Secara
umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang
gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkatan umur dan tingkatan
zat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidak seimbangan
asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola
pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah
air dalam tubuh (Depkes RI, 2001).
Antropometri
sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran
tunggal dari tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan, lingkar lengan
atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit.di bawah ini adalah beberapa
indeks parameter antropometri (Depkes RI, 2005):
1)
Berat Badan menurut
Umur (BB/ U)
Berat badan adalah suatu parameter yang meberikan
gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan –
perubahan yang mendadak , misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunya
nafsu makan dan menurunya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan adalah
parameter antropometri yang sangat
stabil. Indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini ( current nutritional status).
2)
Tinggi Badan
menurut Umur ( TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadan pertumbuhan sekeletal. Pada keadan normal, tinggi badan tumbuh seiring
dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan,
relatif kurang sensitif terhadap masalah kekuranggan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh
defenisi zat gizi terhadap tinggi badan
akan tampak dalam waktu yang relatif lama. Berdasarkan karakteristik tersebut,
maka indeks ini mengambarkan status gizi masa lalu ada kaitannya dengan status
sosial ekonomi.
3)
Berat Badan menurut
Tinggi Badan ( BB/ TB)
Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi
badan. Dalam keadan normal , perkembangan berat badan akan searah dengan
pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan
indikator yang baik untuk menilai status
gizi saat ini ( sekarang) dan juga merupakan indeks yang independen terhadap
umur.
4)
Lingkar Lengan Atas
(LILA)
Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadan
jaringan otot
dan lapisan lemak dibawah kulit. Lingkar Lengan Atas
berkolerasi dengan BB/ U maupun BB/TB. Lingkar lengan atas dapat berubah dengan
cepat, oleh karena itu dipakai untuk menilai status gizi saat ini.
ukuran LILA yang normal adalah 23,5 Cm.
5)
Indeks Massa Tubuh
( IMT)
Indeks massa tubuh (IMT) atau Body Massa Index (BMI)
merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi, khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Dengan IMT, akan diketahui apakah berat badan seseorang
dinyatakan normal, kurus, atau gemuk. Menurut Depkes (2002) untuk menghitung
IMT ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Batas
ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas
ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang normal
untuk laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk permpuan adalah 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat
defenisi kalori ataupun tingkat kegemukan.
a.
Metode Penilaian Klinis
Pemeriksan klinis adalah metode yang sangat
penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas
perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi.
Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel ( supervicial epithelial tissue ) seperti kuli, mata, rambut, mukosa
oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukan tubuh seperti kelenjar
tiroid. Penggunan metode ini pada umumnya untuk survei
klinik secara tepat ( rapid clinikal
surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
digunakan untuk mengetahui tingkatan status gizi seseorang dengan melakukan perbaikan fisik yaitu tanda
( sign) dan gejala ( symptom) atau riwayat penyakit (Depkes RI, 2001).
b.
Biokimia
Pemeriksan status gizi dengan biokimia adalah
pemeriksan spesimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang dilakukan antara lain darah, urine,
tinja dan juga bebbrapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini
digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadan
malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faali dapa lebih banyak menolong untuk menentukan
kekeurangan gizi
(Depkes RI, 2005).
c.
Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
dengan melihat kemampuan fungsi ( khususnya jaringan ) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Umumnya digunakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemik ( epidemic
of blindness) (Depkes RI, 2005).
d.
Survey Konsumsi
Makanan
Survei konsumsi makanan adalah
metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan
jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi dapat memberikan
gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan
individu. Survei ini dapat melihat kelebihan dan kekurangan gizi
(Depkes RI, 2005).
e.
Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan
statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan
seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan, dan angka kematian
akibat penyebab tertentu dan data lainya yang berhubungan dengan gizi.
Pengunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi
masyarakat (Depkes RI, 2001).
f.
Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah
ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologi dan lingkungan
budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi
seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi
dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu
masyarakat sebagai dasar untuk melakukan intervensi gizi
(Depkes RI, 2001).
0 komentar:
Post a Comment