Thursday, 29 August 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



A.    Deskripsi  Kondisi Awal
Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung mentransper ilmu kepada siswa, sehingga siswa hanya mendengar dan siswa kurang aktif bahkan cenderung bosan. Proses pembelajaran tampak kaku karena siswa hanya melihat dan mendengar apa yang dijelaskan gurunya. Itu semua berdampak pada hasil nilai siswa di kelas VII SMP Negeri khususnya materi bilangan pecahan berpangkat.

B.     Deskripsi Siklus I
1.      Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:
a.   Pemilihan materi dan penyusunan rencana pelasaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional pada materi bilangan pecahan berpangkat  kemudian disusun ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b.   Masing-masing RPP diberikan alokasi waktu sebanyak 2 x 45 menit, artinya setiap RPP disampaikan dalam 2 kali tatap muka. Dengan  demikian, selama siklus I terjadi 2 kali tatap muka.
2.      Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a.       Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran 
Pada siklus I dengan materi bilangan pecahan berpangkat, dengan menggunakan type STAD.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 
1)        Guru secara klasikal menjelaskan strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa.
2)        Siswa dibagi menjadi 6 kelompok
3)        Masing-masing kelompok diminta untuk mengerjakan kegiatan sesuai dengan LKS.
4)        Memberikan evaluasi
5)        Memberikan tindak lanjut dari hasil pembelajaran pada siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I guru tidak lagi mentransfer  materi pada siswa, tetapi siswa ditugaskan bekerja dalam kelompok untuk mencari dan mengerjakan tugas yang diberikan guru mengenai materibilangan pecahan berpangkat  dengan menggunakan LKS, guru mengawasi siswa bekerja secara kelompok. Dalam kegiatan suasana pembelajaran tampak kurang aktif dalam belajar.

2.      Hasil Pengamatan (Observasi)
Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, observasi dilakukan oleh observer yaitu guru kelas (teman sejawat) pada SMP Negeri. Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa, kerja sama, kecepatan, dan ketepatan siswa dalam memahami materi bilangan pecahan berpangkat. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus II. Hasil pengamatan pada siklus I tatap I diperoleh nilai tertinggi 75 dan terendah yaitu 55 dengan hasil rata-rata siswa yaitu 64,29 dan pada siklus I tatap II nilai siswa meningkat dengan nilai tertinggi 80 dan terendah 60 dengan rata-rata siswa 69,86. Dengan presentasi : siswa yang mencapai nilai A (tinggi sekali) 0 siswa (0%), yang mendapat nilai B (tinggi) adalah 2 siswa (5,72%), sedangkan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 30 siswa (85,71%), dan yang mendapat nilai D (rendah) adalah 3 siswa (8,57%).

3.      Refleksi 
Berdasarkan hasil test kemampuan siswa siklus I tatap I dan siklus I tatap II meskipun terdapat peningkatan, tetapi dapat dilihat adanya siswa yang masih dibawah kreteria ketuntasan minimal sebanyak 33 siswa (94,29%). Jumlah siswa yang telah mencapai  kriteria ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa (5,71%) dengan nilai rata-rata 67,07%. Maka dapat dikatakan nilai rata-rata belum cukup dan belum optimal. Hasil ini dapat dilihat dari observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat siswa yang kurang aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran, dan siswa juga kurang memahami materi yang di sampai guru. Oleh karena itu  perlu upaya  perbaikan pada siklus II.

0 komentar:

Post a Comment