Proses
pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi (2003) sebagai pemaknaan hasil
pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapatkan stimuli.
Pada saat selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan “interpretation”,
begitu juga berinteraksi dengan “closure”. Proses seleksi terjadi pada saat
seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung prose penyeleksian pesan
tentng mana pesan yang dianggap penting dan tidk penting. Proses clausure
terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan tersusun menjadi satu kesatuan yang
berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung jika yang
bersangkutan memberin tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh.
MenurutAsngasari
(2006) pada fase interpretasi ini, pengalaman masa silam memegang peran yang
penting. Factor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasl
dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang kita sebut sebagai
factor-faktor personal (Rakhmat, 2005). Selanjutnya Rakhmat menjelaskan bahwa
yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik
orang yang member respon terhadap stimuli. Persepsi juga meliputi kognisi
(pengetahuan), yang mencakup penafsiiran objek, tanda orang dari sudut pengalaman yang bersngkutan (Gibson, 2006).
Selaras dengan pernyataan tersebut, Sri Tjahjoroni Sugiharto (2001)
mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua factor utama, yakni
pengalaman masalalu dan factor pribadi.
Menurut
Leavitt dalam buku psikologi umum persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan,
bagaiimana seseorang melihat sesuatu,
sedangkan dalam arti luas persepsi ialah pandangan atau pengertian, yaitu
bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut DeVito (1997),
persepsi adalah prroses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang
mempengaruhi indra kita. Yusuf (1991) menyebut persepsi sebagai “pemaknaan
hasil pengamatan”. Gulo (1982) mendefinisikan persepsi sebagai proses seseorang
menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang
dimilikinya. Rakhmat (1994) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menfsirkan
pesan. Bagi Atkinson, persepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan
menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Menurut Verbeek (1978), persepsi
dapat dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia secara langsung dapat
mengenal dunia real yang fisik. Brouwer (1983) menyatakan bahwa persepsi
(pengamatan) ialah suatu replica dari benda
di luar manusia yang intrapskis dibentuk berdasarkan ransangan-ransangan
dari objek. Pareek (1996) memberikan definisi yang lebih luas di awal persepsi
ini; dikatakan, persepsi dapat didefinisikan sebagai “proses menerima,
menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi
kepada ransangan panca indera atau data” (Sobur, 2003).
Dalam perspektif ilmu
komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan
penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi yang identik dengan penyandian
balik (decocing) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak jelas pada defiinisi
Jonh R. Wenburg dan William W. Willmot, persepsi dapat didefinisikan sebagai
cara organism member mkna, atau definisi Rudolph F. Verderber: persepsi
adalah”proses menfsirkan informasi indrawi
0 komentar:
Post a Comment