BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Berlakang.
Indonesia sebagai salah satu Negara
sedang berkembang banyak mengalami masalah dibidang Kesehatan diantaranya
derajat kesehatan. Derajat kesehatan antara lain ditentukan oleh derajat
kesehatan Ibu dan Anak sebagai kelompok penduduk yang rawan dan rentan. Oleh
sebab itu, perlu diupayakan penurunan angka kematian ibu dan bayi merupakan indikator
penilaian derajat kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2004).
Hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI), derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia
masih perlu ditingkatkan. SDKI mengungkapkan, angka kematian ibu (AKI), yaitu
228 per 100 ribu kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per
1000 KH. (Depkes RI, 2008)
Menurut Rinskesdas 2007, penyebab
kematian utama bayi adalah ganguan pernapasan (35,9%) dan berat lahir rendah
(32,4%). Sedangkan kematian pada balita paling banyak diakibatkan oleh diare,
pneumonia dan hal yang berlatar pada kekurangna gizi. Jadi, jika ingin menekan
kematian bayi dan balita, perhatian yang besar perlu pada upaya penyelamatan
bayi baru lahir dan penangangan penyakit infeksi (diare dan pneumonia). (Depkes
RI, 2008)
Anak yang tidak memperoleh cukup
vitamin A. Beresiko terkena rabun senja.
Kebutaan yang menimpa anak didunia kini telah mencapai 1,5 milliar (WHO,
2000) dengan temuan kasus baru sebanyak setengah juta setiap tahun gangguan
penglihatan ini, terutama yang terjadi pada tahun pertama kehidupan, (Arisman,
2007).
Sekitar 125 juta anak balita di
dunia mengalami kekurangan vitamin A subklinik sementara 1,3 juta dari jumlah
itu telah menampakan gejala klinis xeroftalmia itu berarti resiko mereka
untuk terjangkit terinfeksi membesar sebanyak 20 kali. (Arisman, 2007).
Saat ini masalah kekurangan vitamin
A (KVA) masih merupakan masalah gizi utama yang terjadi di Indonesia . Menurut
data Departemen Kesehatan tahun 2005 menunjukan hampir 10 juta balita menderita
KVA sub klinis (serum retinol < 20 µg/dl), 60 ribu diantaranya disertai
dengan gvejala bercak bitot yang terancam buta. Selain itu pada beberapa
propinsi di Indonesia telah ditemukan kasus-kasus baru KVA yang terjadi pada
anak penderita gizi buruk. Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa Vitamin
A merupakan zat gizi esensial bagi manusia, karena zat gizi ini sangat penting
dan konsmsi makanan kita cenderung belum mencukupi dan masih rendah sehinga
harus dipenuhi dari luar. Pemerintah telah lama maelakukan upaya penaggulangan
masalah kekurangan Vitamin A melalui suplementasi kapsul vitamin A pada bayi 6
– 11 bulan dengan Vitamin A biru dan 12 – 59 bulan dengan Vitamin A merah, ibu
nifas dan kasus campak serta diare (Depkes RI, 2005).
0 komentar:
Post a Comment