1.
Pengertian
Syok
adalah berkurangnya darah dalam
peredaran darah umum disertai gangguan perfusi darah dalam jaringan pada
tingkat pembuluh pembuluh darah kapiler. Syok
dalam obstetri berarti yang disebabkan baik oleh perdarahan, trauma, dan
sebab-sebab lainnya.
Syok adalah menggambarkan suau keadaan
klinis yang akut pada seorang penderita, yang bersumber pada berkurangnya
perpusi jaringan dengan darah, akibat gangguan pada sirkulasi mikro. Kekurangan
oksigen dalam keadaan syok ini akan
diimbanggi dan dikompensasikan oleh metabolism anaerob, namun bila kekurangan
perfusi tidak dapat diperbaiki, lama kelamaan metabolism anaerob, dengan
glukosa akan menimbulkan timbunan asidum laktikum dan asidum piruvikum,
sehingga terjadi asidosis metabolic,
yang mengganggu kehidupan sel-sel.
Dengan
demikian hipoksia jaringan akibat kekurangan perkusi yang berlangsung terlalu
lama progresif akan merusak sel-sel dan pada akhirnya menyebabkan kematian.
2. Etiologi
Dalam
kehamilan fisiologik terjadi perubahan-perubahan hemodinamik yang memberi
perlindungan atau justru memberi predisposisi terhadap timbulnya syok. seperti
antara lain peningkatan jurah jantung dan perubahan mekanisme pembekuan darah.
Ada keadaan phatologik waktu kehamilan atau persalinanyang memberi predisposisi
terhada timbulnya syok, seperti anemi, gangguan gizi, partus lama diserta
dehidrasi dan asidosis dan sebagainya. Syok pada waktu kehamilan mengakibatkan
syok pula pada janin yang berada dalam kandungan. Peristiwa – peristiwa dalam
praktek kebidanan dapat menimbulkan syok adalah :
a. Perdarahan.
Merupakan
sebab utama syok yang terjadi dalam praktek kebidanan, peristiwa-peristiwa
dalam bidang kebidanan yang dapat menimbulkan pendarahan sehingga menimbulkan syok
adalah abortus, kehamilan ektopik yang terganggu, mola hidatidosa, gangguan
pelepasan plasenta, atonia uteri postpartum, plasenta previa, ruptur dari rahim
dan sebagainya.
b. Infeksi
berat
Syok
karena infeksi berat dinamakan syok
siptik (septicaemic shock) atau syok endotoksik (endotoxic shock)
c. Solusio
Plasenta
Selain
timbulnya pendarahan banyak akibat pelepasan uri, terdapat juga pembebasan
banyak tromboplastin dari desidua dan korion pada tempat terjadinya solusio
plasenta.
d. Perlukaan
dalam persalinan
Perlukaan
dalam persalinan seperti robek rahim, menimbulkan syok sebagai akibat trauma
dan juga karena pendarahan banyak yang terjadi.
e. Inversio
uteri
Disebabkan
oleh kesalahan dalam pertolongan pada kala uri. kejadian inversion uteri sering
disertai dengan syok. Kejadian inversio
uteri sering disertai dengan syok. Pendarahan dapat merupakan factor penyebab
dari syok tersebut, tetapi tanpa pendarahan syok dapat terjadi karena tarikan
kuat pada peritoneum, kedua ligamentum infundibulo-pelvikum, serta ligament rotundum pada saat terjadinya inversio uteri. syok dalam hal ini lebih
banyak bersifat neurogen.
f. Emboli
air ketuban
Menimbulkan
syok yang sangat mendadak dan biasanya berakhir dengan kematian. dengan
mendadak penderita manjadi gelisah, sesak nafas, kejang-kejang dan meninggal
kemudian. Emboli air ketuban terjadi pada his yang kuat dengan ketuban yang
biasanya sudah pecah. Karena his kuat, air ketuban dengan mekonium, rambut
lanugo dan versnik kasiosa masuk kedalam sinus-sinus dalam dinding uterus dan
dibawa keparu-paru. pada syok karena emboli air ketuban sering ditemukan
gangguan dalam pembekuan darah.
g. Gabungan
dua atau lebih faktor diatas
Selain faktor-faktor diatas,
adakalanya wanita hamil lanjut, menunjukan hipotensi
ketika tidur terlentang, peristiwa yang dinamakan Supine hypotensive syndrome.
3. Patofisiologi
Semua
macam syok bersumber pada berkurangnya perfusi jaringan dengan darah sebagai
akibat gangguan sirkulasi mikro, suatu kesatua
sirkulasi mikro terdiri dari arteriol. metartoriol, kapiler dan venula.
Darah dari artiriol memasuki meterteriol, dari metarteriol darah memasuki
kapiler. Meterteriol mempunyai struktur antara arteriol dengan kapiler. pada
ujung kapiler di metarteriol didapat otot polos yang melingkari kapiler (precvapillary
sphincter), Darah dari kapiler kemudian memasuki venula. Pembuluh darah
arteriol terutama dipengaruhi oleh unsure yang datang dari syaraf simpatikus.
sebaliknya pembuluh pembuluh darah prakapiler dan otot lingkar prakapiler
terutama dipengaruhi oleh keadaan local kimiawi dalam jaringan. Bilamana
metabolisme dalam jaringan meningkat, dan timbul suatu yang anaerob seperti dalam syok. terjadinya
tumpukan sampah metabolism. Bahan-bahan mempunyai pengaruh menguranggi tonus
otot pembuluh darah prakapiler dan sfingter prakapiler, dengan demikian timbul vasodilitasi,
sehingga aliran darah ke kapiler meningkat, sebaliknya bila ativitas metabolisme
di dalam jaringan berkurang. metabovit berada dalam konsentrasi yang lebih
rendah, terjadinya vasokontriksi pembuluh-pembuluh darah pra kapiler. sehingga
aliran darah didalamnya menurun. Pembuluh - pembuluh darah pasca kapiler,
seperti venula dan vena – vena kecil, terutama berada dibawah pengaruh susunan
saraf. Rangsangan simpatikus yang meningkat mengakibatkam kontraksi otot polos
dari vena-vena kecil dan venula dari sirkulasi mikro. dengan demikian kapasitas
berkurangnya, sehingga meningkatkan pengaliran darah ke jantung. Sebaliknya
penurunan tonus pembuluh – pembuluh darah paska kapiler akan sangat mengurangi
pengisian jantung dan dapat mengakibatkan hipotensi yang berat
4. Gejala
Syok
Gambaran klinis
adalah sebagai berikut.
a. Pada
mulanya penderita merasa kedinginan, gelisah rasa kering dan kehausan.
b. Nadi
menjadi cepat, kecil dan tekanan darah menurun.
c. Penderita
keringat dingin, pucat, mata cekung, bibir kebiru-biruan (sianotis)
d. Lebih
lanjut, lebih kedinganan, nadi cepat, kecil (filiforms), tekanan darah turun
atau tidak terukur pernafasan pendek dan cepat.
e. Tingkat
terakir tekanan darah tidak teratur, nadi tidak teraba, nafas satu satu
sianosis dan pucat.
f. Pada
syok hipopolimik karena kehilangan darah, plasenta dan cairan elektrolit dalam
peredaran umum, kerja jantung (cardiac output) akan berkurang, nadi naik,
tekanan darah diaknostik turun, namun karena pengaruh baroreseptor timbul
vasokonstriksi dan bertambahnya resistensi tepi, maka sampai tingkat tertentu
tekanan darah tetap di pertahankan.
g. Pada
Syok septis (infeksi berat) hanya volume darah yang mengalir ke jantung yag
berkurang.
h. Pada
Syok dapat terjadi pembekuan darah intravena yang menyebabkan
hipofibrinogenemia.
i.
Dapat terjadi gangguan
metabolisme sampai pada acidosis dan dapat menyebabkan koma, gangguan
pernafasan dan kematian.
j.
Gangguan ginjal dapat
mengakibatkan oliguria, anuria, dan akhirnya uremia.
k. Syok
hemoragik dalam obstetric dapat dijumpai pada :
-
antepartum, pada
plasenta previa dan solutio plasenta
-
Intrapartum, pada rupture
uteri
-
Postpartum, pada perdarahan postpartum, dan luka jalan lahir.
5. Klasifikasi syok
Menurut sebab
ada 3 yaitu :
a. Syok
Hemoragik
Disebabkan oleh
pendarahan.
b. Syok
Endotoksin
Disebabkan
oleh Infeksi berat (Syok Bakterial)
c. Syok
Oleh sebab- sebab lain.
6.
Penanganan
Mengingat bahaya
syok, peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan syok harus ditanggulangi
sebaik baiknya. Dalam praktek kebidanan pemberian cairan intravena melalui
infus pada waktu persalinan sebagai tindakan pencegahan untuk menghindari
hipovolumia besar manfaatnya terutama bagi penderita yang menunjukan
predisposisi terhadap syok.
a. Penanganan
Syok Hemoragik
Pada syok
Hematorik tindakan yang esensial adalah menghentikan pendarahan. Penderita
dibaringkan dalam posisi Trendelenburg, yaitu dalam posisi terlentang biasa
dengan kaki sedikit tinggi (300). Jaga jangan sampai penderita dingin
badannya diberikan oksigen 100% kira-kira 5 liter/menit melalui jalan nafas.
sampai diperoleh persediaan darah untuk transfuse, pada penderita melalui
infuse segera diberi cairan NaCl 0,9%, ringer laktat, dektron, plasma dan
sebagainya.
b. Penanganan
Syok Septik
Kelancaran ventilasi
harus dijaga terlebih dahulu (O2 diberikan dengan masker, jika perlu
mempergunakan pipa endotrakeal atau melakukan trakeatomi) serta oksigenasi
dengan oksigen 100%, Seterusnya bagi penderita diberi cukup cairan seperti NaCl
0,9%, Ringer laktat, Dektran, dan sebagainya. pemberian antibiotika dengan
spektrum luas dan dosis tinggi melalui intravena. Pemberian Glukokortikoid
diberikan secara intra vena, obat vasopresor seperti Aramin, klorpromazin.
0 komentar:
Post a Comment