Thursday, 23 May 2013

Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas II Tentang Bahaya Merokok di SMU Negeri



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi perokok maupun orang-orang disekitarnya (Aditama, 2003).
)Kebiasaan merokok sering dikaitkan dengan terjadinya penyakit paru obstruktif menahun (PPOM).  Namun kebiasaan merokok di negeri ini tetap tidak bisa dihilangkan, bahkan semakin meningkat. Sebagian besar penduduk di sejumlah negara mengurangi konsumsi mereka terhadap rokok, Indonesia justru malah sebaliknya. Indonesia kini menempati ranking ke-4 sebagai negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Amerika Serikat, RRC dan Jepang. Tidak kurang dari 70% penduduk Indonesia kini jadi perokok aktif dan ironisnya lagi, sekitar 13,2% perokok di Indonesia adalah remaja berusia 15-19 tahun (Sugito 2007).
Fenomena merokok di Indonesia memang sudah sangat memprihatinkan dan kini sudah merambah ke anak-anak sekolah. Untuk tahap pertama, mereka mungkin saja merokok karena pemberian teman. Namun setelah kecanduan, kebutuhan merokok  pun meningkat dan bisa saja akibat desakan kebutuhan terhadap rokok malah mendorong sebagian siswa mengambil langkah salah, seperti membohongi atau menipu orang tua. Bahkan sangat mungkin karena demi rokok, ada di antaranya terjerumus pada tindakan kriminal seperti mencuri atau memeras (Umar, 2008).
Menurut data tahun 2004 yang dikeluarkan  Global Youth Tobacco Survey  (GYTS), dari 2074 responden pelajar Indonesia usia 15-20 tahun, 43,9% mengaku pernah merokok. Sebanyak 11,8% pelajar pria dan 3,5% pelajar wanita menganggap merokok akan menambah teman, sementara 9,2% pelajar pria dan 2,4% pelajar wanita menganggap merokok akan membuat mereka terlihat lebih atraktif  (Umar, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yudianto (2005) terhadap 12 orang pelajar STM/SMK Muhammadiyah 01 Kepanjen, 8 orang diantaranya (66,7%) merokok, dan 4 orang (33,3%) tidak merokok. Dari 8 orang yang suka merokok, 5 orang  diantaranya (62,5%) mengatakan menghabiskan rokok sekitar 10-19 batang per hari, 3 orang (37,5%) merokok 1-9 batang per hari. Sebanyak 4 orang (50%) dari remaja ini menganggap merokok sebagai kebutuhan, 6 orang (75%) tahu tentang bahaya merokok namun mengatakan tidak takut merokok (Yudianto 2005)
  Dari data di atas, diketahui bahwa beberapa pandangan atau pemahaman tentang merokok yang kurang tepat dari para pelajar. Pada dasarnya setiap orang atau pelajar tahu akan bahaya merokok mengingat di setiap bungkus rokok terdapat peringatan pemerintah tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Namun apakah pengetahuan tersebut mempengaruhi sikap remaja terhadap bahaya merokok, inilah yang menjadi perhatian peneliti untuk ditindaklanjuti dalam sebuah penelitian secara ilmiah.  

0 komentar:

Post a Comment