Tuesday, 16 July 2013

Pembentukan Persepsi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya



Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi (2003) sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapatkan stimuli. Pada saat selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan “interpretation”, begitu juga berinteraksi dengan “closure”. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung prose penyeleksian pesan tentng mana pesan yang dianggap penting dan tidk penting. Proses clausure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan tersusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung jika yang bersangkutan memberin tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh.
MenurutAsngasari (2006) pada fase interpretasi ini, pengalaman masa silam memegang peran yang penting. Factor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasl dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang kita sebut sebagai factor-faktor personal (Rakhmat, 2005). Selanjutnya Rakhmat menjelaskan bahwa yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang member respon terhadap stimuli. Persepsi juga meliputi kognisi (pengetahuan), yang mencakup penafsiiran objek, tanda orang dari sudut  pengalaman yang bersngkutan (Gibson, 2006). Selaras dengan pernyataan tersebut, Sri Tjahjoroni Sugiharto (2001) mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua factor utama, yakni pengalaman masalalu dan factor pribadi.
Menurut Leavitt dalam buku psikologi umum persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaiimana seseorang melihat  sesuatu, sedangkan dalam arti luas persepsi ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut DeVito (1997), persepsi adalah prroses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita. Yusuf (1991) menyebut persepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”. Gulo (1982) mendefinisikan persepsi sebagai proses seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya. Rakhmat (1994) menyatakan bahwa persepsi adalah  pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menfsirkan pesan. Bagi Atkinson, persepsi adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam lingkungan. Menurut Verbeek (1978), persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu fungsi yang manusia secara langsung dapat mengenal dunia real yang fisik. Brouwer (1983) menyatakan bahwa persepsi (pengamatan) ialah suatu replica dari benda  di luar manusia yang intrapskis dibentuk berdasarkan ransangan-ransangan dari objek. Pareek (1996) memberikan definisi yang lebih luas di awal persepsi ini; dikatakan, persepsi dapat didefinisikan sebagai “proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada ransangan panca indera atau data” (Sobur, 2003).
Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi yang identik dengan penyandian balik (decocing) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak jelas pada defiinisi Jonh R. Wenburg dan William W. Willmot, persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organism member mkna, atau definisi Rudolph F. Verderber: persepsi adalah”proses menfsirkan informasi indrawi

0 komentar:

Post a Comment