Stres Tahap I
Tahapan ini
merupakan tahapan stress yang paling ringan, dan biasanya di sertai dengan
perasaa-perasaan sebagai berikut :
a.
Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting)
b.
Penglihatan “tajam” tidak
sebagaimana biasanya
c.
Merasa mapu menyelesaikan
pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa di sadari cadangan energy dihabiskan
(all out) disertai rasa gugup yang berlebihan pula
d.
Merasa senag dengan
pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, namun tanpa di sadari cadangan
energy semakin menipis.
2.1.5.2. Stres Tahap II
Dalam
tahapan ini dampak stress yang semula “menyenangkan” sebagaimana yang di
uraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang
di sebabkan karena cadangan energy tidak lagi cukup sepanjang hari karena tidak
cukup waktu untuk beristirahat.Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh
seseorang yang berada pada stress tahap II adalah sebagai berikut :
a.
Merasa letih sewaktu bangun
pagi, yang seharusnya merasa segar.
b.
Merasa mudah lelah sesudah
makan siang
c.
Lekas
merasa capai menjelang sore hari
d.
Sering
mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort)
e.
Detakan
jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar)
f.
Otot-otot
punggung dan tengkuk terasa tegang
g.
Tidak bias santai
2.1.5.3. Stres Tahap III
Bila
seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan
sebagaimana di uraikan pada stress tahap II tersebut diatas, maka yang
bersangkutan akan menunjukkan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu
yaitu :
a.
Gangguan lambung dan usus
semakin nyata, misalnya keluhan “maag” (gastritis), buang air besar tidak
teratur (diare).
b.
Ketegangan otot-otot semakin
terasa
c.
Perasaan
ketidak tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat
d.
Ganguan
pola tidur (insomnia) misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia),
atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau
bangun terlalu pagi/dini hari tidak dapat kembali tidur (lae insomnia)
e.
Koordinasi
tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan)
2.1.5.4. Stres tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan
diri ke dokter sehubungan dengan keluhan-keluhan stress tahap III diatas, oleh
dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik
pada organ tubuhnya.Maka gejala stress tahap IV akan muncul :
a.
Untuk
bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit
b.
Aktivitas pekerjaan yang semula
menyenangkan dan mudan di selesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit
c.
Yang semula tanggapan terhadap
situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons secara memadai (adequate)
d.
Ketidak
mampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari
e.
Gangguan
pola tidur di sertai dengan mimpi-mimpi yang menyenagkan
f.
Sering kali menolak ajakan
(negativism) karena tiada semangat dan kegairahan
g.
Daya
konsentrasi dan daya ingat menurun
h.
Timbul
perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat di jelaskan apa penyebabnya
2.1.5.5. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan
jatuh dalam stress tahap V yang di tandai dengan hal-hal berikut :
a.
Kelelahan
fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and psychological exhaustion)
b.
Ketidakmampuan
untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana
c.
Gangguan
system pencernaan semakin berat (gastrointestinal disorder)
d.
Timbul
perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah binggung dan
panic
2.1.5.6. Stres Tahap VI
Tahap ini merupakan tahap klimaks, seseorang mengalami serangan panic
(panic attack) dan perasaan takut mati tidak jarang orang yang mengalami stress
tahap IV ini berulang kali di bawa ke UGD bahkan ke ICCU, meskipun pada
akhirnya di pulangkan karena tidak di
temukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stress
tahap VI ini adalah sebagai berikut :
a.
Debar jantung teramat keras
b.
Susah
bernafas (sesak dan megap-megap)
c.
Sekujur
badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
d.
Ketiadaan
tenaga untuk hal-hal yang ringan
e.
Pingsan atau kolaps (collaps).
(Dadang, 2004)
2.1.6. Reaksi Tubuh Terhadap
Stres
Sebagaimana telah disebutkan dimuka
bahwa yang dimaksud dengan stress adalah reaksi atau respon tubuh terhadap
stressor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Kecuali
gejala-gejala tahapan stress maupun perubahan perilaku yang telah di uraikan di
muka, maka seseorang yang mengalami stress dapat pula di lihat atupun di
rasakan dari perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya misalnya antara
lain:
a.
Rambut
Warna rambut yang
semula hitam pekat, lambat laun mengalami perubahan warna menjadi
kecoklat-coklatan serta kusam.
b.
Mata
Ketajaman mata sering kali terganggu misalnya kalau membaca tidak jelas
karena kabur
c.
Telinga
Pendengaran sering
kali terganggu dengan suara berdenging (tinitus)
d.
Daya pikir
Kemampuan berfikir
dan mengingat serta konsentrasi menurun.Orang menjadi pelupa dan sering kali
mengeluh sakit kepala atau pusing.
e.
Ekspresi wajah
Wajah seseorang yang stress Nampak tegang,
dahi berkerut, mimic Nampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk
senyum/tertawa dan kulit muka kedutan (tin facialis)
f.
Mulut
Mulut
dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum. Selain daripada
itu pada tenggorokan seolah-olah ada
ganjalan sehingga ia sukar menelan, hal ini di sebabkan karena otot-otot
lingkar di tenggorokan mengalami spasme (muscle cramps) sehingga serasa
“tercekik”
g.
Kulit
Pada orang yang mengalami
stress reaksi kulit bermacam-macam pada kulit dari sebahagian tubuh terasa
panas atau dingin atau keringat berlebihan.
h.
Sistem pernafasan
Pernafasan
seseorang yang sedang mengalami stress dapat terganggu misalnya nafas terasa
berat dan sesak di sebabkan terjadi penyempita pada saluran pernafasan mulai
dari hidung, tenggorokan dan otot rongga dada
i.
System Kardiovasculer
Sistem jantung dan
pembuluh darah atau kardiovasculer dapat terganggu faalnya karena stress
j.
Sistem pencernaan
Orang yang
mengalami stress sering kali mengalami gangguan pada system pencernaannya.Misalnya,
pada lambung terasa kembung, mual dan pedih.
k.
Sistem perkemihan
Orang yang sedang
menderita stress faal perkemihan (air seni ) dapat juga terganggu.Yang sering
di keluhkan orang adalah frekuensi untuk buang air kecil lebih sering dari
biasanya messkipun ia bukan penderita kencing manis (diabetes mellitus)
l.
Sistem otot dan tulang
Stress dapat pula
menjelma dalam bentuk keluhan-keluhan pada otot
dan tulang (musculosceletal). Yang bersangkutan sering mengeluh otot
terasa sakit (keju) seperti di tusuk-tusuk, pegal dan tegang
m.
Sistem Endokrin
Gangguan pada system
endokrin (hormonal) pada mereka yang mengalami stress adalah kadar gula yang
meninggi, dan bila hal ini berkepanjangan bias mengakibatkan penyakit kencing
manis (diabetes mellitus)
n.
Libido
Kegairahan seseorang di bidang seksual dapat pula terpengaruh karena
stress. (Dadang, 2004)
0 komentar:
Post a Comment