Saturday, 16 March 2013

Hubungan Antara Aktifitas Membaca, Perpustakaan dan Prestasi Siswa



Buku adalah guru yang paling baik karena buku tidak pernah jemu menggurui kita. Ia dengan sabar membimbing dan melayani pembacanya dengan baik yang berkecepatan lambat maupun super cerdas. Ia bisa menghampiri kita kapan pun, tidak tergantung tenpat, waktu dan yang pasti menjadikan orang lebih bijaksana. Dan membaca merupakan suatu hal yang sangat urgensi dalam memajukan setiap pribadi manusia. Karena hakikat membaca adalah perubahan mental. Jika tidak ada perubahan, baik cara pandang, sikap, ataupun perilaku, maka seseorang belumlah dapat dikatakan membaca (Bafadal 1996: 94)
Membaca merupakan kunci keberhasilan masyarakat dalam menguasai imu pengetahuan dan tehnologi, minat baca akan tumbuh dan berkembang melalui kebiasaan membaca yang terbentuk dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat dan keluarga.
Sering menjadi masalah, mengapa ketika membaca buku-buku ilmiah rasa bosan cepat datang dan tidak demikianlahnya ketika kita membaca buku fiksi. Karena membaca buku cerita tingkat ingin tahu dan rasa penasaran akan jalannya cerita buku ibu lebih tinggi ketimbang membaca buku ilmiah. Inilah membuat kita mampu bertahan menahan kantuk ketimbang membaca buku pelajaran. Namun minat dan objek bacaan tentu saja akan selalu berubah dengan perkembangan usia. Pada orang dewasa tingkat ingin tahu yang timbul juga semakin tinggi, maka bahan  bacaannya juga akan tinggi sesuai dengan minatnya (Wiranto dkk,1997: 151).
Membangun kebiasaan membaca bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, tidak hanya cukup dengan membeli buku dan membuat perpustakaan, akan tetapi bukan juga sebuah pekerjaan yang teralalu sulit untuk dilakukan. Pada zaman informasi seperti yang tengah terjadi sekarang ini, menemukan sumber informasi bukanlah pekerjaan yang sulit, akan tetapi ironisnya minat baca masyarakat tetap saja rendah. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya minat baca bukan hanya diakibatkan oleh ketiadaan sumber informasi semata, akan tetapi merupakan kondisi psikologis atau mentalitas seseorang. Untuk itu membangun kebiasaan membaca harus dimulai dari membangun kepribadian individu, dan apabila ingin membangun masyarakat membaca, harus melakukan sebuah upaya yang massif dan simultan dalam membangun kepribadian atau budaya masyarakat menjadi masyarakat yang gemar membaca. Sesungguhnya minat baca dapat diciptakan sebelum perpustakaan itu ada (Wiranto dkk,1997: 172).

1 komentar: