1. Pengertian
Perlukaan jalan lahir tingkat II adalah pendarahan yang terjadi setelah
bayi lahir dengan perlukaan jalan lahir mencapai dinding
belakang vagina, kulit perineum dan otot
perineum.
2. Etiologi
a.
Primigravida
b.
Partus Presipitatus
c.
Kepala janin terlalu
cepat lahir
d.
Kepala janin besar dan
janin besar
e.
Letak sungsang
f.
Presentasi defleksi
(Dahi dan muka)
g.
Pimpinan persalinan
yang salah
h.
Pada obstetric operasi
pervagina, ektraksi vakum, ektraksi forsep
Perlukaan
Jalan Lahir dibagi atas 4 tingkat:
a)
Perlukaan Jalan Lahir
Tingkat I adalah apabila hanya kulit perenium dan mukosa vagina yang robek.
b)
Perlukaan Jalan Lahir
Tingkat II adalah dinding belakang vagina dan jaringan ikat yang menghubungkan
otot perineum.
c) Perlukaan
Jalan Lahir Tingkat III adalah robekan yang
mengenai otot sfingterani ekternum
d) Perlukaan
Jalan Lahit Tingkat IV adalah robekan yang mengenai dinding rectum anterior.
3. Patofisiologi
Robekan
perineum terjadi hampir pada semua persalinan pertama atau tidak jarang pula
pada persalinan selanjutnya. Robekan ini dapat dihindarkan dengan menjaga
jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat, sebaiknya
kepala janin jangan ditekan terlampau kuat dan lama, karena akan menimbulkan
asfeksia dan pendarahan dalam tengkorak janin serta melemahkan otot-otot
pada dasar panggul karena perenggangan
perineum terlalu lama.
Robekan jalan lahir umumnya garis
tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin terlalu cepat lahir, sudut arkus pubis lebih kecil dari biasa
sehingga kepala janin terpaksa lahir lebih kebelakang dari biasanya, kepala
janin melewati pinto bawah panggul dengan ukuran yang lebih besar dari pada sirkumferensia sub oksipito-bregmatika,
atau janin dilahirkan dengan pembedahan pervaginan
4. Gejala
a. Timbulnya pendarahan banyak
dalam waktu singkat
b. Nadi dan pernafasan menjadi
lebih cepat.
c. Gejala baru timbul pada
kehilangan darah 20%
d. Menimbulkan syok.
5. Mencegah
Mencegah atau sekurang-kurangnya
bersiap pada kasus-kasus yang disangka akan terjadi pendarahan adalah penting.
Tindakan pencegahan tidak saja dilakukan sewaktu bersalin, namun sudah dimulai
sejak wanita hamil dengan ante natal care
yang baik. Kasus-kasus yang ada predisposisi
atau riwajat akan terjadi perdarahan postpartum sangat dianjurkan untuk
bersalin di rumah sakit. Di rumah sakit diperiksa keadaan umum, keadaan fisik,
Kadar Hb. Golongan darah dan bila mungkin tersedia donor darah. Sambil mengawai
persalianan dipersiapkan keperluan untuk infus dan obat-obatan penguat rahim (Uterus Tonikum) Setelah kutuban pecah kepala janin mulai
membuka vulva. infus dipasang dan setelah bayi lahir diberikan 1 ampul methergin atau kombinasi dengan 5 satuan
sintosinon (sintometrin intravena). Hasilnya biasanya memuaskan.
6. Komplikasi
a.
Retensio Plasenta
b.
Inversio Uteri
7. Penanganan
Penjahitan
laserasi pada perlukaan jalan lahir tingkat II.
a.
Cuci tangan secara
seksama dan gunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril.
b.
Pastikan bahwa
peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan penjahitan sudah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
c.
Setelah diberikan
anesthesia lokal dan memestikan bahwa derah tersebut telah anesthesia, telusuri
dengan hati hati mengunakan satu jari untuk secara jelas menentukan batas-batas
luka.
d.
Buatlah jahitan kurang
lebih 1 cm diatas ujung laserasi
dibagian dalam vagina. Setelah melakukan tusukan pertama, buat ikatan dan
potong pendek benang.
e.
Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit
kebawah dan keatas cincin hymen.
f.
Tepat sebelum cincin
himen, masukan jarum kedalam mukosa
vagina lalu kebawah cincin himen
sampai jarum ada dibawah laserasi.
Periksa antara jarum di perinium dan bagian atas laserasi dan perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka.
g.
Teruskan kearah bawah
tetapi tetap pada luka, mengunakan jahitan jelujur, hingga mencapai bagian
bawah laserasi. Pastikan bahwa jarak
setiap jahitan sama dan otot yang terluka telah di jahit.
h.
Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan
teruskan panjahitan, mengunakan jelujur untuk menutut lapisan subkutikuler dan jahitan ini akan
menjadi jahitan lapis ke dua da periksa lubang bekas jarum. Jahitan lapisan
kedua ini akan meninggalkan luka yang tetap terbuka berukuran 0.5 cm atau kurang,
luka ini akan menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.
i.
Tusukan jarum dari
robekan perinium ke dalam vagina, jarum harus keluar dari belakang cincin
himen.
j.
Ikat benang dengan
membuat simpul di dalam vagina potong ujung benang dan sisakan sekitar 1,5 cm, Jika ujung benang
dipotong terlalu pendek simpul akan
longgar dan laserasi akan membuka.
k.
Ulang pemeriksaan
vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa tidak ada kasa atau peralatan yang
tertinggal didalam.
l.
Dengan lembut masukan
jari paling kecil ke anus, raba apakah ada jahitan pada rectum. Jika ada jahitan yang teraba ulangi pemeriksaan rectum selama 2 minggu pasca persalinan.
m.
Cuci daerah genital
dengan lembut dengan sabun dan air desinfektan tingkat tinggi, kemudian
keringkan. Bantu ibu cari posisi yang lebih nyaman.
n.
Nasehati ibu untuk
menjaga perineum.
1)
Menjaga periniumnya agar selalu bersih dan
kering.
2)
Menghindari penggunaan
obat-obetan tradisional pada periniumnya.
3)
Cuci periniumnya dengan sabun dan air bersih
yang mengalir tiga sampai 4 kali sehari.
4)
Kembali dalam seminggu
untuk memeriksa penyembuhan lukanya. Ibu kembali lebih awal jika ia mengalami
demam atau mengeluarka cairan yang berbau busuk dari lukanya atau jika daerah
tersebut menjadi nyeri ()
o.
Perawatan Pasca
Tindakan Perlukaan jalan lahir tingkat II
1)
Berikan antibiotika propolaksis dengan dosis
-
Ampisillin
500 mg per oral
-
Metronidazol 500 mg per oral
2)
Observasi tanda-tanda
infeksi
3)
Jangan melakukan
pemeriksaa rectal atau enema selama 2 minggu.
4)
Berikan pelembut Faeses selama seminggu per oral ()
0 komentar:
Post a Comment