbunyi TIDAK COCOK
UNTUK BAYI BERUMUR KURANG DARI 6 BULAN. tulisan peringatan tidak cocok untuk
bayi ini tidak ada pada kemasan susu formula sehingga menyesatkan konsumen.
Kematian
anak balita terjadi di Negara berkembang mencapai 90%. Kematian bayi yang
disebabkan oleh diare dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) mencapai 40 %,
penyakit ini dapat dicegah dengan ASI
eksklusif. Semua cara dan usaha yang
dilakukan untuk mencegah kematian bayi dan balita dengan pemberian ASI yang
paling banyak bisa menurunkan angka kematian anak balita (BKKBN, 2006). UNICEF menyebutkan 10 juta kematian anak
balita dan 30 ribu kematian bayi di Indonesia tiap tahun bisa dicegah melalui
pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kelahiran tanpa ada
makanan dan minuman tambahan kepada bayi
(Amori, 2007).
Di Indonesia
diperkirakan bahwa 20 bayi meninggal setiap jam sebelum mencapai usia satu
tahun hampir setengah dari kematian bayi ini terjadi pada masa neonatal yaitu pada bulan pertama
kelahiran. Hanya 3,7 % bayi di Indonesia di susui dalam satu jam pertama
setelah kelahiran dan angka kematian bayi masih relatif tinggi yaitu 35 per
1000 kelahiran hidup salah satu cara untuk mencegah terjadinya Angka Kematian
Bayi (AKB) ialah dengan pemberian ASI. sementara ini angka pemberian susu
formula semakin tinggi mencapai 65 % diperkotaan dan 44,3 % di pedesaan,
membudayanya pemberian susu formula di karenakan adanya anggapan bahwa
pemberian susu formula akan meningkatkan nilai prestise suatu keluarga (Juornal, 2008).
0 komentar:
Post a Comment