2.1. Stres
2.1.1. Pengertian Stres
Stres adalah keadaan yang disebabkan oleh
adanya tuntunan internal maupun eksternal (stimulus) yang dapat membahanyakan,
tak terkendali atau melebihi kemampuan individu sehingga individu akan bereaksi
baik secara fisiologis maupun psikologis (respon) dan melakukan usaha-usaha
penyusuaian diri terhadap situasi tersebut (proses). Skala adaptasi stres
Perubahan Hidup Holmes dan Rahe adalah skala yang digunakan untuk mengukur
tingkat stres pada individu yang terdiri dari 31 peristiwa perubahan hidup yang
dialami selama 1 tahun. Penilaian yang dilakukan dengan seoring. Skor > 150
menunjukkan adanya stres dan skor < 150 menujukkan tidak adanya stres. (Al Banjary, 2009)
Stres adalah respons tubuh yang tidak spesifik
terhadap setiap kebutuhan yang terganggu, suatu penomena universal yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari, setiap orang
mengalaminya, stres member dampak secara total pada individu yang terhadap
fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual, stress dapat mengancam
keseimbangan fisiologis (Rasmus, 2004),
.
Yang dimaksud dengan stress (Hans Selye) adalah
respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban
atasnya. Misalnya bagaimana respons tubuh seseorang manakala yang bersangkutan
mengalami beban pekerjaan yang berlebihan. Bila ia sanggup sanggup mengatasinya
artinya tidak ada gangguan pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan yang
bersangkutan tidak mengalami stress. Tetapi sebaliknya bila ternyata ia
mengalami gangguan pada satu atau lebih oraga tubuh sehingga yang bersangkutan
tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut
mengalami distress . (Dadang, 2004),
2.1.2. Penggolongan
Stres
Apabila ditijau dari
penyebab stress, dapat digolongkan sebagai berikut :
a.
Stres
Fisik, disebabkan oleh suhu atau temperature yang terlalu tinggi atau rendah,
suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus listrik.
b.
Stres
Kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormone,
atau gas.
c.
Stres
Mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan
penyakit.
d.
Stres
Fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau
sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
e.
Stres
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada masa bayi hingga tua.
f.
Stres
Psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya,
atau keamanan menurut. (Sunaryo, 2004)
Adapun menurut Brench Grad (2000), stress ditinjau dari
penyebabnya hanya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a.
Penyebab makro, yaitu
menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian, percerian,
pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.
b.
Penyebab mikro, yaitu
menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, sperti pertengkaran rumah tangga, beban
pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.
2.1.3. Sumber Stres
Sumber stress dapat berasal dari
dalam tubuh dan diluar tubuh, sumber stress dapat berupa biologik/psikosiologi,
kimia, psikologok, sosial spiritual.
a.
Stresor biologik dapat berupa :
mokroba, bakteri, virus dan jasad renik lainnya, hewan, binatang, bermacam
tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang dapat mempengaruhi kesehatan.
b.
Stresor fisik dapat berupa :
perubahan iklim, alam, suhu, cuaca, geografi, yang mengikuti letak tempat
tinggal, domisili, demografi, berupa jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi,
radiasi, kepandatan penduduk, imigrasi dan kebisingan.
c.
Stresor kimia, dari dalam tubuh
dapat berupa serum darah dan glukosa, sedangkan dari luar tubuh dapat berupa
obat pengobatan, pemakaian alkohol, pencemaran lingkungan, bahan kosmetik dan
bahan pengawet.
d.
Stresor sosial psikologi, yaitu
labelling dan prasangka, ketidak kepuasan terhadap diri sendiri, kekejaman,
konplik peran, percaya diri yang rendah, perubahan ekonomi, emosi yang
negative, dan kehamilan.
e.
Stresor spiritual yaitu adanya
persepsi negative terhadap nilai-nilai ke- Tuhanan.
Stressor menurut Esperanza (1997)
Fundamental of nursing practice a nursing poscess approach :
a.
Perubahan patotogi dari
penyebab penyakit atau suatu injuri.
b.
Troma
(injuri, luka bakar, serangan, elektrik, shok).
c.
Tidak
adekuatnya makanan, kehangatan, dan pencegahan.
d.
Tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar (kelaparan, gangguan sexk sual).
e.
Program
trapi (diet, trapi fisik, spikotrapi).
f.
Kekacoan
hubungan sosial dan keluarga.
g.
Komplik sosial dan budanya.
h.
Prubahan
spisiologi yang normal (puberitas, mentuasi, kehamilan dan menaupouse)
i.
Situasi
positif dari pristiwa kehidupan. (Rasmus, 2004)
2.1.4. Tanda-tanda Bahaya Stres
Ada beberapa tanda bahaya yang menujukan
kerja destruktif dari stress. Tanda-tanda ini bersifat fisiologis dan
psikologis. Penyakit psikologis, meskipun senyata dan sedestruktif penyakit
fisik, bias lebih sulit dideteksi dan disembuhkan. Ada pelbagi penyakit
emosional dan psikologis yang ditimbulkan oleh stres, dari yang ringan sampai
yang meningkat, dari yang sementara sampai yang kronis. Serangannya bias pelahan-lahan
atau mendadak. Penyakit-penyakit ini dapat dipicu oleh sebab biologis dan sebab
psikologis. Ini merupakan sebuah topic besar, dan saya disini hanya menyebutkan
beberapa tanda yang mengindikasikan berjangkitnya stress.
Keletihan yang tak diketahui sebab-musababnya.
a.
Gangguan
makan, seperti kehilangan nafsu makan atau makanan berlebihan.
b.
Gangguan
tidur, seperti tak bias tidur, tidur tapi sebentar bentar bangun, dan mimpi buruk
berulang.
c.
Keluarnya air mata tanpa bias
dikendalikan.
d.
Pikiran untuk bunuh diri.
e.
Hilangnya ketertarikan pada
hal-hal semisal berpenampilan rapi dan aktifitas-aktifitas sosial.
f.
Tak bias berkonsentrasi.
g.
Sering
merasa mengerut ketika demam dan terkenak infeksi.
h.
Tegang
atau sakit kepala yang tak diketahui sebab-musababnya.
i.
Minum
alkohol secara berlebihan atau merasa panic.
j.
Lekas marah atau mudah
terprovokasi.
k.
Selalu ingin melakukan sesuatu
yang radikal.
Peristiwa-peristiwa atau keadaan-keadaan
yang menimbulkan stres disebut stressor. Ada
empat macam stressor yaitu :
a.
Stressor episodik. Kecelakan yang belum lama
terjadi dan perselisihan dengan orang lain adalah contoh peristiwa yang memicu
stress sekali waktu.
b.
Sekues stressor. Perceraian,
kehilangan pekerjaan, dan kematian tercinta adalah peristiwa-peristiwa yang
memicu stress yang bertahan lebih lama.
c.
Stressor periodik. Periksa secara periodic
ke dokter gigi, sakit pinggang yang sesakali terasa, dan sering berpergian
karena tuntutan kerja merupakan contohnya.
d.
Stressor kronis. Penyakit
permanen, masalah-masalah suami isteri yang berlarut-larut, dan ketak mampuan
menyelesaikan persoalan keuangan adalah pemantik stress yang bertahan sangat
lama. (Khavari. A, 2006)
0 komentar:
Post a Comment