ABSTRAK
Latar Belakang: Parotitis
merupakan penyakit infeksi yang pada 30-40 % kasusnya merupakan infeksi
asimptomatik. Infeksi ini disebabkan oleh virus RNA untai tunggal
negative sense berukuran 100-600 nm, dengan panjang 15000 nukleotida termasuk
dalam genus Rubulavirus subfamily Paramyxsovirinae dan family Paramyxoviridae.
Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahan mentah
mungkin dengan urin. Sekarang penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa
muda sehingga menimbulkan epidemi secara umum. Perumusan Masalah: Adapun yang menjadi perumusan masalah adalah
Bagaimana Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Balita Tentang Parotitis Epidemika (Pembesaran
Kelenjar Ludah). Metodelogi Penelitian: Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan desain crossectional
dengan populasi 37 ibu balita mengunakan total sampling
sampel sebanyak 37 ibu balita. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan
kuesioner. Hasil penelitian diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.
Penelitian dilakukan tanggal 4–9 September 2012. Hasil Penelitian: Faktor Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu
Balita Tentang Parotitis Epidemika
(Pembesaran Kelenjar Ludah), mayoritas responden berpengetahuan
sedang dengan tingkat pendidikan
menengah sebanyak 18 responden (94,7 %). Faktor sumber
informasi dengan Pengetahuan Ibu Balita Tentang Parotitis Epidemika (Pembesaran
Kelenjar Ludah), mayoritas responden berpengetahuan
sedang dengan sumber informasi cukup sebanyak 12 responden (60,0 %). Faktor pendapatan dengan Pengetahuan Ibu
Balita Tentang Parotitis Epidemika
(Pembesaran Kelenjar Ludah), mayoritas responden berpengetahuan
sedang dengan pendapatan sedang sebanyak 15 responden (88,3 %). Kesimpulan: mayoritas responden berpengetahuan
sedang dengan tingkat pendidikan
menengah. mayoritas responden berpengetahuan sedang dengan sumber informasi cukup. mayoritas responden berpengetahuan
sedang dengan pendapatan sedang. Disarankan kepada
tenaga kesehatan dalam hal ini bidan di Kecamatan Samalanga lebih meningkatkan penyuluhan dan bimbingan kepada Kaum ibu
khususnya tentang Parotitis Epidemika (Pembesaran Kelenjar Ludah)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan Indonesia
sehat 2011
adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya kesehatan masyarakat yang optimal,
melalui terciptanya masyarakat Bangsa
dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan berperilaku hidup yang sehat. Memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan, yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik
Indonesia ( Dep Kes RI, 2003 )
Parotitis merupakan penyakit infeksi
yang pada 30-40 % kasusnya merupakan infeksi asimptomatik. Infeksi ini
disebabkan oleh virus RNA untai tunggal negative sense berukuran 100-600 nm,
dengan panjang 15000 nukleotida termasuk dalam genus Rubulavirus
subfamily Paramyxsovirinae dan family Paramyxoviridae
(Sumarmo,2008). Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan
ludah, bahan mentah mungkin dengan urin. Sekarang penyakit ini sering terjadi
pada orang dewasa muda sehingga menimbulkan epidemi secara umum. Pada umumnya
parotitis epidemika dianggap kurang menular jika dibanding dengan morbili atau
varicela, karena banyak infeksi parotitis epidemika cenderung tidak jelas
secara klinis (Warta medika,2009).
Dalam perjalanannya parotitis
epidemika dapat menimbulkan komplikasi walaupun jarang terjadi. Komplikasi yang
terjadi dapat berupa: Meningoencepalitis, artritis, pancreatitis, miokarditis,
ooporitis, orchitis, mastitis, dan ketulian.
Insidensi parototis epidemika dengan
ketulian adalah 1 : 15.000. Meningitis yang terjadi berupa Meningitis aseptik.
Insidensi atau komplikasi dari parotitis Meningoencephalitis sekitar
250/100.000 kasus. Sekitar 10% dari kasus ini penderitanya berumur kurang dari
20 tahun. Angka rata-tata kematian akibat parotitis Meningoencephalitis adalah
2%. Kelainan pada mata akibat komplikasi parotitis dapat berupa neutitis
opticus, dacryoadenitis, uveokeratitis, scleritis dan trombosis vena central
retina. Gangguan pendengaran akibat parotitis epidemika biasanya unilateral,
namun dapat pula bilateral. Gangguan ini seringkali bersifat permanen.
Parotitis yang tidak ditangani dengan
tepat dan segera dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius yang akan
menambah resiko terjadinya kematian. Maka disebabkan hal tersebut, melalui
makalah ini kami memberikan solusi dapat memberikan pengetahuan dan tata cara
pencegahan dari penyakit parotitis sehingga skala kejadian penyakit tersebut
dapat menurun dan bermanfaat pula bagi perawat yakni mampu melaksanakan asuhan
keperawatan atas pasien dengan Parotitis dengan tepat dan benar.
0 komentar:
Post a Comment