BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
serius 78 % dari pada pengidap masalah ini bermukim di asia timur dan asia tenggara. Para
pengidap hepatitis di Asia Tenggara yang mendapat infeksi sewaktu bayi dan
anak-anak cenderung berkembang menjadi pengidap hepatitis kronis dan
selanjutnya mempunyai resiko menjadi sirosis hati dan kangker hati ( Sri
Reziki,2009)
Penyakit hepatitis virus akut ini dahulunya dinamakan
hepatitis infeksiosa, sampai sekarang hepatitis virus akut masih bersifat
edemas di Negara-negara berkembang sehubungan dengan lingkungan dan senantiasa
yang masih buruk, daerah beriklim buruk, pada daerah beriklim tropis seperti
Indonesia, penyakit sering timbul selama musim hujan dan terutama menyerang
anak-anak dan dewasa muda. (Dalimartha,2005).
Di indonesia diperkirakan sekitar 2-4 % dari total
jumlah penduduk menderita hepatitis virus alat akut atau 4 sampai 8 juta orang
angka kasus hepatitits 5 sampai 10% dari jumlah penduduk. Ketua kelompok
departemen kesehatan Ali Sulaiman menjelaskan hepatitis virus akut bersifat
tidak menjadi kronis dan bisa sembuh sempurna, hanya sekitar 0,5% dari
penderita yang mengalami serangan akut hingga berakibat vatal atau membahayakan
keselamatan jiwanya. Hal ini berbeda dengan hepatitis B dan C yang termasuk
penyakit hati kronik atau menahun, bila tidak diobati dengan baik penderita
bisa mengalami sirosis hati dalam waktu 15 sampai 30 tahun sejak terinfeksi
virus hepatitis bahkan kangker hati. ( Sri Reziki,2009)
Hepatitis adalah suatu peradangan jaringan hati yang
disebabkan oleh virus hepatitis, secara popular di kenal juga dengan istilah
penyakit hati yang disebabkan oleh berbagai macam penyebab seperti
virus(penyebab terbanyak), bakteri salmonella thypi, parasit, obat-obatan,
bahan kimia alami atau sintesis yang merusak hati(hepatotoksik), alcohol,
cacing, gizi yang buruk dan autoimun, ( Dalimartha, 2005)
Adapun jenis hepatitis atau radang hati dapat dibagi
dalam beberapa macam jenis, yaitu : hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C,
hepatitis D,hepatitis E, hepatitis G. Jenis hepatitis yang banyak dijumpai
adalah jenis hepatitis A,B, dan C.Hepatitis dapat di klasifikasi menjadi
hepatitis virus akut dan hepatitis virus kronik. Hepatitis yang perjalanannya
akut biasanya hepatitis A, hepatitis yang kronis hepatitis B dan hepatitis C. (
Yatim, 2005 )
Tanda dan gejala yang timbul pada hepatitis virus akut
antara lain, nyeri perut dan bagian
atas, sakit kepala, lelah, tidak ada nafsu makan (anoreksia), mual, muntah, demam
ringan, malaise (perasaan tidak enak badan), urin berwarna teh, fses berwarna
tanah dan kulit menjadi ikterik (kuning). ( Sandra, 2002)
Hepatitis virus akut atau radang hati menimbulkan
beberapa masalah keperawatan yaitu : Resiko kekurangan volume cairan dan
elektronik, kurang nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh), intoleransi
aktifitas, resiko infeksi(pada orang), nyeri berhubungan dengan inflamasi hati,
resiko perubahan integritas kulit, perubahan kenyamanan, keletihan dan resiko
terhadap cedera yang berhubungan dengan pengurangan sintesis protombin dan
penurunan absorpsi vitamin K. (Carpenito,2001).
Apabila masalah tersebut tidak di tangani serius dan
tidak diberikan asuhan keperawatan secara berkeseimbangan maka akan terjadi
komplikasi yaitu : sirosis hati, hepatitis fulminan dan karsinoma
hepatoseluler, anemia aplastik dan hepatitis kronis yang terjadi apabila
individu memperlihatkan gejala dan antigen virus yang menetap dari 6 (enam)
bulan. Gambaran klinis hepatitis aktif kronik atau fluminan mungkin mencakup
gambaran kegagalan hati dengan kematian dalam 1 minggu sampai beberapa tahun
kemudian. (Elizabeth,
2001)
Perawatan pada pasien hepatitis tidak ada obat khusus
yang dapat langsung menyembuhkan hepatitis A. Pengobatan yang diberikan hanya
bersifat suportif yaitu seperti, Tirah baring yaitu istirahat di tempat tidur
terutama pada fase awal penyakit. Diet atau pengaturan makanan, pada prinsipnya
makanan yang diberikan harus mudah dicerna dan mengurangi keluhan yang ada.
Untuk itu penderita diberi makanan yang tinggi protein dan karbohidrat tetapi
rendah serat. Selalu menjaga kebersihan terutama dengan jalan mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan, alat makan dan minum harus dicuci secara terpisah,
dan menghindari kontak badan dengan nonpenderita. Adakalanya parasetamol
diberikan bila penderita demam dan sakit kepala, antasida diberikan bila mual
dan muntah, dan obat tradisional lainnya seperti HP pro. Pientze huang, dan
sebaginya yang mempercepat penyembuhan dan turunnya nilai transaminase (SGPT,
SGOT). (Dalimartha,2005).
Berdasarkan uraian diatas maka seorang peawat mempunyai
peran penting dalam memberi pelayanan kesehatan, perawat harus mengetahui bahwa
hepatitis virus akut merupakan penyakit menular yang sumber infeksi berasal
dari rute fekal oral biasanya melalui makanan dan minuman yang terinfeksi,
memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien atau keluarga dalam memperbaiki
hygene makanan dan minuman, menjaga air minum agar tidak tercemar,
perbaikan sanitasi lingkungan dan dalam
lingkungan dan dalam pemberian imunisasi. ( Smeltzer, 2001)
0 komentar:
Post a Comment