Monday, 14 January 2013

HUBUNGAN ANOREKSIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA



ABSTRAK
Latar Belakang: Anemia defisiensi zat besi terjadi pada 23 % Ibu Hamil dinegara maju dan 52 % ibu hamil dinegara berkembang Menurut WHO, 2001, nutrisi maternal bahkan dinegara maju dapat kurang dari kebutuhan tubuh  terutama ibu yang memiliki pendapatan rendah, memiliki pendidikan rendah, tidak mampu menyedikan nutrisi yang ade kuat untuk dirinya sendiri, dan kurangnya nafsu makan. Ibu hamil dengan defisiensi besi merupakan masalah yang harus segera diatasi karena dapat menimbulkan berbagai masalah pada ibu hamil, seperti ibu tampak lemas, cepat lelah, pucat sakit kepala, iritabilitas dan anoreksia. Apabila masalah demikian terjadi terus menerus maka akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin terjadi gangguan dalam bentuk, abortus, terjadi kematian intra uterus, persalinan prematur, serta berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia dapat mengakibatkan cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal Perumusan Masalah: Adapun yang menjadi perumusan masalah adalah Bagaimana Hubungan Anoreksia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui Hubungan Anoreksia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia.
Metodelogi Penelitian: Penelitian ini bersifat Analitik dengan desain crossectional dengan populasi 51 ibu hamil dengan, mengunakan total sampling sampel sebanyak 51 ibu hamil. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian diolah dengan bantuan program SPSS versi 16,0 dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian dilakukan tanggal 21 sampai 24 September 2012. Hasil Penelitian: P-value 0,035 < 0,05, Sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesa kerja (Ho) ditolak yang berarti ada Hubungan Anoreksia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia Kesimpulan: ada Hubungan Anoreksia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia Saran: Kepada ibu hamil untuk lebih status gizi sehingga dapat menghindari terjadinya anemia.























BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang.
Anemia defisiensi zat besi terjadi pada 23 % Ibu Hamil dinegara maju dan 52 % ibu hamil dinegara berkembang Menurut WHO, 2001, nutrisi maternal bahkan dinegara maju dapat kurang dari kebutuhan tubuh  terutama ibu yang memiliki pendapatan rendah, memiliki pendidikan rendah, tidak mampu menyedikan nutrisi yang ade kuat untuk dirinya sendiri, dan kurangnya nafsu makan (Wylie, 2010).
 Manuaba, (2010) mengemukakan bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia kekurangan gizi. Pada pengamatan lebih lanjut menunjukan bahwa kebanyakan anemia yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui zat besi secara teratur dan peningkatan Gizi. Selain itu daerah perdesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi, kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan dan ibu hamil dengan pendidikan, tingkat sosial ekonomi rendah.
Momen kehamilan adalah momen yang penuh dengan kenangan tersendiri bagi setiap wanita. Kebanyakan wanita hamil memiliki permasalahannya tersendiri dan memiliki keluhan-keluhan yang berbeda-beda. Akan tetapi, meski terkadang berat, kehamilan adalah hal yang sangat membahagiakan. Ibu hamil muda biasanya tidak nafsu makan. Akibatnya, makanan terlambat atau bahkan tidak ada yang masuk ke saluran pencernaan. Tentu saja ini berakibat kurang baik bagi tubuh ibu. Salah satunya adalah dapat membuat kepala menjadi pusing dan tekanan darah menjadi turun. Tak jarang pula karena ibu hamil tidak mau makan, mereka menjadi dehidrasi alias kekurangan cairan (Evariny, 2006)
Darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. (Wiknjosastro, 2005)
Ibu hamil dengan defisiensi besi merupakan masalah yang harus segera diatasi karena dapat menimbulkan berbagai masalah pada ibu hamil, seperti ibu tampak lemas, cepat lelah, pucat sakit kepala, iritabilitas dan anoreksia. Apabila masalah demikian terjadi terus menerus maka akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin terjadi gangguan dalam bentuk, abortus, terjadi kematian intra uterus, persalinan prematur, serta berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia dapat mengakibatkan cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal (Manuaba, 2010).
Mortalitas maternal, kehilangan bayi dimasa pra natal dan perinatal serta prematur litas semakin banyak terjadi dalam kasus anemia defisiensi zat besi yang tidak diterapi. Secara global 40 % dari seluruh kematian maternal dikaitkan dengan anemia (Wylie, 2010).

0 komentar:

Post a Comment