BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah
satu tujuan pembangunan Nasional adalah membangun manusia seutuhnya, yang
terpenuhi kebutuhan lahir batin. Untuk mencapai hal tersebut, di perlukan
berbagai usaha antara lain perbaikan gizi masyarakat yang dijadikan sebagai
pedoman demi tercapainya kemajuan program Pembangunan Nasional.
Blum (1974) dan Notoadmodjo (2003),
menyatakan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor keturunan,
lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku. Perilaku manusia sangat kompleks
dan mempunyai ruang lingkup sangat luas yang merupakan hasil dari segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang diwujudkan dalam
bentuk pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakan yang berhubungan
dengan derajat kesehatan.
Dalam pembangunan nasional, perhatian
terhadap dunia anak-anak tidak dapat diabaikan. Karena anak-anak perlu
mendapatkan perhatian sedini mungkin. Di samping ia masih dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani, kecerdasan, rohani maupun sosialnya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
faktor keturunan, lingkungan sebelum lahir, lingkungan sesudah lahir, serta
gizi dan penyakit. (Depkes.RI, 2003)
Anak Bawah Lima Tahun (Balita)
menderita Demam
mungkin menderita penyakit Malaria, Campak, Demam Berdarah atau penyakit berat
lainnya. Demam juga timbul karena hanya menderita batuk pilek saja atau infeksi virus lainnya. Demam merupakan gejala
utama penyakit malaria. Demam bisa timbul sepanjang waktu atau hilang timbul
dengan jarak waktu yang teratur. Anak dengan malaria juga mungkin menderita anemia kronis atau menderita penyakit demam dan sesak nafas
yang merupakan suatu tanda pneumonia. Demam dan ruam yang menyeluruh merupakan
tanda-tanda utama penyakit Campak. Sedangkan demam akut 2 sampai 7 hari, lemah,
gelisah , nyeri ulu hati diikuti gejala pendarahan dan kecendrungan syok
merupakan ciri dari penyakit Demam Berdarah (Depkes RI, 2005).
Menurut WHO, kriteria untuk
menentukan bahwa kematian pneumonia
pada balita masih dinyatakan di suatu negara/wilayah adalah apabila angka
kematian berada di atas 40/1000 balita atau proporsi kematian akibat pneumonia pada balita di atas 20 %
(Depkes RI, 2005).
Penyebab kematian utama pada anak
Bawah Lima Tahun (Balita) di Indonesia menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007 yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Balitbangkes) Depertemen Kesehatan Republik Indonesia adalah
disebabkan oleh penyakit Diare 25,2 %, Penyakit Pneumonia 15,5 %, Penyakit
Minigitis/ensefalitis 8,8 %, Penyakit Demam Berdarah Dengue 6,8 %, Penyakit Campak 5,8 %,
Penyakit Tuberculosis (TBC) 3,9 %, Penyakit Malaria 2,9 %, Semua penyakit ini
merupakan penyakit yang disertai dengan demam (Mediakom, edisi XV Desember
2008).
Infeksi pernafasan akut (ISPA) merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan masih
tingginya angka kematian ISPA, karena pneumonia
pada bayi dan anak balita. (DepKes RI, 2002)
Pola pengasuhan anak balita sangat
tergantung pada nilai-nilai yang dimiliki keluarga itu. Di Indonesia peran perawatan
dan pengasuhan anak lebih banyak dipegang oleh istri atau ibu meskipun
pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama, Walaupun demikian perubahan
status istri atau ibu menjadi wanita karier dapat mempengaruhi tugas pengasuhan
ini. Dalam menangani anak bila demam usia dan pengalaman orang tua sebelumnya
dalam merawat anak akan lebih rilek dalam menghadapi anak balita sakit.
0 komentar:
Post a Comment