BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah faktor kunci keberhasilan
dari suatu pembangunan.Untuk menciptakan manusia yang berkualitas diperlukan
suatu derajat kesehatanmanusia yang prima sehingga dalam hal ini mutlak
diperlukan pembangunan kesehatan. Untuk mendukung pencapaian pembangunan
kesehatan pemerintah telah menyediakan beberapa sarana/fasilitas kesehatan
beserta tenaga kesehatannya (Dinik_ Retnowati.Pdf diakses tanggal 8 juli 2012).
Salah satu fasilitas kesehatan yang banyak
dimanfaatkan masyarakat adalah Puskesmas. Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan
kesehatan di Indonesia maka Puskesmas perlu mendapatkan Perhatian terutama
berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan Puskesmas sehingga dalam hal ini
Puskesmas terlebih pada Puskesmas yang dilengkap dengan unit rawat inap
dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari para pegawainya serta
meningkatkan fasilitas/sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada
masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan (Dinik_ Retnowati.Pdf diakses
tanggal 8 juli 2012).
Selama 20 tahun terakhir, pembangunan kesehatan Indonesia didasarkan
pada Sistem Kesehatan Nasional 2004 dan UU No.23 /1992 tentang kesehatan. Namun
demikian, pemerintah Indonesia menyadari bahwa upaya kesehatan tersebut
belum terselenggara secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Hingga saat ini penyelenggaraan upaya kesehatan
yang bersifat peningkatan dan pencegahan
masih dirasakan kurang. Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik
pemerintah telah tersedia disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh
tiga puskesmas pembantu (pustu), namun upaya kesehatan melalui puskesmas yang
biayanya murah ini belum dapat dijumpai oleh seluruh masyarakat. Diperkirakan
hanya sekitar 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan puskesmas dan pustu
(Depkes RI, 2004).
Maslow dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa kebutuhan
manusia secara hirarki ada dua katagori yaitu kebutuhan tingkat dasar dan
kebutuhan tingkat tinggi.salah satu kebutuhan adalah kebutuhan akan rasa aman
yang sangat di butuhkan oleh masayarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
yang optimal.
Menurut Blum, lingkungan merupakan
faktor yang paling mempengaruhi kesehatan baik individual maupun
kelompok.lingkungan yang di maksud adalah lingkungan social budaya, politik dan
ekonomi (Notoatmodjo, 2007).
Secara umum tingginya kebutuhan tenaga kesehatan disuatu
wilayah dapat ditentukan berdasarkan rasio jenis tenaga kesehatan professional
tertentu terhadap jumlah penduduk, besarnya beban kerja untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat, dan besarnya masalah kesehatan
(angka kejadian penyakit, prevalensi atau kombinasi kedua factor tersebut).
Perencanaan tidak terlepas dari unsur masukan, hal ini sangat diperlukan
mengingat terselenggaranya pelayanan kesehatan tidak terlepas dari unsur
masukan, hal ini sangat diperlukan mengingat terselenggaranya pelayanan
kesehatan tidak terlepas dari unsur masukan tersebut, diantaranya tenaga (man), dana (money ) dan sarana (material). Secara umum tenaga dan sarana
(kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan serta jika
dana yang tidak tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan maka sulit yang
diharapkan dapat tercapai, didalam diri
seseorang terdapat kebutuhan atau keinginan terhadap objek diluar diri
seseorang tersebut, kemudian bagaimana seseorang tersebut menghubungkan antara
kebutuhan dengan situasi diluar objek tersebut dalam rangka memenuhi
kebutuhannya yang dimaksud. Oleh sebab itu motivasi adalah suatu alasan
seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya
(Notoadmodjo 2007).
Menurut
Sunaryo (2005) secara umum motivasi artinya mendorong untuk berbuat atau
beraksi. Motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat
seseorang melakukan sesuatu sebagai respon. Motivasi menunjuk pada proses
pergerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu,
tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi dan tujuan atau akhir daripada
gerakan atau perbuatan.Menurut beberapa penelitian ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi dalam bekerja yaitu gaji yang cukup, perhatian penuh terhadap
pekerjaan, pertumbuhan organisasi dan peningkatan karier, interes dalam
pekerjaan.
Keberhasilan
suatu institusi ditentukan oleh dua faktor utama yaitu sumber daya manusia
(karyawan atau tenaga kerja) sarana dan prasarana pendukung atau fasilitas
kerja. Dari kedua faktor utama tersebut sumber daya manusia atau karyawan lebih
penting daripada sarana dan prasarana pendukung. Secanggih dan selengkap apapun
fasilitas pendukung yang dimiliki suatu organisasi kerja, tanpa adanya sumber
daya yang memadai jumlah maupun kemampuannya, maka niscaya organisasi tersebut
tidak dapat berhasil mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasinya. Kualitas
sumber daya manusia diukur dari kinerja karyawan dan produktivitasnya
(Notoatmodjo, 2009).
Jumlah tenaga kesehatan saat ini sudah tidak memadai.
Pertumbuhan penduduk tidak diiringi dengan menambah tenaga kerja di dua sector
tersebut sehingga ada penurunan dalam kualitas layanan. Menurut laporan
Dinkes Provinsi Aceh (2010), bahwa
persebaran tenaga kesehatan yang ada di Provinsi Aceh yaitu untuk tenaga medis
sebanyak 1.211, perawat dan bidan sebanyak 10.690, farmasi sebanyak 611, gizi sebanyak 357, teknisi medis sebanyak 567, sanitasi sebanyak
810, dan kesehatan masyarakat sebanyak 756.
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas (UPTD)
kesehtan kabupaten yang melaksanakan tugas teknis operasional dalam pembangunan
kesehatan diwilayah kecamatan. Puskesmas yang merupakan tumpuan utama
masyarakat berpenghasilan rendah sebagai basis pelayanan utama, ketika
mengalami keluhan dan gangguan kesehatan, sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan dasar dari pemerintah untuk masayarakat luas, oleh karena itu perlu
dilakukan pendayagunaan tenaga kesehatan secara merata dan efisiensi.Tenaga
bidan desa menjadi perhatian utama mengingat
penempatan didesa-desa yang terpencil yang belum terjangkau oleh pelayanan puskesmas dan puskesmas
pembantu, sangat membantu penurunan angka kematian ibu dan anak disamping juga
meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk pelayanan keluarga berencana.
Berbagai kebijakan telah dirumuskan oleh pemerintah dimana
kebijakan itu antara lain meliputi peningkatan mutu dan pemerataan pelayanan
kesehatan, peningkatan status gizi masyarakat,peningkatan peran serta
masyarakat suasta dan organisasi profesi, serta meningkatkan manajemen upaya
kesehatan. Pelayanan kesehatan pada masyarakat menduduki peranan penting dalam
pembangunan kesehatan secara menyelur dan salah satu pelayanan kesehatan yang
langsung atau terdekat dengan masyarakat yang tergolong berpenghasilan rendah,
daerah terpencil, kelompok masyarakat terasing, daerah pemukiman baru, termasuk
daerah transmigrasi dan perbatasan adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
bidan desa.
0 komentar:
Post a Comment