Saturday, 28 September 2013

Konsep Dasar Pnemonia Kongenital



1.      Pengertian
Pnemonia Kongenital harus dicurigai kalau kutuban pecah lama, air ketuban keruh serta berbau dan terdapat kesulitan bernafas pada  saat neonatus itu lahir. Tanda – tanda klinik pada pemeriksaan paru, misalnya ronki, tidak selamanya ada. Diagnogsis dibuat dengan pemeriksaan radiologi thorax, yang harus segera dilakukan.
2.      Etiologi Pnemonia Kongenital
a.       Terhirup Likuar amni yang septic
b.      Disebabkan kuman,Pnemokokkus Haemopillis influienza,oleh virus, oleh bakteri E.Coli, Enterokokus, proteus, pseudomonas ()
3.      Patofisiologi Pnemonia Kongenital
         Bayi tidak memperoleh oksigen yang cukup (gawat janin) kekurangan oksigen dapat menyebabkan gerakan usus  dan membuat relaksasi otot anus dengan demikian bayi mengeluarkan mukonium, seorang bayi dapat kemasukan  mukonium  kedalam  paru-paru selama didalam rahim  atau
mukonium masuk ke paru – paru sewaktu bayi memulai pernafasan begitu lahir, tersedak mukonium dapat menyebabkan Pnemonia Kongenital dan kematian bayi. 
4.      Gejala
         Gejala Pneumonia Kongenital pada waktu lahir  sangat  menyerupai aspeksia neonatorum, penyakit membrane hialin (pembengkakan membrane hialin) atau pendarahan intrakanial (Pendarahan di trakenal). Diagnosa yang tepat sangat sulit. penting diperhatikan adanya kemungkinan infeksi.
5.      Klasifikasi Pnemonia
a.      Pnemonia congenital
Pnemonia Kongenital harus dicurigai kalau ketuban pecah lama, air ketuban keruh serta berbau dan terdapat kesulitan bernafas pada saat  neonatus itu lahir. tanda – tanda klinik pada pemeriksaan paru, misalnya ronki, tidak selamanya ada. Diagnogsis dibuat dengan pemeriksaan radiologi thorax, yang harus segera dilakukan.
b.      Pnemonia Airborn Infektion
Patogenesis penyakit ini sama dengan pathogenesis bronkopneumonia pada bayi yang lebih tua. biasanya infeksi terjadi karena berhubungan dengan orang dewasa yang menderita infeksi saluran pernafasan. pengobatan yang dilakukan sama dengan bronkopneumonia yang lain.
c.       Pnemonia Aspirasi
Penyakit ini merupakan sebab utama kematian bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Hal ini disebabkan karena pada saat diberikan makanan per orang sakit dimulai, terjadi aspirasi karena reflek menelan dan reflek batuk belum sempurna. pneumonia aspirasi ini harus dicurigai bila bayi BBLR tiba – tiba menunjukan gejala letargia, amoreksia, berat badan tiba-tiba turun dan kalau terdapat serangan apnea. Diangnosa dapat dibuat dengan pemeriksaan radiologi torax.
d.      Pnemonia Stafilokokus
Pnemonia ini terutama terjadi pada neonatus yang lahir dirumah sakit. mula-mula terdapat infeksi stafilokokos pada suatu tempat dibadan, kemudian terjadi penyebaran ke paru paru sehingga terjadi pneumonia atau piotorax. Proses ini terjadi dengan cepat menjadi buruk, pengobatan terdiri atas pemberian antibiotika yang efektif terhadap stafilokokus misalnya kloksasilin, dan sepalospoprin, sedangkan pengobatan lain sesuai dengan pengobatan bronkopnemonia yang lainnya.
6.      Penanganan
a.    Jika bayi menangis dan bernafas normal maka lakukan, potong tali pusat dengan cepat, tidak diikat dan tidak diberikan apapun, lanjut kelangkah c.
b.   Jika Megap-megap atau tidak bernafas, Buka mulut bayi lebar-lebar, usap muka dan isap lender, potong tali pusat dengan cepat, tidak diikat dan tidak diberikan apapun.
c.    Jaga bayi tetap hangat
1)      Letakan bayi diatas kain yang ada di atas perut ibu.
2)      pindahkan bayi keatas kain tempat resusitasi.
d.   Atur posisi kepala  bayi
1)      Baringkan bayi telentang dengan kepala di dekap penolong.
2)      Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi.
e.    Isap lendir
Gunakan alat penghisap lendir DeLee dengan cara.
1)       Isap lendir mulai dari mulut dulu, kemudian dari hidung.
2)       Lakukan penghisapan ketika alat penghisap ditarik keluar, tidak pada waktu dimasukan.
3)       Jangan melakukan penghisapan terlalu dalam jangan lebih dari 5 Cm ke dalam mulut atau lebih ke dalam hidung. hal ini dapat menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat atau bayi berhenti bernafas.
f.     Keringkan dan rangsang bayi
1)      Keringkan bayi mulai dari muka kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan.
2)      Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara dibawah ini .
a)       Menepuk/menyentil telapak kaki atau,
b)          Menggosok punggung /perut/dada/tungkai bayi dengan telapak tangan.
g.    Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi.
1)      Ganti kain yang telah basah dengan kain kering dibawahnya.
2)      Selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan menutup muka dan dada agar bisa memantau pernafasan bayi.
Atur kembali posisi kepala bayi sehingga kepala sedikit ektensi. ()

0 komentar:

Post a Comment