Wednesday, 17 July 2013

Hubungan Bayi Kembung Dengan Menyendawakan Bayi Di Puskesmas



BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Pada era globalisasi diharapkan bangsa Indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya dalam bidang kesehatan bayi dan anak. Pemberian asuhan kesehatan pada bayi dan anak tidak lepas dari peran keluarga dan masyarakat. Dalam keluarga, peran ibu sangat penting dalam merawat dan mengasuh yang baik bagi bayinya. Kebanyakan perawatan neonatal yang dialami masyarakat adalah kurangnya pengetahuan dalam perawatan Bayi Baru Lahir (BBL). Terutama di daerah pelosok banyak dijumpai ibu yang baru melahirkan dengan perawatan ynag tradisional serta pendidikan dan tingkat sosial ekonomi yang masih rendah. Selain itu juga dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu, suami, dan keluarga tentang pentingnya perawatan neonatal (Depkes RI, 2001)
Di awal-awal kehidupannya, bayi sering memuntahkan sebagian ASI yang ditelannya. Normalnya, fenomena gumoh ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni di usia 12–16 minggu. Para Ibu muda yang baru menyusui, biasanya panik karena menemukan masalah bayi gumoh. Pada dasarnya semua itu lazim terjadi. Penyebab bayi gumoh adalah karena terlalu kuat menyedot ASI atau susu, sehingga tercampur dengan udara. Jadi ketika bayi bergerak cepat, tekanan dalam perutnya akan menjadi tinggi (Patricia dkk, 2005).
Badan penelitian kesehatan dunia WHO, melakukan tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase angka kejadian bayi kembung di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden bayi kembung sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah bayi setiap tahun. Insiden terjadinya bayi kembung di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah bayi setiap tahunnya. Prevalensi bayi kembung yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik.  Bayi kembung biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun bayi kembung merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita (Unsri, 2010)
Angka kejadian bayi kembung di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian bayi kembung pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prepalensi 274.396 kasus dari 8.452.952 bayi (Unsri, 2010)

0 komentar:

Post a Comment