Monday, 14 January 2013

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PAROTITIS EPIDEMIKA (PEMBESARAN KELENJAR LUDAH)



ABSTRAK

Latar Belakang: Parotitis merupakan penyakit infeksi yang pada 30-40 % kasusnya merupakan infeksi asimptomatik.  Infeksi ini disebabkan oleh virus RNA untai tunggal negative sense berukuran 100-600 nm, dengan panjang 15000 nukleotida termasuk dalam genus Rubulavirus subfamily Paramyxsovirinae dan family Paramyxoviridae. Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahan mentah mungkin dengan urin. Sekarang penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa muda sehingga menimbulkan epidemi secara umum. Perumusan Masalah: Adapun yang menjadi perumusan masalah adalah Bagaimana Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Balita  Tentang Parotitis Epidemika (Pembesaran Kelenjar Ludah). Metodelogi Penelitian: Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan desain crossectional dengan populasi 37 ibu balita mengunakan total sampling sampel sebanyak 37 ibu balita. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Penelitian dilakukan tanggal 49 September 2012. Hasil Penelitian: Faktor Pendidikan dengan Pengetahuan Ibu Balita  Tentang Parotitis Epidemika (Pembesaran Kelenjar Ludah), mayoritas responden berpengetahuan sedang dengan tingkat pendidikan menengah sebanyak 18 responden (94,7 %). Faktor sumber informasi dengan Pengetahuan Ibu Balita  Tentang Parotitis Epidemika (Pembesaran Kelenjar Ludah), mayoritas responden berpengetahuan sedang dengan sumber informasi cukup sebanyak 12 responden (60,0 %).  Faktor pendapatan dengan Pengetahuan Ibu Balita  Tentang Parotitis Epidemika (Pembesaran Kelenjar Ludah), mayoritas responden berpengetahuan sedang dengan pendapatan sedang sebanyak 15 responden (88,3 %). Kesimpulan: mayoritas responden berpengetahuan sedang dengan tingkat pendidikan menengah. mayoritas responden berpengetahuan sedang dengan sumber informasi cukup.  mayoritas responden berpengetahuan sedang dengan pendapatan sedang. Disarankan kepada tenaga kesehatan dalam hal ini bidan di Kecamatan Samalanga lebih meningkatkan penyuluhan dan bimbingan kepada Kaum ibu khususnya tentang Parotitis Epidemika (Pembesaran Kelenjar Ludah)

















BAB  I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan Indonesia sehat 2011 adalah  meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya kesehatan masyarakat yang optimal, melalui terciptanya masyarakat  Bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan  dengan berperilaku hidup yang sehat. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan, yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia  ( Dep Kes RI, 2003 )
Parotitis merupakan penyakit infeksi yang pada 30-40 % kasusnya merupakan infeksi asimptomatik.  Infeksi ini disebabkan oleh virus RNA untai tunggal negative sense berukuran 100-600 nm, dengan panjang 15000 nukleotida termasuk dalam genus Rubulavirus subfamily Paramyxsovirinae dan family Paramyxoviridae (Sumarmo,2008). Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahan mentah mungkin dengan urin. Sekarang penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa muda sehingga menimbulkan epidemi secara umum. Pada umumnya parotitis epidemika dianggap kurang menular jika dibanding dengan morbili atau varicela, karena banyak infeksi parotitis epidemika cenderung tidak jelas secara klinis (Warta medika,2009).
Dalam perjalanannya parotitis epidemika dapat menimbulkan komplikasi walaupun jarang terjadi. Komplikasi yang terjadi dapat berupa: Meningoencepalitis, artritis, pancreatitis, miokarditis, ooporitis, orchitis, mastitis, dan ketulian.
Insidensi parototis epidemika dengan ketulian adalah 1 : 15.000. Meningitis yang terjadi berupa Meningitis aseptik. Insidensi atau komplikasi dari parotitis Meningoencephalitis sekitar 250/100.000 kasus. Sekitar 10% dari kasus ini penderitanya berumur kurang dari 20 tahun. Angka rata-tata kematian akibat parotitis Meningoencephalitis adalah 2%. Kelainan pada mata akibat komplikasi parotitis dapat berupa neutitis opticus, dacryoadenitis, uveokeratitis, scleritis dan trombosis vena central retina. Gangguan pendengaran akibat parotitis epidemika biasanya unilateral, namun dapat pula bilateral. Gangguan ini seringkali bersifat permanen.
Parotitis yang tidak ditangani dengan tepat dan segera dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius yang akan menambah resiko terjadinya kematian. Maka disebabkan hal tersebut, melalui makalah ini kami memberikan solusi dapat memberikan pengetahuan dan tata cara pencegahan dari penyakit parotitis sehingga skala kejadian penyakit tersebut dapat menurun dan bermanfaat pula bagi perawat yakni mampu melaksanakan asuhan keperawatan atas pasien dengan Parotitis dengan tepat dan benar.

0 komentar:

Post a Comment