1.
Pengertian status gizi
Status gizi merupakan ekspresi keadaan
dalam keseimbangan dalam bentuk Variabel tertentu atau pewujudan dari nutritur
dalam bentuk veriabel tertentu. Suatu gizi adalah keadaan tubuh sebangai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi
kurang,baik dan lebih, status
gizi adalah gambaran tentang perkembaangan keadaan kesaimbanagan antara asupan
dan kebutuhan zat gizi soeorang anak untuk berbangai proses biologis turmasuk
tubuh.
Status
gizi adalah keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi penyerapan dan penggunaan makanan, ada dua
factor yang mempengaruhi status gizi seseorang yaitu factor ekternal dan internal yang
meliputi daya beli, tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi, pengolahan sumber
daya alam, latar belakang budaya, jumlah anggota keluarga dan kebersihan
lingkungan. Sedangkan factor gizi adalah nilai cerna bahan makanan, status fisiologis, status kesehatan, jenis
kelamin, usia dan ukuran tubuh.
Status
gizi adalah keadaan gizi seseorang yang merupakan keadaan tubuh yang
diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan pemanfaatan makanan, Status gizi
adalah tingkat kesehatan seseorang yang dipegaruhi oleh makanan yang
dikonsumsi.
Secara umum, status gizi dapat dikatakan
sebangai fungsi kesenjangan gizi, yaitu selisih antara konsumsi zat gizi dengan
kebutuhan zat gizi tersebut. Kesenjangan gizi bermanifestasi menurut tingkatan,
sebangai berikutya :
1. Mobilisasi
Cadangan Zat Gizi, yaitu upaya menutup kesenjangan yang masih kecil dengan
menggunakan cadangan gizi dalam tubuh;
2. Deplesi
jaringan tubuh yang terjadi jika kesenjangan tersebut tidak dapat ditutupi
dengan pemakaian cadangan;
3. Perubahan
biokimia, suatu kelainan
yang terlihat dalam cairan tubuh;
4. Perubahan
fungsional, yaitu kelainan yang terjadi yang terjadi dalam tata kerja final;
5. Perubahan
anotomi. Suaatu perubahan yang bersifat menetap.
2.
Cara ukur status gizi
Kelompok umur yang rentan terhadap
penyakit-penyakit kekurangan gizi adalah kelompok bayi dan anak balita. Oleh
karena itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat
adalah melalui status gizi balita. Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai
pengukuran status gizi tersebut dan masing- masing ahli mempunyai argument
sendiri dalam mengembangkan pengukuran tersebut.
untuk mengukur status gizi pada
saat ini digunakan ukuran berat badan per tinggi badan. Sedangkan ukuran tinggi
badan per umur hanya cocok untuk mengukur status gizi pada saat yang lalu.
berat badan per umur berguna bagi pengukuran untuk anak dibawah umur 1 tahun
ukuran berat badan per umur tidak
atau kurang,
mampu membedakan antara malnutrisi akut dan malnutrisi kronik. Bahwa berat badan per tinggi badan dan lingkar
lengan atas adalah indikator yang paling baik untuk mengetahui prevalensi
malnutrisi akut pada anak. sedangkan untuk prevalensi
malnutrisi kronik diperlukan ukuran tinggi badan per umur.
indikator peertumbuhan anak cukup menggunakan ukuran berat
badan per umur saja. Untuk anak berumur 2-5 tahun yang mempunyai berat badan
rendah menunjukan adanya gejala malnutrisi
yang berat. Berat badan per umur saja sudah dapat dipergunakan untuk mengukur
status gizi pada anak dibawah lima tahun, bahkan anak yang lebih tua pun dapat
mempergunakan ukuran tersebut.
Pengukuran
berat dan tinggi badan mempunyai beberapa kelemahan, antara lain kurang
akuratnya dalam pelaksanaan pengukuran oleh para petugas. Ukuran lainpun tidak
mempunyai nilai yang dinamis untuk pertumbuhan anak. Berat dan tinggi badan per
umur sebagai indikator status gizi anak, pada umumnya para peneliti cenderung
mengacu kepada standar Harvard dengan berbagai modifikasi.
3.
Klasifikasi status gizi
Di bawah
ini akan di uraikan 4 macam cara pengukuran yang sering dipergunakan di bidang
gizi masyarakat serta klasifikasinya:
a.
Berat badan per umur.
Berdasarkan
klasifikasi dari universitas Harvard, keadaan gizi anak diklasifikasikan menjadi 4 tingkat, yakni:
-Gizi
lebih (over weight ).
-
Gizi baik (well nourishcd ).
- Gizi kurang ( under weigh ). yang mencakup
kekurangan kalori dan protein (KKP ) tingkat 1 dan 11.
Untuk
Negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya menggunakan
klasifikasi dari Harverd (Standar
Harverd) tersebut, dengan berbagai modifikasi. Oleh karena standar Harverd
itu dikembangkan untuk mengukur status gizi anak dari Negara-negara barat, maka
prinsip utama dalam modifikasi adalah disesuaikan dengan kondisi anak-anak di
Negara-negara Asia dan Afrika. sehingga untuk Negara –negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia, klasifikasi status gizi anak didasarkan pada 50
persentil dari 100 % standar Harverd.
Hal lain
juga dikemukakan oleh
I Dewa Nyoman, dkk (2001) mengatakan bahwa Berat badan menurut umur merupakan salah satu parameter yang
memberikan masa tubuh, masa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan –
perubahan yang mendadak, misalnya belum terjadi penyakit infeksi, menurutnya
nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.
1. Kelebihan BB/U
- Lebih mudah, lebih cepat, cepat dimengerti
oleh masyarakat umum.
- Baik untuk mengukur status gizi akut atau
kronis
- Dapat mendeteksi kegemukan
2. Kelemahan BB/U
- Dapat menyebabkan interprestasi status gizi
yang keliru dan bila terdapat oedema atau asitas.
- Memerlukan data akurat, terutama untuk anak dibawah lima tahun.
Klasifikasi dari standar Harverd yang sudah
dimodifikasi tersebut yang telah dimodifikasi adalah sebagai berikut :
- Gizi Baik, adalah apabila berat badan
bayi/anak menurut umurnya lebih dari 89% standard Harverd.
- Gizi kurang, adalha apabila berat badan
bayi/anak menurut umur berada diantara 60,1 % - 80 % standar Harverd.
- Gizi buruk, adalah apabila berat badan
bayi/anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harverd.
Secara terperinci, pengukuran status gizi bayi/anak balita berdasarkan
berat dan tinggi badan adalah seperti tabel terlihat pada tabel 2.2
b.
Tinggi badan menurut umur.
Pengukuran status gizi bayi dan balita berdasarkan tinggi badan
menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harverd, dengan klasifikasi sebagai berikut.
- Gizi Baik, adalah apabila panjang badan
bayi/anak menurut umurnya lebih dari 80% standar Harverd.
- Gizi kurang, adalha apabila panjang badan
bayi/anak menurut umur berada diantara 70,1 % - 80 % standar Harverd.
- Gizi buruk, adalah apabila panjang badan
bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Harverd.
c.
Berat badan menurut Tinggi
Pengukuran berat badan menurut tinggi badan ini diperoleh dengan mengkonbinasikan berat badan dan tinggi badan
per umur menurut standar Harverd juga. Klasikasinya adalah sebagai berikut :
- Gizi Baik, adalah apabila Berat badan
bayi/anak menurut umurnya lebih dari 90% standar Harverd.
- Gizi kurang, adalah apabila berat badan bayi/anak menurut umur
berada diantara 70,1 % - 90 % standar Harverd.
- Gizi buruk, adalah apabila berat badan
bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Harverd
d.
Lingkar Lengan atas (LILA) menurut umur
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi/anak berdasarkan lingkar
lengan atas, yang sering digunakan adalah dengan mengacu pada standar wolanski,
Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
- Gizi Baik, adalah apabila LILA bayi/anak
menurut umurnya lebih dari 85% standar Harverd.
- Gizi kurang, adalah apabila LILA bayi/anak
menurut umur berada diantara 70,1 % - 85 % standar Harverd.
- Gizi buruk, adalah apabila LILA bayi/anak menurut umurnya 70% atau kurang
dari standar Harverd.
Pengukuran status gizi bayi/balita berdasarkan
lingkar lengan atas secara terperinci adalah menggunakan tabel seperti terlihat dalam tabel 2.1
Tabel 1
Standar baku Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur
Umur
|
Standar
LLA (Cm)
|
85 %
Standar LLA (Cm)
|
70 %
Standar LLA (Cm)
|
|
Tahun
|
Bulan
|
|||
0
0
1-
2-
3-
4-
5-
|
6 – 8
9 - 11
|
14,75
15,1
16,0
16,25
16,50
26,75
17,0
|
12,50
13,25
13,50
13,75
14,00
14,25
14,50
|
10,50
11,00
11,25
11,50
11,60
11,75
12.00
|
Sumber : Puslitbang Depkes RI
dalam Notoadmodjo, 2005.
0 komentar:
Post a Comment