BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Upaya
kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara merata kepada
seluruh lapisan masyarakat sebagai satu upaya untuk meningkatkan status
kesehatan bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Rawannya
masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia, tidak lepas dari belum meratanya
jangkauan pelayanan antenatal,
khususnya pelayanan KIA/KB serta rendahnya cakupan pelayanan antenatal dan
persalinan oleh tenaga kesehatan, sebagian ditolong oleh dukun bayi.
Keterbatasan jangkauan pelayanan ini antara lain disebabkan oleh kondisi
geografis, penyebaran penduduk dan keterbatasan fasilitas pelayanan dan tenaga
KIA baik kualitatif maupun kuantitatif, serta faktor lain yang
berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi, budaya dan tingkat pendidikan masyarakat.
Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia serta
untuk mempertinggi kesadaran masyarakat akan
pentingnya arti sehat. melalui program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tercapainya kemampuan
hidup sehat serta derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya.
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat diukur melalui penurunan angka
kesakitan dan angka kematian, peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan
anak,
pencapaian sasaran
imunisasi,
penyediaan obat – obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat
WHO memperkirakan kematian bayi
khususnya neonatus sebesar 10.000.000
jiwa/tahun. Kematian bayi tersebut terjadi terutama di Negara berkembang
sebesar 99 %. Kendatipun jumlah sangat besar, yang menarik perhatian karena
kejadian tersebar (Sporadis), berbeda dengan kematian yang terjadi akibat banjir,
tanah longsor, bencana alam lainnya atau korban kecelakaan. Sebenarnya kematian
bayi mempunyai peluang yang sangat besar
untuk dihindar dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan swasta serta
badan pemerintah lainnya.
WHO memperkirakan kejadian (insiden) Pnemonia di Negara berkembang dengan
angka kematian bayi diatas 40 per 1.000 kelahiran hidup adalah 15 % - 20% per
tahun. sedangkan di Indonesia di
perkirangan 10 % - 20 % kejadian (insiden)
Pnemonia pada bayi baru lahir.
Sebahagian besar persalinan (85%-90%) adalah normal, tetapi gangguan
dalam kehamilan dan proses persalinan dapat memengaruhi kesehatan bayi-bayi
baru lahir. sebahagian besar kasakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan
oleh asfeksia (termasuk Pnemonia), hipotermia atau infeksi. Kesakitan
dan kematian bayi baru lahir dapat dicegah bila asfeksia/Pnemonia segera dikenali dan ditatalaksanakan secara
adekuat, dilanjutkan pula dengan pencegahan
hipotermia dan infeksi
Pnemonia
konginital harus dicurigai kalau ketuban pecah lama, air ketuban keruh
serta berbau dan terdapat kesulitan pernafasan pada saat-saat neonatal itu lahir, penanganan yang baik
dengan melaksanakan resusitasi yang
baik segera setelah neonatus lahir.
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Angka kematian Bayi dari bulan
Januari sampai Desember 2012
adalah 63 Bayi mati dari 7955 Kelahiran hidup, Kematian perinatal 43 bayi, kematian perinatal yang disebabkan oleh Pnemonia
adalah 16 bayi (13,9%). Data Spesifik
tentang Pnemonia Kongenital tidak
didapat karena klasifikasi Pnemonia
Yang digunakan oleh Depertemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Pnemonia Berat dan Pnemonia (Data Dinas Kesehatan Kabupaten).
Menurut data rekam medik Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dari
1702 Kelahiran hidup, terdapat 43 bayi baru lahir dengan Pnemonia Kongenital pada tahun 2008 (Data BPK RSU).
0 komentar:
Post a Comment