Wednesday, 16 January 2013

CARA GURU BERKOMUNIKASI DENGAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI DALAM WILAYAH KECAMATAN



PENDAHULUAN


A Latar Belakang Masalah
Permasalahan  yang dihadapi pemerintah di bidang pendidikan yaitu untuk mengantisipasi era globalisasi. Pendidikan dituntut dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang kompeten agar mampu bersaing di dunia global. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan lulusan yang unggul (kompetitif) sehingga dapat eksis di dunia global. Agar lulusan pendidikan nasional memiliki  kompetitif tidak bisa terlepas dari kualitas manajemen pendidikan, bail  dalam hal efektivitas dan efisiensi proses kearah peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah dalam mengatasi permasalahan mutu pendidikan telah banyak berbuat melalui program-program peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dengan demikian setelah sebagai suatu lembaga formal pendidikan, harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, dengan jalan meningkatkan prestasi belajar siswanya. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan baik apabila ada keinginan dari siswa itu sendiri, guru sebagai tenaga pendidik disekolah, maupun kepala sekolah serta kerja sama antar unsur terkait.
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, bila dalam diri siswa (internal), maupun dari luar diri siswa (external). Pengenalan terhadap faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Berdasarkan kutipan diatas, maka peranan guru sangat diharapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk itu guru harus mampu berinteraksi dengan sebaik-baiknya dengan siswanya, baik dalam belajar maupun diluar jam belajar. Dengan perkataan lain guru harus mampu membenahi dirinya dalam hal berkomunikasi sebagai alat berinteraksi agar ia disenangi muridnya, dan pada gilirannya ia mampu meningkatkan perhatian atau motivasi terhadap pelajaran.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar IPS, guru tidak hanya memberikan informasi tetapi harus menerapkan prinsip-prinsip pengajaran IPS  yang berorientasi pada observasi dan penelitian. Pengetahuan IPS yang di peroleh dari hasil belajar pengalaman dan penyelidikan, akan lebih lama dapat di ingat serta berkesempatan menumpuk ekosistem dan keberanian dalam mengambil inisiatif. Maka oleh karena itu pengajaran IPS juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik siswa agar mencapai kualitas sesuai dengan tujuan pendidikan.
Prinsip-prinsip modern juga menuntut agar kegiatan belajar mengajar harus dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara lebih luas, untuk dapat mengolah, menggunakan nilai dan mengkomunikasikan hasil belajar dengan baik. Dengan demikian kemudahan akan timbul di pihak pengajar dan siswa-siswa pun memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan menyadari akan tujuan dan pentingnya pengajaran IPS, maka keberhasilan siswa dapat tergantung kepada pendidik untuk membawa siswa ke tingkat kematangan. Oleh sebab itu, tidak hanya guru yang baik, tetapi juga pada penggunaan metode komunikasi yang tepat. Dalam hal ini guru harus dapat mengenal dan menguasai berbagai jenis metode komunikasi dalam mengajar IPS.
Proses pendidikan hanya bisa dilakukan melalui adanya proses komunikasi dan serapan informasi secara instruksional, manajerial dan proporsional. Artinya hampir tidak ada proses pendidikan tampa melalui peoses komunikasi dan informasi.
Dalam mentransper ilmu dari guru kepada siswa maka elemen terpenting adalah metode komunikasi yang digunakan, komunikasi yang dipakai sebagai alat untuk memindahkan ilmu haruslah memiliki efektifitas tinggi, artinya setiap informasi yang dikomunikasikan haruslah dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa sehingga siswa dapat mengerti akan arti yang sebenarnya dari informasi yang didapat. Dalam kenyataan dilapangan factor komunikasi bukanlah hal yang sering dibicaranya karena komunikasi dianggap sebagai sesuatu yang umum digunakan sehingga dalam menilai penyebab turunnya prestasi siswa, factor komunikasi terabaikan. Dengan komunikasi yang kurang efektif maka informasi yang diterima siswa menjadi semu, kemampuan siswa untuk mencerna suatu informasi tidak sama, factor pengalaman, sosial budaya siswa akan sangat mempengaruhi kemampuan siswa untuk memahami suatu informasi. Sehingga informasi yang diterima dari sumber yang sama dan pada saat yang sama ditafsirkan berbeda oleh siswa. Pengunakan kata dan istilah serta bahasa tertentu dalam berkomunikasi mengakibatkan tingkat pemahaman siswa atas suatu informasi berbeda, sehingga mengakibatkan pengetahuan antar siswapun berbeda.
Berdasarkan kondisi diatas maka penulis berminat untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Cara guru berkomunikasi dengan siswa dalam proses pembelajaran IPS Terpadu di Seluruh SMP Negeri dalam wilayah Kecamatan”.
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu “Komunikasi apakah yang efektif bagi siswa dalam proses pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri dalam wilayah Kecamatan”.
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Cara komunikasi bagaimana komunikasi dilakukan oleh guru yang mudah difahami oleh siswa dalam proses pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri.
D Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:
Sebagai masukan dalam menentukan kebijakan dan dalam mendorong peningkatan komunikasi yang efektif agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagai wacana untuk meningkatkan komunikasi yang efektif yang akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan akan pentingnya peranan komunikasi yang efektif untuk meningkatkan prestasi siswa.
E Pertanyaan peneliti
Sesuai dengan tujuan penelitian maka yang menjadi pertanyaan peneliti adalah cara berkomunikasi bagaimakah yang mampu dipahami dengan baik oleh siswa dalam proses pembelajaran IPS Terpadu di dalam wilayah Kecamatan
F Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan penelitian, maka penelitian ini menusatkan perhatian pada masalah komunikasi yang efektif oleh guru dalam menerangkan pelajaran sehingga siswa mengerti maksud dan mengerti tentang pokok bahasan yang sedang diterangkan oleh guru sehingga mendapat meningkatkan prestasi belajar dan hasil yang lebih optimal.
G Operasinal Variabel
  1. Komunikasi adalah suatu cara memberikan suatu informasi atau pesan yang agar dapat di mengerti oleh orang yang dituju.
  2. Cara Komunkasi adalah suatu metode yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan agar dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi dalam hal ini siswa.
  3. Keinginan adalah suatu harapan atas hasil kegiatan yang dilakukan atau diterima dari orang lain. Sesuainya keinginan siswa dengan keadaan akan membuat siswa mengerti dan memahami isi dari pesan komunikasi.
  4. Hasil prestasi siswa adalah hasil yang didapat siswa terhadap pelajaran yang telah diterima siswa dalam waktu tertentu dan untuk mata pelajaran tertentu, prestasi merupakan hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru secara terus-menerus, sehingga didapat hasil evaluasi yang sesuai dengan kemampuan sebenarnya dari siswa
H Kajian Pustaka
1 Komunikasi Pendidikan
Pada pelaksanaan pendidikan formal atau pendidikan pendidikan melalui
lembaga-lembaga pendidikan sekolah, tampak jelas bahwa proses komunikasi sangat dominan kedudukannya. Hal ini setidaknya tampak dalam proses instruksional, yang dalam dunia pendidikan sampai saat ini sampai saat ini masih menduduki posisi yang dominan. Pada sektor administrai atau manajemen pendidikan dan juga sector bimbingan dan penyuluhan, proses komunikasi tetap menjadi factor yang tidak kalah pentingnya. Sebab tidak akan terjadi proses menajerial, bimbingan ataupun penyuluhan tanpa keterlibatan peran-peran komunikasi secara langsung.
Proses pendidikan hanya bisa dilakukan melalui adanya proses komunikasi dan serapan informasi secara instruksional, manajerial dan proporsional. Artinya hampir tidak ada proses pendidikan tampa melalui peoses komunikasi dan informasi.
  2 Komunikasi yang efektif
Agar terjadi komunikasi yang efektif antara pihak satu dengan pihak yang lain, antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atau seseorang dengan
orang lain diperlukan keterlubatan beberapa unsur komunikasi yakni:

a.       Sumber (Komunikator)
Adalah orang atau sumber yang menyampaikan atau mmengeluarkan stimulus antara lain dalam bentuk informasi – informasi, atau lebih tepat disebut pesan  yang harus disampaikan kepada pihak atau orang lain dan diharapkan pihak atau orang lain memberikan respon atau jawaban. Apabila orang lain atau pihak lain itu tidak memberikan respon atau tindakan, berarti tidak terjadi komunikasi antar kedua variable tersebut.
b.      Pesan (Masage)
Adalah rangsangan (stimulus) yang disampaikan oleh sumber kepada sasaran. Pesan tersebut pada dasarnya adalah hasil pemikiran atau pendapat sumber yang ingin disampaikan kepada orang lain. Penyampaian pesan banyak macamnya, dapat dalam bentuk kata-kata (symbol berupa kata-kata) atau dapat pula dalam bentuk bukan kata-kata (symbol berupa gerakan tubuh, gerakan tangan, ekspresi wajah dan gambar). Seandainya ada kesan yang berlainan dari pesan yang disampaikan ini, maka seseorang akan lebih mempercayai pesan bukan kata-kata. isi simbolik dari pesan disebut informasi, dan jika sifatnya adalah sesuatu yang baru disebut inovasi.
c.       Media
Media (alat pengirim pesan atau saluran pesan) adalah alat atau saluran pesan yang dipilih oleh sumber untuk menyampaikan pesan kepada sasaran. Pada saat ini dikenal bermacam macam media yang bila di sederhanakan dapat dibedakan atas dua macam yakni :
1.      Media Massa Contoh media massa antara lain surat kabar, majalah, film, radio dan televisi, Keuntungan dari media massa adalah sasaran yang dicapai cukup banyak, sehingga ada penghematan waktu, tenaga dan biaya. sedangkan kerugiannya tidak dapat diketahui keberhasilan dari komunikasi yang dilakukan karena umpan baliknya sulit diperoleh. Selain itu tidak dapat menyampaikan semua jenis pesan, seperti misalnya pesan yang bersifat pribadi, tabu ataupun yang dinilai dapat mendatangkan akibat negative bagi masyarakat.
2.      Media Antar Pribadi contoh media antar pribadi adalah wawancara tatap muka, pembicaraan melalui telepon, surat menyurat dan pembicaraan perseorangan lainnya. Keuntungan dari cara ini adalah dapat disampaikan pesan secara lengkap dan terperinci, dengan demikian keberhasilan dari komunikasi dapat diketahui melalui umpan balik yang diterima. Pesan yang disampaikan dapat pula yang mencakup berbagai jenis, termasuk yang bersifat rahasia ataupun pribadi. Kerugiannya adalah jangkauan sasaran terbatas serta membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar, apalagi bila jumlah sasaran yang ingin di tuju terlampau besar.
d.      Sasaran
Sasaran (penerima pesan atau komunikan) adalah yang menerima pesan, artinya kepada siapa pesan itu ditujukan. Dalam manajemen sasaran ini bisa orang perorang, sekelompk orang, satu organisasi ataupun seluruh masyarakat luas.
e.       Umpan Balik
Umpan balik  (Feed Back) adalah reaksi dari sasaran terhadap pesan yang disampaikan, yang dimanfaatkan oleh sumber untuk memperbaiki dan ataupun menyempurnakan komunikasi yang dilakukan. Dengan adanya reaksi ini, sumberakan mengetahui apakah komunikasi berjalan dengan baik atau tidak. Jika hasilnya baik disebut positif dan jika hasilnya buruk disebut negative.
f.       Akibat
Akibat (Impect) adalah hasil dari suatu komunikasi, yakni terjadinya perubahan pada diri sasaran. Perubahan dapat ditemukan pada pengetahuan, sikap ataupun prilaku. Terjadinya perubahan perilaku merupakan tujuan akhir dari kegiatan komunikasi.
1.      Asas- asas komunikasi yang efektif
a.      Credibility
Faktor ini terdapat dan berperanan pada sumber. haruslah diupayakan bahwa cridibilita sumber adalah tinggi, sehingga dapat memunculkan kepercayaan dari sasaran terhadap pesan yang disampaikan.
b.      Content
Faktor ini berperanan pada pesan, artinya pesan yang disampaikan hendaknya mengandung isi yang ada manfaatnya bagi sasaran. Jika isi tersebut besar manfaatnya bagi kepentingan sasaran, maka hasil dari komunikasi akan lebih baik.

c.       Context
Faktor ini terdapat dan berperan pada pesan, artinya pesan yang disampaikan ada hubungannya dengan kepentingan dan ataupun kehidupan, serta kenyataan  sehari-hari. Makin kuatnya hubungan tersebut, makin dapat diharapkan keberhasilan dari komunikasi.

d.      Clarity
Faktor ini terdapat dan berperan pada pesan. artinya haruslah diupayakan untuk memilih pesan komunikasi sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima secara jelas.
e.       Continuity and Consistensy
Faktor ini berperan dan berperanan pada pesan, artinya pesan yang akan dikomunikasian tersebut harus sering dan terus menerus disampaikan serta sifarnya menetap.
f.        Chennels
Faktor ini terdapat dan berperan pada medianya harus dapat menentukan media penyampai pesan yang sesuai dengan sasaran yang akan dicapai.
g.      Capability of the audience
Faktor ini terdapat dan berperan pada sasaran, artinya dalam menyampaikan pesan harus diperhitungkan kemampuan dari sasaran dan menerima pesan. Kesemuanya ini ditentukan pula oleh latar belakang sasaran seperti pendidikan, tingkat sosial ekonomi, tingkat sosial budaya dan lain  sebagainya.
8.3 Keinginan Siswa
Keinginan siswa merupakan harapan siswa terhadap proses komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam memberikan pengajaran IPS terpadu. Adanya perbedaan antara harapan dan kenyataan akan membuat siswa menjadi kurang mampu untuk menerima dan memahami isi dari informasi yang diberikan oleh guru, hal ini tentu berdampak yang kurang baik bagi perkembangan kemampuan siswa.
Keinginan siswa tentu berbeda dari satu siswa dengan siswa lainnya, setiap siswa memiliki keinginan atau harapan berbeda tentang bagaimana sebaiknya guru berkomunikasi di dalam kelas dalam memberikan pelayaran, perbedaan ini terjadi dikarenkan siswa berasal dari latar belakang yang berbeda dengan kemampuan menyerap informasi yang berbeda pula, disamping adanya perbedaan mengertian tentang suatu kaliman yang di ucapkan guru sehingga menimbulkan penafsiran yang berbeda atas informasi yang didapat.
8.4 Prestasi siswa
Menurut praktek tradisional, hasil kegiatan penilaian semata-mata ditujukan untuk menentukan tingkat kemampuan anak didik setelah belajar dengan gurunya. Tingkat kemampuan ini biasanya dinyatakan dalam angka dan dilaporkan dalam rapot. Kurun waktu terakhir kegiatan penilaian tidak hanya untuk mengisi rapot anak didik, tetapi juga untuk menyeleksi anak didik, menjurusankan anak didik, mengarahkan anak didik yang lebih sesuai dengan potensinya, membantu orang tua untuk menentukan hal yang terbaik untuk anaknya dan untuk membina dan mempersiapkan dirinya untuk masa depannya yang lebih baik (bimbingan karir) dan sebagainya.
9 Metode Penelitian
Sehubungan dengan masalah yang penulis teliti, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk menggambarkan situasi dan kenyataan yang ada,  sebagaimana yang dikemukakan oleh Winarno Surachman yaitu “Metode deskriptif adalah menunjukkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan kegiatan, pandangan,sikap yang Nampak atau tentang suatu proses yang sedang bekerja, kelainan yangsedang meruncing dan sebagainya.”
9.1 Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian oleh peneliti sedangkan waktu penelitian adalah jangka waktu yang dihabiskan dalam penelitian terkait dengan hal tersebut maka peneliti mengambil lokasi pada SMP Negeri, waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal sekolah dan penelitian ini dilaksankan sejak tanggal ------- bulan  -----2012.
9.2 Populasi dan sampel
Berhasil tidaknya  suatu penelitian dilaksanakan dengan baik sampai dengan mendapatkan hasilnya sangat erat kaitannya dengan populasi dan sampel penelitian yang digunakan begitu pula dengan perhitungan-perhitungan dalam pengelolaan data hasil penelitian.
“Populasi adalah keseluruhan dari sasaran objek penelitian. Penelitian tidak mungkin dilaksanakan apabila tidak ada populasi atau objek yang diteliti.”  Populasi yang penulis tetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh guru geografi yang bertugas di SMP yang berada dalam kecamatan yang berjumlah 7 orang guru geografi, terdiri dari 7 orang guru geografi.
Mengingat jumlah populasi sedikit, maka penulis mengambil seluruh anggota populasi yaitu seluruh guru geografi yang bertugas di SMP yang berada dalam kecamatan berjumlah 7 orang guru geografi.
Pengambilan sampel ini sesuai dengan pendapat Suharsini Arikunto yaitu “Apabila subjek penelitian kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi, jika jumlah objeknya maka dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.”
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh guru geografi di Kecamatan Sakti terdiri dari Guru Geografi SMP Negeri sebanyak 2 orang, Guru Geografi SMP Negeri sebanyak 2 orang, Guru Geografi SMP Negeri 3 sebanyak 1 orang dan Guru Geografi SMP Negeri 4 sebanyak 2 orang Sehingga sampel dalam penelitian ini ditetapkan menjadi 7 orang guru Geografi.
9.3 Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan pembahasan ini penulis menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut:
1.    Metode Penelitian Lapangan (Field Research)
Untuk memperoleh data yang objektif dan terpecaya, penulis mengadakan penelitian kelapangan atau ketempat yang dipusatkan sebagai objek penelitian ini, penulis menggunakan tekhnik dan instrument penelian sebagai berikut :
a.       Observasi, yaitu tekhnik penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati langsung ke lokasi dimana penelitian itu dilakukan.
b.    Angket, yaitu suatu tekhnik yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu secara tertulis.
c.    Dokumentasi, yaitu teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mencatat dan mendokumentasikan setiap tahab dari penelitian itu dilakukan
9.4 Teknik analisis data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif, yang meliputi :
1.      Analisis deskriptif komparatif hasil belajar dengan cara membandingkan hasil belajar siwa mata pelajaran IPS terpadu pada setiap SMP yang ada di kecamatan.
2.      Analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan cara membandingkan hasil observasi dan refleksi pada setiap SMP yang ada di kecamatan.
Menurut Milas (1992: 16) data yang sudah terkumpul dianalisis dengan mempedomani langkah-langkah analisis data penelitian kualitatif, analisis berlangsung dengan tiga jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:
1.      Reduksi data, yaitu meliputi proses penyeleksian, pemilihan, penyederhanaan dan pengkatagorian data, menganalisis dan penarikan kesimpulan.
2.      Pengujian data, yaitu dengan mendeskripsikan apa yang terjadi
3.      Penarikan kesimpulan yang dilakukan sejak tahap pengumpulan data dengan cara mencatat pada buku penelitian.
Analisis data dilakukan dalam hal sebagai berikut:
1.    Aktivitas siswa selama pembelajaran. Menurut Arikunto (1996: 65) analisis data dilakukan mencari rata-rata :
      

2.    Hasil observasi  dan penyelesaian soal, dengan rumus sebagai berikut :


 
    
    
3.    Analisis nilai guru setiap akhir siklus, menurut Arikunto (1996:250) perlu dilakukan analisis secara perorangan, yaitu membandingkan dengan nilai sebelumnya apakah nilainya naik atau menurun atau tetap. Meskipun guru belum mencapai skor 70, tetapi sudah ada peningkatan nilai maka pemberian tindakan sudah menunjukkan hasil yang positif. Berdasarkan pendapat ini maka standar yang peneliti pakai adalah 70.
Berdasarkan analisis diatas dapat ditarik kesimpulan, apabila siswa telah dapat menguasai materi dari materi memahami kehidupan sosial manusia maka dapat dikatakan penelitian telah berhasil, dan penelitian dinyatakan selesai. Tetapi jika ditemukan belum adanya perbaikan maka dilakukan diskusi dengan teman sejawat dan refleksi, untuk menemukan kelemahan dan kekurangan, selanjutnya dilakukan perbaikan yang dilakukan pada siklus ke II.









SIKLUS PELENITIAN TINDAKAN KELAS








 












Sumber: Arikunto, 2010

0 komentar:

Post a Comment