BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada era globalisasi diharapkan bangsa
Indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya
dalam bidang kesehatan bayi dan anak. Pemberian asuhan kesehatan pada bayi dan
anak tidak lepas dari peran keluarga dan masyarakat. Dalam keluarga, peran ibu
sangat penting dalam merawat dan mengasuh yang baik bagi bayinya. Kebanyakan
perawatan neonatal yang dialami masyarakat adalah kurangnya pengetahuan dalam
perawatan Bayi Baru Lahir (BBL). Terutama di daerah pelosok banyak dijumpai ibu
yang baru melahirkan dengan perawatan ynag tradisional serta pendidikan dan
tingkat sosial ekonomi yang masih rendah. Selain itu juga dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan ibu, suami, dan keluarga tentang pentingnya perawatan
neonatal (Depkes RI, 2001)
Di awal-awal kehidupannya, bayi sering memuntahkan sebagian ASI yang
ditelannya. Normalnya, fenomena gumoh ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya
usia bayi, yakni di usia 12–16 minggu. Para Ibu muda yang baru menyusui, biasanya panik
karena menemukan masalah bayi gumoh. Pada dasarnya semua itu lazim terjadi.
Penyebab bayi gumoh adalah karena terlalu kuat menyedot ASI atau susu, sehingga
tercampur dengan udara. Jadi ketika bayi bergerak cepat, tekanan dalam perutnya
akan menjadi tinggi (Patricia dkk, 2005).
Badan penelitian kesehatan dunia
WHO, melakukan tinjauan terhadap beberapa negara
dunia dan mendapatkan hasil persentase angka kejadian bayi kembung di
dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%,
dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden bayi kembung sekitar 1,8-2,1
juta dari jumlah bayi setiap tahun. Insiden terjadinya bayi kembung di
Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah bayi setiap tahunnya. Prevalensi
bayi kembung yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai
sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi daripada
populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Bayi
kembung biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun bayi
kembung merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita (Unsri, 2010)
Angka kejadian bayi kembung di
Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian bayi kembung pada beberapa
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prepalensi 274.396 kasus dari 8.452.952
bayi (Unsri,
2010)
0 komentar:
Post a Comment