Monday, 14 January 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA KEPERAWATAN TENTANG PELAKSANAAN KANGGOROO MOTHER CARE (KMC) PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)



BAB  I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang Masalah
Pemeliharaan suhu tubuh merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBRL). Seorang bayi akan berkembang secara memuaskan bila suhu rektal dipertahankan antara 35,5-37 0C. Semakin kecil bayi semakin rendah suhu rektalnya. Ketahanan hidup Bayi Berar Lahir Rendah (BBRL) bila mereka dirawat dalam atau dekat dengan lingkungan rektalnya. Mereka harus diasuh dalam suatu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolik yang minimal, untuk memelihara suhu tubuh Bayi Berat Lahir Rendah (BBRL) dapat dimasukkan kedalam inkubator, radian warmer ataupun isolette, selain itu dengan ibu mendekap bayinya adalah cara yang paling aman yang dikenal dengan istilah Kanggaroo Mother Care (KMC) dimana terjadi kontak secara langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (Purnamaningrum, 2010).
Kanggaroo Mother Care (KMC) dapat menurunkan resiko regurgitasi dan aspirasi, menurunkan apnoe dan infeksi, mempercepat hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan laktasi bila KMC tidak dapat dilakukan, bayi seharusnya dirawat dalam penghangatan dengan matras yang bisa diisi air atauopun selimut elektrik dengan traspormator (Purnamaningrum, 2010).
Suhu tubuh rendah (hipotermia) dapat disebabkan oleh karena terpapar oleh lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan dingin atau basah) atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian. Kenaikan suhu (hipertermia) dapat terpapar dengan lingkungan yang hangat (suhu lingkungan yang hangat (suhu lingkungan panas, paparan sinar matahari atau paparan panas yang berlebihan dari inkubator atau alat pemancar panas) (Depkes RI, 2005).
Kehilangan panas yang cepat dalam lingkungan yang dingin terjadi karena evaporasi, konveksi, konduksi atau radiasi. Trauma dingin (Cold Stress hipotermia) pada bayi baru lahir, dalam hubungannya dengan asidosis metabolik, dapat bersifat mematikan bahkan pada bayi cukup bulan (Dompas, 2010).
Perawatan metode kangguru adalah perawatan bayi prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan sudah dilakukan untuk mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir prematur maupun yang aterm. Kehangatan tubuh ibu merupakan sumber panas yang efektif. Hal ini terjadi bila ada kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau metode kanguru. Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindugan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang (Wahyuni, 2011).
Istilah prematuritas telah diganti dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBRL) karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr, yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun cukup bulan, atau karena kombinasi keduanya. Pembagian kehamilan menurut WHO adalah kelahiran preterm (usia kehamilan kurang dari 37 minggu), kehamilan aterm (usia kehamilan antara 37-42 minggu) dan kelahiran post-term (usia kehamilan lebih dari 42 minggu) (Manuaba, 2010).
Teknik kanguru merupakan sebuah metode perawatan yang tersedia secara universal dan baik secara biologi bagi semua bayi baru lahir, akan tetapi biasanya bagi bayi-bayi prematur dengan 3 komponennya yang meliputi kontak kulit dengan kulit, menyusui eksklusif dan dukungan terhadap ibu dan bayi (Aldy, 2005).
Posisi kanguru Yaitu bayi prematur yang telah memenuhi kriteria untuk dirawat dengan metode diletakkan dengan posisi vertikal di antara kedua payudara ibu. Bayi hanya mengenakan popok dan penutup kepala, sehingga di harapkan sebanyak mungkin akan terjadi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi. Posisi ini dipertahankan baik ibu dalam keadaan berdiri, duduk, ataupun berbaring sehingga di harapkan terjadi kontak langsung yang terus menerus selama 24 jam atau beberapa jam dalam sehari (Aldy, 2005 ).
Pengetahuan perawat di Rumah sakit Umum tentang penatalaksanaan bayi BBLR merupakan pengetahuan standar operasional prosedur (SOP) yang memang seharusnya dilakukan, Teknik kanguru dirumah sakit umum jarang dilakukan dikarenakan adanya inkubator dan telah merupakan standar rumah sakit yang memisahkan ibu dan bayi pasca persalinan. Pengetahuan tentang Teknik kanguru harus diketahui oleh petugas kesehatan sebagai bahan penyuluhan bagi ibu yang melahirkan bayi BBLR ( Aldy, 2005 ).
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) diIndonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDG’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 KH dan angka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per1000 KH (Depkes RI, 2011).

0 komentar:

Post a Comment