Saturday, 31 August 2013

Manajeman kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Pnemonia Kongenital di Ruang Perinatologi BPK Rumah Sakit Umum



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Upaya kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai satu upaya untuk meningkatkan status kesehatan bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Rawannya masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia, tidak lepas dari belum meratanya jangkauan pelayanan antenatal, khususnya pelayanan KIA/KB serta rendahnya cakupan pelayanan antenatal dan persalinan oleh tenaga kesehatan, sebagian ditolong oleh dukun bayi. Keterbatasan jangkauan pelayanan ini antara lain disebabkan oleh kondisi geografis, penyebaran penduduk dan keterbatasan fasilitas pelayanan dan tenaga KIA baik kualitatif maupun kuantitatif, serta faktor lain yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi, budaya dan tingkat pendidikan masyarakat.
Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup manusia serta untuk mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya arti sehat. melalui program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tercapainya kemampuan hidup sehat serta derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat diukur melalui penurunan angka kesakitan dan angka kematian, peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, pencapaian sasaran imunisasi, penyediaan obat – obatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat
WHO memperkirakan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa/tahun. Kematian bayi tersebut terjadi terutama di Negara berkembang sebesar 99 %. Kendatipun jumlah sangat besar, yang menarik perhatian karena kejadian tersebar  (Sporadis), berbeda dengan kematian yang terjadi akibat banjir, tanah longsor, bencana alam lainnya atau korban kecelakaan. Sebenarnya kematian bayi mempunyai  peluang yang sangat besar untuk dihindar dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan swasta serta badan pemerintah lainnya.
WHO memperkirakan kejadian (insiden) Pnemonia di Negara berkembang dengan angka kematian bayi diatas 40 per 1.000 kelahiran hidup adalah 15 % - 20% per tahun.  sedangkan di Indonesia di perkirangan 10 % - 20 % kejadian (insiden) Pnemonia pada bayi baru lahir.
Sebahagian besar persalinan  (85%-90%) adalah normal, tetapi gangguan dalam kehamilan dan proses persalinan dapat memengaruhi kesehatan bayi-bayi baru lahir. sebahagian besar kasakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan oleh asfeksia (termasuk Pnemonia), hipotermia atau infeksi. Kesakitan dan kematian bayi baru lahir dapat dicegah bila asfeksia/Pnemonia segera dikenali dan ditatalaksanakan secara adekuat, dilanjutkan  pula dengan pencegahan hipotermia dan infeksi
            Pnemonia konginital harus dicurigai kalau ketuban pecah lama, air ketuban keruh serta berbau dan terdapat kesulitan pernafasan pada saat-saat neonatal itu lahir, penanganan yang baik dengan melaksanakan resusitasi yang baik segera setelah neonatus lahir.
Menurut data Dinas Kesehatan  Kabupaten Angka kematian Bayi dari bulan Januari sampai Desember 2012 adalah 63 Bayi mati dari 7955 Kelahiran hidup, Kematian perinatal 43 bayi, kematian perinatal yang disebabkan oleh Pnemonia adalah 16 bayi (13,9%). Data Spesifik tentang Pnemonia Kongenital tidak didapat karena klasifikasi Pnemonia Yang digunakan oleh Depertemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Pnemonia Berat dan Pnemonia (Data Dinas Kesehatan Kabupaten).
Menurut data rekam medik  Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dari 1702 Kelahiran hidup, terdapat 43 bayi baru lahir dengan Pnemonia Kongenital pada tahun 2008 (Data BPK RSU).

0 komentar:

Post a Comment