Di Indonesia penderita hipertensi
diperkirakan sebesar 15 juta orang. hanya 4 % yang hipertensi terkontrol
(controlled hypertension). Hipertensi terkontrol berarti mereka yang menderita
hipertensi dan tahu bahwa mereka menderita hipertensi dan sedang berobat untuk
itu. Sebagai gambaran umum tentang hipertensi adalah prevalensi penderita
hipertensi 6 – 15 % pada orang dewasa, sebagai suatu proses degenerative,
hipertensi tentu hanya ditemukan pada orang dewasa. Ditemukan kecendrungan
peningkatan prevalensi menurut peningkatan umur. 50 % penderita tidak menyadari
sebagai penderita hipertensi, karena itu mereka cenderung menderita hipertensi
lebih berat karena tidak berubah dan menghindari faktor resiko. 70 % adalah
hipertensi ringan, karena itu hipertensi banyak diacuhkan atau diabaikan sampai
saat menjadi ganas (hipertensi maligna). 90 % hipertensi esensial adalah mereka
dengan yang menderita hipertensi yang tidak diketahui penyebab utamanya,
artinya sulit untuk mencari bentuk intervensi dan pengobatannya
Dengan kurangnya pengetahuan tentang
hipertensi mengakibatkan sikap penderita hipertensi tentang pola makan menjadi
tak terkontrol yang mengakibatkan penderita tidak menghindari faktor resiko
hipertensi
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Reskesdes)
2007 bahwa prevalensi stroke di Indonesia 8,3 % per 1000 penduduk pada kelompok
umur 55 – 64 tahun, Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia
baik didaerah perkotaan maupun didaerah pedesaan.
Setiap tahun sekitar 50.000 ibu
meninggal dunia karena eklamsi (dullay,1994). Insiden eklamsi dinegara
berkembang berkisar dari 1 : 100 sampai 1 : 1700 (Crowther, 1985) karena itu
kejadian kejang harus dihindari
WHO menyatakan 5 % kematian ibu
disebabkan oleh eklamsi, Hasil survey Kesehatan rumah tangga (SKRT)1995
mengatakan 13 % kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh eklamsi (Depkes,
2002)
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena besarnya jumlah ibu
dan bayi mati. Dari sekitar 5 juta kehamilan pertahun, sekitar 20.000 kehamilan
berakhir dengan kematian ibu.
Akibatnya Indonesia memiliki angka kematian ibu (AKI) yang tertinggi diantara
Negara – Negara ASEAN, yaitu 334 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997
karena itu upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi upaya prioritas
dalam bidang kesehatan
Penyebab langsung kematian ibu
terutama disebabkan pendarahan 50%, Eklamsi 13 %, Infeksi 10%, Komplikasi
Aborsi 11%, partus lama 9%, dan penyebab tidak langsung 15%. Komplikasi
kehamilan dan persalinan dialami oleh 15 – 20 % dari seluruh kehamilan dan
kebanyakan terjadi di sekitar saat persalinan. Terjadinya komplikasi sulit
diperkirakan sehingga sering muncul secara mendadak. Pertolongan terhadap
komplikasi ini memerlukan tindakan yang cepat dan tepat (dalam waktu kurang
dari 2 jam) agar nyawa ibu dan janinnya dapat diselamatkan
Penyakit Hipertensi merupakan
penyakit menahun yang telah diderita ibu hamil sebelum kehamilannya, Kehamilan
dengan hipertensi merupakan kehamilan yang beresiko terhadap terjadinya pre-eklamsi
yang bila tidak tertangani dengan baik akan berubah menjadi eklamsi.
Di Indonesia eklamsi masih
merupakan penyebab utama kematian ibu disamping pendarahan dan infeksi, dan
sebab kematian perinatal yang tinggi, oleh karena itu diagnosa dini pre–eklamsi yang merupakan tingkat pendahuluan eklamsi
sangat diperlukan, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Perlu ditekankan bahwa syndrome pre –
eklamsi ringan dengan hipertensi, udema dan proteinuria sering tidak diketahui
atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari
dalam waktu singkat dapat timbul pre – eklamsi berat bahkan eklamsi.
Dengan pengetahuan ini menjadi
jelas bahwa pemeriksaan ante natal, yang teratur dan secara rutin mencari tanda
– tanda pre-eklamsi, sangat penting dalam upaya mencegah pre-eklamsi berat dan
eklamsi
0 komentar:
Post a Comment