BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Morbili adalah penyakit virus akut,
menular yang di tandai dengan 3 stadium yaitu stadium katar, stadium erupsi dan
stadium konvalen. Biasanya penyakit ini timbul pada kanak-kanak dan kemudian
menyebabkan kekebalan seumur hidup. (Ngatisah 2005)
Penyebab morbili adalah virus famili
paramyxovirus yaitu genus virus morbli. Virus ini sangat sensitif terhadap
panas dan dingin, dapat di non aktif kan pada suhu 30°C sampai -20°C, sinar
ultraviolet, eter, tripsin, dan betapropiolakton. Sedangkan formalin dapat
memusnahkan daya infeksinya tetapi tidak menganggu aktivitas komplemen,
penyakit ini di sebarkan secara droplet melalui udara. (Ngastiyah 2005)
Gambaran klinis morbili dengan masa
inkubasi 10-21 hari, morbili selalu di dahului dengan demam tinggi, di ikuti
dengan kelainan kulit berupa kemerahan makulopapular yang menjalar ke leher,
dada dan ekstremitas. Kemaraha kulit akan menghilang dalam 3-5 hari dan gejala
bertahap mereda. (Pringiutomo S, 2002).
Komplikasi yang terjadi berupa otitis
media akut, ensevalitis, broncopneumonia. Broncopneumonia ini dapat menyebabkan
kematian bayi yang masih muda, anak yang dengan malnutrisi energi-protein,
pasien yang berpenyakit menahun misalnya tuberculosis, leukemia dan lainnya.
(Ngastiyah 2005).
Penatalaksanaan pengobatan dengan
antiperitika bila suhu tinggi,sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan
umum. Pasien morbili dengan bronkopneumonia perlu di rawat di rumah sakit
karena karena memerlukan pengobatan yang memadai (kadang perlu di infus dan
O2).(Ngastiyah,2005).
Masalah keperawatan yang timbul pada
pasien dengan morbili adalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,
peningkatan suhu tubuh, intoleransi aktifitas dan kurang pengetahuan orang tua
mengenai penyakit.(Carpenito, 2005).
Peran perawat terhadap pasien dengan
morbili adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan terhadap kebutuhan dasar
manusia yang di butuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat di tentukan diagnosis keperawatan
agar bisa di rencanakan dan di laksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan
tingkat kebutuhan dasar manusia. (Hidayat A,2004).
Sejak tahun 1970 penyakit campak di
indonesia telah mendapat perhatian khusus, yaitu sejak terjadi wabah campak yang
cukup serius di pulau lombok, dengan kematian 330 di antara 12.107 kasus dan di
pulau bangka terdapat kematian di antara 407 kasus. Kejadian luar biasa campak
masih sering tejadi, misalnya di kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang pada
tahun 1981, dengan CFR 15%(1,5). Sedangkan KLB campak tahun 1998 di palembang,
Madura, Lampung dan Bengkulu terbanyak mengenai umur 5-9 tahun yaitu
berturut-turut 59,63, 16,7 dan 25%. Proporsi yang tidak di imunisai antara
77,1-100%, CFR 1-4% dengan rata-rata 18-54 kasus.( Hariyono S,2003).
Melihat kompleknya permasalahan yang
timbul maka di perlukan peran perawat yang spesifik dalam menghadapi masalah
yang ada pada pasien dengan memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif
yang mencakup aspek Bio, Psiko, sosial, dan Spiritual.
0 komentar:
Post a Comment