2.1.5.1. Perdarahan
Perdarahan dapat
diatasi denga pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transpusi darah, Kematian karena perdarahan dapatb terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2.1.5.2. Perforasi
Perforasi uterus pada
kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika
terjadi peristiwa ini pendrita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda
bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas dan bentuk
perforasi
2.1.5.3.
Infeksi
Keguguran
disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam
peredaran darah atau peritonium.
2.1.5.4. Syok
Syok
pada abortus bisa terjadi karena pendarahan (syok Hemoragik) dan karena infeksi
berat (syok endoseptik).
2.1.6.
Penanganan
Abortus
Tentukan besar uterus
(taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat,
syok, infeksi/sepsis). Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang
disertai pendarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau
cunan ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan:
a. Bila
perdarahan terhenti, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg peroral.
b. Bila
perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM (Aspirasi
Vakum Manual) atau Kurate (pilihan tergantung dari usia gestasi, pembukaan
serviks dan keberadaan bagian-bagian janin).
c. Bila
tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotika profilaksis (ampisilin 500 mg
oral atau doksisiklin 100 mg)
d. Bila
terjadi infeksi, beri ampisillin 1 g dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam.
e. Bila
terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu, segera lakukan
evakuasi dengan AVM.
f.
Bila pasien Nampak
anemik, berikan sulfa ferosus 600mg per hari selama 2 minggu (anemia sedang)
dan transfusi darah (anemia berat)
Pada beberapa kasus, abortus inkompletus
erat kaitannya dengan abortus tidak aman, oleh sebab itu, perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. Pastikan
tidak ada komplikasi berat seperti sepsis, perporasi uterus atau cedera
intra-abdomen (mual/muntah, nyeri punggung, demam, perut kembung, nyeri perut
bawah, dinding perut tegang, nyeri ulang lepas).
b. Bersihkan
ramuan tradisional, jamu, bahan kaustik, kayu atau benda-benda lainnya dari
region genitika
c. Berikan
boster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau
kanalis servisis dan pernah diimunisasi.
d. Bila
riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus (ATS) 1500
unit IM diikuti dengan pemberian tetanus texoid 0,5 ml setelah 4 minggu,
e. Konseling
untuk kontrasepsi pasca kegugurandan pemantauan lanjut. (Saifuddin, 2002)
Tindakan yang harus dilakukan tergantung
pada umur kehamilan dan beratnya
perdarahan yang terjadi :
1. Pada
kehamilan kurang dari 12 minggu dan/atau dengan perdarahan banyak, segera
dilakukan :
a.
Kuretase, yaitu pengeluaran hasil
konsepsi.
b. Setelah kuretase,
diberikan injeksi ergometri 0,2 mg i.m atau methergen 0.2 mg i.m.
c.
Berikan antibiotic Ampisilin 500 mg 4 x 1 tablet/hari selama 5 hari dan tablet
methergen 3 x 1 rablet/hari selama 3 hari untuk mencegah imfeksi.
2. Pada kehamilan lebih
dari 12 minggu biasanya perdarahan tidak banyak, namun bahaya perforasi pada
kerokan lebihbesar, maka :
a. Proses abortus
sebaiknya dipercepat dengan pemberian infuse oksitosin 10 U dalam 500 ml
Dextrosei 5% dengan tetesan disesuaikan dengan sifat kontraksi.
b. Bila janin sudah keluar tetapi plasenta masih
tertinggal, maka pengeluaran plasenta dilakukan secara Kuret ( Muchtar, 2000)
0 komentar:
Post a Comment