Lingkungan yang sehat akan memberikan dampak positif bagi
kesehatan manusia, dan sebaliknya lingkungan yang tidak sehat akan memberikan
dampak negatif terhadap kesehatan manusia. Dampak negatif tersebut di antaranya
ialah:
1. Sebagai pendukung, yaitu menunjang
berjangkitnya suatu penyakit, misalnya keluarga yang yang tinggal di sebuah
rumah yang berhawa lembab dalam daerah yang endemis terhadap penyakit TBC, maka
mereka mudah sekali terserang penyakit TBC.
2. Sebagai penyebab secara langsung,
misalnya orang yang bekerja di pabrik baja akan mudah diserang penyakit keruh
lensa.
3. Sebagai sarana penyebaran penyakit,
misalnya air bagi penyakit kolera.
4. Sebagai faktor yang mempengaruhi
perjalanan suatu penyakit seperti udara panas akan memperberat penderitaan
jantung.
Suatu indikasi bahwa mutu lingkungan masih rendah terlihat
masih tingginya kasus-kasus penyakit yang berhubungan dengan air bersih dan
penyehatan lingkungan dan rendahnya cakupan sarana dan kualitas kesehatan
lingkungan. Berdasarkan SKRT tahun 1986 penyebab kematian utama di Indonesia
antara lain diare, thypus perut sebesar 15,10 %, TBC paru 8,6 % dan radang
saluran pernafasan 6,20%.
Penyakit-penyakit tersebut sangat erat hubungannya dengan
kondisi air bersih, pembuangan kotoran, pembuangan air limbah rumah tangga,
perumahan dan prilaku masyarakat dalam bidang
kesehatan lingkungan . hal ini seperti di kemukakan oleh H.L. Blum bahwa status
derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu lingkungan, prilaku,
pelayanan, kesehatan dan keturunan.
Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar
terhadap status / derajat kesehatan, kemudian berturut-turut faktor prilaku,
pendidikan dan faktor pelayanan kesehatan dan yang paling kecil adalah faktor
keturunan. Apabila dikaitkan antara kasus penyakit diare dan jumlah rumah
tangga yang menggunakan sarana jamban dan air bersih, ternyata semakin tinggi
masyarakat yang tidak mempunya sarana jamban dan air bersih, semakin tinggi
pula kasus penyakit diare.
Menurut berbagi penelitian upaya penyehatan air bersih dan
penyehatan lingkungan disertai penyuluhan lingkungan dapat menurunkan 35 % - 50
% kasus penyakit diare. Apalagi bila masyarakat telah membuang sampah dengan
cara yang telah memenuhi syarat, antara lain pada tempat yang tertutup, maka
masalah diare akan dapat tertanggulangi. Penyakit lain seperti DBD juga akan
dapat diatasi apabila masyarakat secara terus menerus membersihkan selokan,
menguras bak mandi, menimbun kaleng-kaleng bekas dan botol-botol bekas,
tempurung kelapa, sehingga tidak menjadi tempat perindukan nyamuk. Demikian
pula penyakit saluran pernafasan dan TBC dapat dicegah dengan terpenuhinya
suatu rumah dari pencahayaan, ventilasi, tidak lembab, mempunyai kamar lebih
dari satu, asap dapur tidak dapat masuk ke dalam kamar tidur/ruang tamu
(Projokusumo, 1992).
0 komentar:
Post a Comment