ABSTRAK
Latar Belakang: Anemia defisiensi zat besi
terjadi pada 23 % Ibu Hamil dinegara maju dan 52 % ibu hamil dinegara
berkembang Menurut WHO, 2001, nutrisi maternal bahkan dinegara maju dapat
kurang dari kebutuhan tubuh terutama ibu
yang memiliki pendapatan rendah, memiliki pendidikan rendah, tidak mampu
menyedikan nutrisi yang ade kuat untuk dirinya sendiri, dan kurangnya nafsu
makan. Ibu hamil dengan defisiensi besi merupakan masalah yang harus
segera diatasi karena dapat menimbulkan berbagai masalah pada ibu hamil,
seperti ibu tampak lemas, cepat lelah, pucat sakit kepala, iritabilitas dan
anoreksia. Apabila masalah demikian terjadi terus menerus maka akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin terjadi gangguan dalam bentuk,
abortus, terjadi kematian intra uterus, persalinan prematur, serta berat badan
lahir rendah, kelahiran dengan anemia dapat mengakibatkan cacat bawaan, bayi
mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal Perumusan Masalah: Adapun
yang menjadi perumusan masalah adalah Bagaimana Hubungan Anoreksia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui Hubungan Anoreksia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia.
Metodelogi Penelitian: Penelitian
ini bersifat Analitik dengan desain crossectional dengan populasi 51 ibu hamil dengan, mengunakan total
sampling sampel sebanyak 51 ibu
hamil. Data dikumpulkan dengan
cara menyebarkan kuesioner. Hasil
penelitian diolah dengan bantuan program SPSS versi 16,0 dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian
dilakukan tanggal 21 sampai 24 September 2012. Hasil Penelitian: P-value 0,035
<
0,05, Sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesa kerja (Ho) ditolak yang berarti ada
Hubungan Anoreksia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia Kesimpulan: ada Hubungan Anoreksia Pada Ibu
Hamil Dengan
Kejadian Anemia
Saran: Kepada ibu hamil untuk lebih status gizi
sehingga dapat menghindari terjadinya anemia.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Anemia defisiensi zat besi terjadi pada 23 % Ibu Hamil
dinegara maju dan 52 % ibu hamil dinegara berkembang Menurut WHO, 2001, nutrisi
maternal bahkan dinegara maju dapat kurang dari kebutuhan tubuh terutama ibu yang memiliki pendapatan rendah,
memiliki pendidikan rendah, tidak mampu menyedikan nutrisi yang ade kuat untuk
dirinya sendiri, dan kurangnya nafsu makan (Wylie, 2010).
Manuaba, (2010) mengemukakan bahwa sekitar 70% ibu hamil di Indonesia menderita
anemia kekurangan gizi. Pada pengamatan lebih lanjut menunjukan bahwa
kebanyakan anemia yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi
melalui zat besi secara teratur dan peningkatan Gizi. Selain itu daerah
perdesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi,
kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan dan ibu hamil dengan
pendidikan, tingkat sosial ekonomi rendah.
Momen
kehamilan adalah momen yang penuh dengan kenangan tersendiri bagi setiap
wanita. Kebanyakan wanita hamil memiliki permasalahannya tersendiri dan
memiliki keluhan-keluhan yang berbeda-beda. Akan tetapi, meski terkadang berat,
kehamilan adalah hal yang sangat membahagiakan. Ibu hamil muda biasanya tidak nafsu makan.
Akibatnya, makanan terlambat atau bahkan tidak ada yang masuk ke saluran
pencernaan. Tentu saja ini berakibat kurang baik bagi tubuh ibu. Salah satunya
adalah dapat membuat kepala menjadi pusing dan tekanan darah menjadi turun. Tak
jarang pula karena ibu hamil tidak mau makan, mereka menjadi dehidrasi alias
kekurangan cairan (Evariny, 2006)
Darah bertambah banyak
dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi,
bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga
terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut :
plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam
kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam
kehamilan antara 32 dan 36 minggu. (Wiknjosastro, 2005)
Ibu
hamil dengan defisiensi besi merupakan masalah yang harus segera diatasi karena
dapat menimbulkan berbagai masalah pada ibu hamil, seperti ibu tampak lemas,
cepat lelah, pucat sakit kepala, iritabilitas dan anoreksia. Apabila masalah
demikian terjadi terus menerus maka akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin terjadi gangguan dalam bentuk, abortus, terjadi kematian
intra uterus, persalinan prematur, serta berat badan lahir rendah, kelahiran
dengan anemia dapat mengakibatkan cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi
sampai kematian perinatal (Manuaba, 2010).
Mortalitas maternal, kehilangan bayi dimasa pra
natal dan perinatal serta prematur litas semakin banyak terjadi dalam kasus
anemia defisiensi zat besi yang tidak diterapi. Secara global 40 % dari seluruh
kematian maternal dikaitkan dengan anemia (Wylie, 2010).
0 komentar:
Post a Comment