Masa remaja merupakan suatu masa transisi dari masa kanak–kanak ke
masa dewasa. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat (Adolescence Growth Spurt) sehingga memerlukan zat - zat gizi yang relatif
besar jumlahnya. Dalam hal ini remaja putri memerlukan perhatian khusus dalam
hal kesehatan, karena pada masa ini merupakan masa persiapan menjadi ibu
Kebutuhan zat besi pada remaja putri meningkat dengan adanya
pertumbuhan dan datangnya Menarche,
aktivitas yang berat dapat meningkatkan kebutuhan zat besi. Defisiensi zat besi
sering terjadi pada wanita dan hal ini dapat mengganggu prestasi belajar karena
menurunkan produksi energi dan menyebabkan akumulasi laktat dalam otot
Menurut World Health
Organzation(WHO) Regional Office SEARO, salah satu masalah gizi
remaja putri di Asia Tenggara adalah anemia defisiensi zat besi yaitu kira
-kira 25 - 40 % remaja putri menjadi korban anemia tingkat ringan sampai berat
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (2008) menunjukkan bahwa Prevalensi anemia remaja putri di Indonesia adalah
6,5%. Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh kuantitas dan kualitas dari generasi
muda. Dilihat dari segi kuantitas, jumlah penduduk usia remaja (10 - 19 tahun)
di Indonesia adalah sebesar 24,2 % dari total penduduk Indonesia, terdiri dari
65,5 % laki - laki dan 34,5 % perempuan. Ditinjau dari tempat domisili, di
perkotaan penduduk berumur 10 - 19 tahun mencapai 25,6 % terdiri atas 8,5 %
berumur 10 - 14 tahun dan 18,2 % berumur 15-19 tahun, sedangkan di pedesaan
penduduk berumur 10 - 19 tahun dan 12,5 % usia 15 - 19 tahun. Persentase
penduduk remaja 10 - 19 tahun di perkotaan tidak berbeda jauh dengan remaja di
pedesaan akan tetapi penduduk usia 15 - 19 tahun lebih tinggi persentasenya di
perkotaan
Anemia merupakan salah satu dari berbagai masalah gizi di Indonesia
yang harus ditanggulangi secara serius, terutama anemia gizi besi. Penyebab
anemia gizi besi ialah karena kurangnya pemasukan zat besi, berkurangnya
sediaan zat besi dalam makanan, meningkatnya kebutuhan akan zat besi,
kehilangan darah yang kronis, penyakit malaria, cacing tambang dan infeksi-infeksi lain serta pengetahuan yang kurang tentang anemia gizi besi. Akhir– akhir ini beberapa penelitian menunjukkan tingginya anemia pada remaja putri siswa SMU sehingga memerlukan penanggulangan yang serius karena akan
mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang
anemia gizi besi ialah karena kurangnya pemasukan zat besi, berkurangnya
sediaan zat besi dalam makanan, meningkatnya kebutuhan akan zat besi,
kehilangan darah yang kronis, penyakit malaria, cacing tambang dan infeksi-infeksi lain serta pengetahuan yang kurang tentang anemia gizi besi. Akhir– akhir ini beberapa penelitian menunjukkan tingginya anemia pada remaja putri siswa SMU sehingga memerlukan penanggulangan yang serius karena akan
mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang
0 komentar:
Post a Comment