Tuesday, 12 February 2013

Pengetahuan Remaja Putri tentang Obesitas



Masa remaja menurut Mappiare berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu 12 atau 13 tahun remaja awal dan 17 atau 18 tahun adalah remaja menengah, dan usia 21 atau 22 tahun adalah remaja akhir.
Masa remaja adalah masa dalam kehidupan yang secara gizi kritis. Peningkatan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang dramatis membuatnya lebih membutuhkan gizi, masa remaja bisa menjadi kesempatan kedua setelah masa kanak-kanak untuk mengejar pertumbuhan khususnya bila kondisi lingkungan mendukung dalam hal asupan gizi. Perubahan psikologis dan perkembangan kepribadian diet remaja semasa mereka masih mudah “dipengaruhi”.
Sosialisasi dan kemajuan yang independen dari kebiasaan keluarga mengubah kebiasaan makan remaja. Mereka mulai membeli dan menyiapkan makanan untuk diri sendiri. Semakin bartambah usia semakin sering lupa makan makanan dirumah, dan sering lupa sarapan dan makan siang, menguranggi konsumsi buah dan sayuran, remaja biasanya makan kudapan, biasanya makanan padat energi dan makanan cepat saji rendah akan zat besi, kalsium, vitamin A, asam folat dan serat. Diet yang salah adalah lumrah diantara para remaja.
Diet yang tidak benar berdampak langsung pada resiko kesehatan seperti kurangnya zat besi, kurang gizi, terhambat pertumbuhan, kesehatan tulang, kelaunan makan (anorexia dan bulinia nervosa) dan obesitas. Kelebihan berat badan (obesitas) semasa remaja mempunyai konsekwensi langsung, khususnya karena berpengaruh dengan bentuk tubuh dan percaya diri, dan menjadi faktor resiko untuk kelebihan berat badan dan obesitas.
Kegemukan sudah menjadi permasaalahan nutrisi yang mendunia, menjadi proporsi penyakit baik dinegara maju maupun dinegara berkembang. Kegemukan merupakan penyakit yang komplek, beberapa masalah yang menyebabkan tidak seimbangnya antara energi yang masuk dengan yang dikeluarkan dan meningkatnya dari jaringan lemak tubuh. Biasanya ditandai dengan berat badan yang melebihi dari yang seharusnya, menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) berat badan dalam kilogram (kg) terhadap lingkar pinggul (M 2 ). WHO mendifinisikan kegemukan adalah  IMT antara 25,0-29,9 dan  obesitas IMT 30 Kg/m2 atau lebih. Diperkirakan sekitar 350 juta orang mengalami obesitas (IMT ≥ 30,0 Kg/m2). Dan lebih dari 1 miliyar orang yang mengalami kelebihan berat badan (IMT ≥ 25 Kg/m2).  Sekitar 2,5 juta angka kematian tercatat karena kelebihan berat badan/obesitas.
Prevalensi kegemukan pada anak usia sekolah saat ini semakin meningkat. Peningkatan serupa terjadi pula pada orang dewasa di semua Negara, hal ini menandakan bahwa ada kemungkinan dampak dari factor sosial dan lingkungan. Anak kegemukan akan memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit kardiovaskuler dan DM tipe 2 di kemudian hari. Prevalensi kegemukan pada anak usia sekolah di Indonesia menurut Depertemen Kesehatan sudah mencapai 10 % (Depkes RI, 2005), anak usia 6-11 tahun mengalami kelebihan berat badan dengan indeks masa tubuh ≥ 95 persentil, ditambah dengan 30 % anak diperkirakan beresiko kegemukan, dengan indeks masa tubuh < 95 persentil.
Pada masa remaja kudapan (makanan ringan seperti snack dan sejenisnya) berkontribusi 30%/ lebih dari total asupan kalori setiap hari. Remaja harus didorong untuk lebih bertanggung jawab atas pemilihan kudapan yang sehat. Dengan mengkonsumsi makanan yang cukup dan teratur remaja akan tumbuh sehat sehingga akan mencapai prestasi gemilang, kebugaran, dan sumber daya manusia yang berkualitas. Remaja putri yang terpelihara gizinya maka akan terpelihara juga kesehatan reproduksinya. Jika kondisi sehat terus dipertahankan sampai kondisi waktu hamil, maka akan mendapatkan anak yang sehat dan cerdas. Hasil penelitian ternyata Obesitas memiliki resiko tinggi terhadap ovulasi infertil, dan fungsi ovulasi terganggu, sehingga menjadi tidak subur. Keadaan ini terjadi bila peningkatan berat badan terlalu cepat, pada umumnya peningkatan berat badan disebabkan karena asupan yang berlebih.

1 komentar:

  1. kita juga punya nih Obesitas mengenai laba bersih silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/481/1/Tri_Wulan_Anita_Self_Regulated.pdf

    ReplyDelete