a. Pengertian Indek
massa tubuh.
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang
diambil dari perhitungan antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)
seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau mengambarkan kadar
adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara
langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran
secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual
energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al., 2002: 34). IMT merupakan altenatif untuk tindakan pengukuran
lemak tubuh karena murah serta metode skrining kategori berat badan yang mudah
dilakukan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Menurut rumus
metrik:
Berat badan
(Kg)
IMT = -------------------------
[Tinggi badan
(m)]2
Atau menurut rumus Inggeris:
IMT = Berat badan (lb) / [Tinggi badan
(in)]2 x
703
b. Kategori Indeks Massa Tubuh
Untuk orang dewasa
yang berusia 20 tahun keatas, Indeks massa tubuh (IMT) diinterpretasi menggunakan kategori status
berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk
anak-anak dan remaja, intrepretasi Indeks massa tubuh (IMT) adalah spesifik mengikut usia dan jenis
kelamin (Central Defication Center, 2009).
Secara umum, IMT 25
ke atas membawa arti pada obes. Standar baru untuk Indeks massa tubuh (IMT) telah dipublikasikan pada tahun 1998
mengklasifikasikan Body
Mass Index (BMI) di bawah 18,5 sebagai sangat kurus atau underweight,
Indeks massa tubuh (IMT) melebihi 23
sebagai berat badan lebih atau overweight, dan Indeks massa tubuh (IMT) melebihi 25 sebagai obesitas. Indeks massa
tubuh (IMT) yang ideal bagi orang dewasa
adalah diantara 18,5 sehingga 22,9. Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat:
tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), dan tingkat III (>40) (Central Defication Center, 2009).
Untuk kepentingan
Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan
hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil
kesimpulan, batas ambang Indeks massa tubuh (IMT) untuk Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1: Kategori Indeks Massa Tubuh
INDEK MASA TUBUH (IMT)
|
KATEGORI
|
< 18,5
|
Berat
badan kurang
|
18,5 – 22,9
|
Berat
badan normal
|
≥ 23,0
|
Kelebihan
berat badan
|
23,0 – 24,9
|
Beresiko
menjadi obes
|
25,0 – 29.9
|
Obes
I
|
≥ 30,0
|
Obes
II
|
Sumber:
Centre for Obesity Research and Education 2007
c. Kekurangan dan Kelebihan Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh
merupakan salah satu indikator yang dapat dipercayai untuk mengukur lemak
tubuh. Walaubagaimanapun, terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan dalam menggunakan IMT sebagai indikator pengukuran lemak
tubuh.
Kekurangan indeks massa tubuh adalah:
a) Pada olahragawan: tidak akurat pada olahragawan
(terutama atlet bina) yang cenderung berada pada kategori obesitas dalam IMT
disebabkan mereka mempunyai massa otot yang berlebihan walaupun presentase
lemah tubuh mereka dalam kadar yang rendah. Sedangkan dalam pengukuran
berdasarkan berat badan dan tinggi badan, kenaikan nilai IMT adalah disebabkan
oleh lemak tubuh.
b) Pada anak-anak: tidak akurat karena jumlah lemak
tubuh akan berubah seiringan dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan
seseorang. Jumlah lemak tubuh pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama
pertumbuhan. Oleh itu, pada anak-anak dianjurkan untuk mengukur berat badan
berdasarkan nilai persentil yang dibedakan atas jenis kelamin dan usia.
c) Pada kelompok bangsa: tidak akurat pada kelompok
bangsa tertentu karena harus dimodifikasi mengikut kelompok bangsa tertentu.
Sebagai contoh IMT yang melebihi 23,0 adalah berada dalam kategori kelebihan
berat badan dan IMT yang melebihi 27,5 berada dalam kategori obesitas pada
kelompok bangsa seperti Cina, India, dan Melayu.
Kelebihan
indeks massa tubuh adalah:
a. Biaya
yang diperlukan tidak mahal
b. Untuk
mendapat nilai pengukuran, hanya diperlukan data berat badan dan tinggi badan
seseorang.
c. Mudah
dikerjakan dan hasil bacaan adalah sesuai nilai standar yang telah dinyatakan
pada table IMT.
0 komentar:
Post a Comment