A.
Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran
sebelum pelaksanaan tindakan kelas guru mengajar secara konvensional. Guru
cenderung mentransper ilmu kepada siswa, sehingga siswa hanya mendengar dan
siswa kurang aktif bahkan cenderung bosan. Proses pembelajaran tampak kaku
karena siswa hanya melihat dan mendengar apa yang dijelaskan gurunya. Itu semua
berdampak pada hasil nilai siswa di kelas VII SMP Negeri khususnya materi bilangan pecahan berpangkat.
B. Deskripsi Siklus I
1.
Perencanaan
Tindakan
Perencanaan
tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pemilihan materi dan penyusunan rencana
pelasaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional pada materi bilangan pecahan berpangkat kemudian disusun ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
b. Masing-masing RPP diberikan alokasi waktu
sebanyak 2 x 45 menit, artinya setiap RPP disampaikan dalam 2 kali tatap muka.
Dengan demikian, selama siklus I terjadi
2 kali tatap muka.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
a.
Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran
Pada siklus
I dengan materi bilangan
pecahan berpangkat, dengan
menggunakan type STAD.
Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut :
1)
Guru
secara klasikal menjelaskan strategi pembelajaran yang harus dilaksanakan
siswa.
2)
Siswa
dibagi menjadi 6 kelompok
3)
Masing-masing
kelompok diminta untuk mengerjakan kegiatan sesuai dengan LKS.
4)
Memberikan
evaluasi
5)
Memberikan
tindak lanjut dari hasil pembelajaran pada siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I guru tidak lagi
mentransfer materi pada siswa, tetapi
siswa ditugaskan bekerja dalam kelompok untuk mencari dan mengerjakan tugas
yang diberikan guru mengenai materibilangan pecahan berpangkat dengan menggunakan LKS, guru mengawasi siswa
bekerja secara kelompok. Dalam kegiatan suasana pembelajaran tampak kurang aktif
dalam belajar.
2.
Hasil Pengamatan (Observasi)
Observasi dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka, observasi
dilakukan oleh observer yaitu guru kelas (teman sejawat) pada SMP Negeri.
Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa, kerja sama, kecepatan,
dan ketepatan siswa dalam memahami materi bilangan pecahan berpangkat. Hasil observasi digunakan sebagai bahan
refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada siklus II. Hasil
pengamatan pada siklus I tatap I diperoleh nilai tertinggi 75 dan terendah
yaitu 55 dengan hasil rata-rata siswa yaitu 64,29 dan pada siklus I tatap II
nilai siswa meningkat dengan nilai tertinggi 80 dan terendah 60 dengan
rata-rata siswa 69,86. Dengan presentasi : siswa yang mencapai nilai A (tinggi
sekali) 0 siswa (0%), yang mendapat nilai B (tinggi) adalah 2 siswa (5,72%),
sedangkan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 30 siswa (85,71%), dan yang
mendapat nilai D (rendah) adalah 3 siswa (8,57%).
3. Refleksi
Berdasarkan hasil test kemampuan siswa siklus I tatap I
dan siklus I tatap II meskipun terdapat peningkatan, tetapi dapat dilihat
adanya siswa yang masih dibawah kreteria ketuntasan minimal sebanyak 33 siswa (94,29%). Jumlah siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa
(5,71%) dengan nilai
rata-rata 67,07%. Maka dapat dikatakan
nilai rata-rata belum cukup dan belum optimal. Hasil ini dapat dilihat dari
observasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat siswa yang kurang
aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran, dan siswa juga kurang memahami
materi yang di sampai guru. Oleh karena itu
perlu upaya perbaikan pada siklus
II.
0 komentar:
Post a Comment