Tuesday, 12 March 2013

Komunikasi apakah yang efektif bagi siswa dalam proses pembelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri



PENDAHULUAN


A Latar Belakang Masalah
Permasalahan  yang dihadapi pemerintah di bidang pendidikan yaitu untuk mengantisipasi era globalisasi. Pendidikan dituntut dapat mempersiapkan sumberdaya manusia yang kompeten agar mampu bersaing di dunia global. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan lulusan yang unggul (kompetitif) sehingga dapat eksis di dunia global. Agar lulusan pendidikan nasional memiliki  kompetitif tidak bisa terlepas dari kualitas manajemen pendidikan, bail  dalam hal efektivitas dan efisiensi proses kearah peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah dalam mengatasi permasalahan mutu pendidikan telah banyak berbuat melalui program-program peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dengan demikian setelah sebagai suatu lembaga formal pendidikan, harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, dengan jalan meningkatkan prestasi belajar siswanya. Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan baik apabila ada keinginan dari siswa itu sendiri, guru sebagai tenaga pendidik disekolah, maupun kepala sekolah serta kerja sama antar unsur terkait.
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, bila dalam diri siswa (internal), maupun dari luar diri siswa (external). Pengenalan terhadap faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.[1]

Berdasarkan kutipan diatas, maka peranan guru sangat diharapkan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk itu guru harus mampu berinteraksi dengan sebaik-baiknya dengan siswanya, baik dalam belajar maupun diluar jam belajar. Dengan perkataan lain guru harus mampu membenahi dirinya dalam hal berkomunikasi sebagai alat berinteraksi agar ia disenangi muridnya, dan pada gilirannya ia mampu meningkatkan perhatian atau motivasi terhadap pelajaran.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar IPS, guru tidak hanya memberikan informasi tetapi harus menerapkan prinsip-prinsip pengajaran IPS  yang berorientasi pada observasi dan penelitian. Pengetahuan IPS yang di peroleh dari hasil belajar pengalaman dan penyelidikan, akan lebih lama dapat di ingat serta berkesempatan menumpuk ekosistem dan keberanian dalam mengambil inisiatif. Maka oleh karena itu pengajaran IPS juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik siswa agar mencapai kualitas sesuai dengan tujuan pendidikan.
Prinsip-prinsip modern juga menuntut agar kegiatan belajar mengajar harus dapat mengembangkan ilmu pengetahuan secara lebih luas, untuk dapat mengolah, menggunakan nilai dan mengkomunikasikan hasil belajar dengan baik. Dengan demikian kemudahan akan timbul di pihak pengajar dan siswa-siswa pun memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan menyadari akan tujuan dan pentingnya pengajaran IPS, maka keberhasilan siswa dapat tergantung kepada pendidik untuk membawa siswa ke tingkat kematangan. Oleh sebab itu, tidak hanya guru yang baik, tetapi juga pada penggunaan metode komunikasi yang tepat. Dalam hal ini guru harus dapat mengenal dan menguasai berbagai jenis metode komunikasi dalam mengajar IPS.
Proses pendidikan hanya bisa dilakukan melalui adanya proses komunikasi dan serapan informasi secara instruksional, manajerial dan proporsional. Artinya hampir tidak ada proses pendidikan tampa melalui peoses komunikasi dan informasi.[2]
Dalam mentransper ilmu dari guru kepada siswa maka elemen terpenting adalah metode komunikasi yang digunakan, komunikasi yang dipakai sebagai alat untuk memindahkan ilmu haruslah memiliki efektifitas tinggi, artinya setiap informasi yang dikomunikasikan haruslah dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa sehingga siswa dapat mengerti akan arti yang sebenarnya dari informasi yang didapat. Dalam kenyataan dilapangan factor komunikasi bukanlah hal yang sering dibicaranya karena komunikasi dianggap sebagai sesuatu yang umum digunakan sehingga dalam menilai penyebab turunnya prestasi siswa, factor komunikasi terabaikan. Dengan komunikasi yang kurang efektif maka informasi yang diterima siswa menjadi semu, kemampuan siswa untuk mencerna suatu informasi tidak sama, factor pengalaman, sosial budaya siswa akan sangat mempengaruhi kemampuan siswa untuk memahami suatu informasi. Sehingga informasi yang diterima dari sumber yang sama dan pada saat yang sama ditafsirkan berbeda oleh siswa. Pengunakan kata dan istilah serta bahasa tertentu dalam berkomunikasi mengakibatkan tingkat pemahaman siswa atas suatu informasi berbeda, sehingga mengakibatkan pengetahuan antar siswapun berbeda.


[1] Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: Renika Cipta, 2003) hlm 130
[2] Pawitt M. Yusuf, Ilmu Informasi, komunikasi dan kepustakaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). Hlm 19

0 komentar:

Post a Comment