Thursday, 31 January 2013

Pola makan remaja



Pola makan remaja akan berpengaruh pada kesehatan gizi. Pemilihan
makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekedar bersosialisasi untuk kesenangan dan supaya tidak kehilangan status. Kehadiran Fast Food dapat mempengaruhi pola makan remaja. Fast Food umumnya rendah zat besi, kalsium, Riboflavin, vitamin A dan asam folat. Fast Food mengandung tinggi lemak jenuh kolesterol dan sodium
Berbagai bentuk gangguan gizi pada usia remaja yang sering
terjadi diantaranya adalah kekurangan energi dan protein, anemia gizi serta
defisiensi berbagai vitamin. Anemia merupakan salah satu dari berbagai masalah gizi di Indonesia yang harus ditanggulangi secara serius, terutama anemia gizi besi
Zat besi merupakan Microelement yang esensial bagi tubuh zat ini terutama diperlukan dalam hemopesis (pemindahan darah), yaitu dalam sintesa hemoglobin (Hb) (Ahmad, 2008) Zat besi membantu membentuk darah, kekurangan zat besi akan menyebabkan anda menjadi anemia. Sumber yang terbaik adalah hati dan ginjal. 1000 gram hati dan ginjal akan memberikan sekitar sepertiga kebutuhan harian anda disertai dengan sumber keduanya. Tiram, daging merah dan unggas-unggas. Lainnya pesaing yang lebih rendah termasuk sayuran hijau seperti bayam, biji-bijian, kacang-kacangan dan kedelai, roti berserat dan sereal, vitamin C membantu badan menyerap besi
Masukkan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air kencing, dan kulit. Bagi wanita usia subur kehilangan zat besi melalui darah haid juga harus diperhitungkan Volume darah haid relatif konstan pada seorang wanita dari bulan kebulan. Namun variasi dari satu wanita kewanita lain. Banyak wanita menunjukan bahwa nilai tengah darah yang hilang selama haid berkisar antara 25-30cc perbulan
Sumber zat besi terdapat dalam makanan hewanin seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, sereal tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau seperti bayam, kedelai dan umbi-umbian.

0 komentar:

Post a Comment