Pembuangan kotoran manusia adalah semua
benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan
dari dalam tubuh (Pro.Dr.Soekidjo Notoadmodjo, 2004). Dalam ilmu kesehatan lingkungan yang termasuk kotoran manusia adalah
tinja dan air seni yang memiliki karakteristik tersendiri, yang dapat menjadi
sumber timbulnya penyakit. Seseorang yang normal diperkirakan menghasilkan
tinja sehari-hari sekitar 330 gr dan menghasilkan air seni 970 gr. Setiap
perumahan harus memiliki jamban sendiri yang sehat selalu bersih dan tidak
berbau (konstruksi leher angsa). Jarak dari sumber air minum mencapai 15 m dan
terletak di bagian hilir tanah maka apabila ada penderita penyakit muntaber
sasarannya harus diawasi karena dapat menular pada orang lain. Jamban harus
mudah dijangkau dan mudah dibersihkan yang tidak dapat dijangkau oleh serangga
dan vektor lain, cukup cahaya, ventilasi dindingnya harus rapat, sehingga
terjamin rasa aman bagi sipemakai serta dilengkapi dengan tanda-tanda sanitasi
yang berisi pesan mengenai kebersihan dan kesehatan.
Sarana Pembuangan Kotoran.
Adapun sarana pembuangan kotoran yang memenuhi syarat
kesehatan (Notoatmojo, 1996) adalah sebagai berikut :
-
Tipe leher angsa (Waler
seal latrine) status ini di tempat jongkoknya dipasang bowl, ini untuk
mencegah timbulnya bau (berbentuk leher angsa). Kotoran yang ada di tempat
penampungan tidak tercium baunya dan pada kakus ini juga dibuat bak penampung
air (Septic lank) yang dalamnya
sekitar 3 m dengan memasang cincin sumur.
-
Harus ditutup, dalam arti bangunan tersebut terlindung
dari panas dan hujan serta terjamin konstruksinya.
-
Bangunan kakus.
Bangunan kakus ditempatkan pada lokasi
yang tidak sampai mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau serta tidak
menjadi tempat bersarangnya berbagai macam jenis binatang.
-
Mempunyai lantai yang kuat, tempat pijak yang kuat,
terutama harus dipenuhi jika mendirikan kakus yang modelnya cemplung. Mempunyai
lobang kloset yang memiliki saluran tertentu dialirkan pada sumur penampung
atau sumur rembesan terutama disyaratkan jika mendirikan kakus atau sumur
rembesan.
Mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terdapat dalam tinja akan dapat
menyebar (Depkes.RI, 1996) melalui :
-
Melalui kontak langsung.
Apabila
seseorang mencuci kotoran dengan tangan bila tidak dicuci dengan air bersih
dapat pindah ke makanan dan minuman yang dipegangnya. Demikian juga cara
langsung cacing tambang dapat memasuki tubuh manusia apa bila terinjak kotoran
atau tinja manusia yang mengandung telur cacing tambang.
-
Melalui sarana lain.
1.
Melalui air (Water Borne
Deseases) air permukaan
tanah dapat mengalir membawa kotoran yang dilalui menuju sumber air.
2.
Melalui serangga dan tikus.
3.
Melalui lingkungan lain seperti tumbuh-tumbuhan yang
kontak langsung dengan tinja manusia misalnya sayuran yang dipupuk.
0 komentar:
Post a Comment