Diaper
Rush Merupakan penyakit kulit pada bayi yang
disebabkan karena pemakaian cawat (pampers). Hal tersebut disebabkan oleh
dekomposisi amoniak dari air seni yang mengakibatkan radang. Kebenarannya belum
terbukti, tapi yang nyata adalah urin akan menyebabkan maserasi, stratum
korneum sembab menyebabkan bakteri dan ragi dapat berkembang biak (Henderson,
2007).
Diantara sejumlah gangguan kulit pada
bayi, ruam popok adalah yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Ruam ini
terjadi padakulit di sekitar bokong bayi yang berwarna kemerahan, ruam kulit
ini membuat bayi merasa gatal. Disebut ruam popok ( diaper rash )
Karena, gangguan kulit ini timbul di daerah yang tertutup popok, yaitu sekitar
alat kelamin, bokong, serta pangkal paha bagian dalam (Estiwahyuni, 2005).
Pergantian popok bayi yang jarang-kain
atau popok sekali pakai-udara yang panas dan pengguna celana plastic memacu
peningkatan kontak urine dengan kulit. Hal ini menyebabkan produksi amoniak dan
lepuhan/luka bakar akibat zat kimia. Distribusinya adalah ditempat kontaknya
urine dengan kulit, yaitu terutama di bagian depan, menghindari lipatan paha
dan lesi “satelit” yang tidak terpisahkan pada kaki atau perut. Pencegahan yang
dilakukan termasuk menghindari presipitan dan melindungi kulit dengan krim
seperti zat seng zink) dan krim minyak kastor. Ruam akibat popok terasa nyeri
sehingga bayi menangis saat berkemih. Penatalaksanaannya adalah dengan
perlindungan kulit yang terkelupas dan memaparkan kulit pada udara yang hangat
dan lingkungan yang kering untuk membantu penyembuhan area ulkus (Meliana,
2007)
Infeksi sekunder dapat timbul, baik
akibat bakteri ataupun kandida. Perluasan kulit yang merah sampai ke lipatan paha dan perkembangan lesi satelit mengindikasikan komplikasi ini
yang memerlukan penatalaksanaan khusus. Apabila terdapat ruam akibat
kandida,mulut juga harus diobati untuk mencegah kekambuhan, misalnya jeli
mikonidazol yang dipakai secara oral dank rim tropical untuk mengatasi ruam,
yang masing-masing dipakai selama 5 hari (Meliana, 2007)
b.
Penyebab Diaper Rush
Diaper rush adalah ruam
kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada alat kelamin,
sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa
bercak-bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah. Iritasi terjadi
karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik. Diaper rush juga merupakan reaksi kulit
dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari maternal fecal (Meliana,
2007).
a. Terlalu lama menganti popok
Bila kulit basah terlalu lama, lapisan kulit yang
melindungi kulit mulai rusak. Bila kulit basah digosok, juga lebih mudah rusak.
Lembab akibat popok yang sudah penuh dapat berbahaya bagi kulit bayi dan
membuat lebih mudah menjadi luka. Bila hal ini terjadi, maka dapat timbul ruam
popok. Selanjutnya gesekan antara lipatan kulit yang lembab membuat ruam
menjadi lebih berat. Hal inilah yang menyebabkan ruam popok sering terbentuk di
lipatan kulit leher dan paha atas
b. Bayi yang mengkonsumsi anti biotika
Bayi yang mengkonsumsi antibiotik lebih mudah menderita
ruam popok yang disebabkan oleh infeksi jamur. Jamur menginfeksi kulit yang
lemah dan menyebabkan ruam merah terang dengan bintik-bintik merah di
pinggirannya. Anda dapat mengobatinya keluhan-keluhan ini, anda dapat
menghubungi dokter.
c. Jenis popok yang digunakan
Popok dibuat dari kain atau bahan disposibel. Setelah
digunakan popok kain dapat dicuci dan digunakan kembali, sedangkan popok
disposibel dapat dibuang setelah digunakan. Penelitian menyarankan bahwa ruam
popok lebih jarang terjadi pada penggunaan popok disposibel. Pada anak yang
menggunakan popok disposibel daya serap tinggi cenderung rendah angka
terjadinya ruam popok. Terlepas dari tipe popok yang digunakan, ruam popok
jarang terjadi bersifat ringan bila sering mengganti popok. Bila menggunakan
popok kain, dapat menggunakan lapisan pelindung (stay dry liner) di
bagian dalamnya untuk menjaga bayi lebih kering.
Menggunakan popok kain, popok disposibel atau keduanya,
gantilah selalu jika diperlukan untuk menjaga bayi anda bersih, kering, dan
sehat.
Tidak hanya sebatas pada pemilihan bahan popok saja,
tetapi ruam popok juga dapat terpicu kerena beberapa sebab, yaitu:
1. Ruam yang memang disebabkan
penggunaan popok, termasuk iritasi kulit, biang keringat dan infeksi jamur candida albicans yang berasal dari
kotoran.
2. Ruam yang terjadi di area popok
dan di tempat lain, tetapi diperparah dengan penggunaan popok. Misalnya radang
kulit akibat alergi (dermatitis atopi),
dermatitis seboroik, psoriasis.
3. Ruam popok yang sebenarnya dan akan sembuh hanya dengan mengganti
popok lebih sering serta menjaga kebersihan sekitar popok. Tapi tetap
berhati-hati bila bakteri atau jamur yang telah hinggap karena mengganti popok
saja belum cukup.
d. Penyakit yang berhubungan dengan diaper rush
Beberapa gangguan kulit yang berhubungan dengan ruam
popok, diantaranya:
·
Intertrigo, yakni iritasi atau lecet pada kulit dikarenakan kulit basah dan
lembab serta gesekan dengan popok, sehingga permukaan kulit menjadi lebih mudah
terkelupas.
·
Miliaria atau biang keringat, yakni timbulnya bintik-bintik merah pada
permukaan kulit karena penyumbatan kelenjar keringat (kelenjar eccrine).
·
Dermatitis
kontak (contact dermatitis), merupakan reaksi alergi terhadap bahan popok.
Dapat juga karena reaksi alergi terhadap campuran urine dan feces yang
dibiarkan terlalu lama melekat di popok. Selain itu, perubahan PH oleh urine
dan feces pada kulit diduga memicu terjadinya reaksi alergi.
·
Candidal diaper
dermatitis, yakni ruam popok yang
disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans.
Sekitar 40-70% ruam popok yang berlangsung lebih 3 hari dapat memicu terjadinya
kolonisasi jamur kandida.
·
Bacterial
diaper dermatitis, yakni ruam popok yang
disebabkan oleh infeksi kuman (bakteri), terutama Staphylococcus, Streptococcus dan Enterobacteriaceae. Jenis ruam popok karena infeksi kuman yang
kerap dijumpai adalah impetigo dan sesulitis (cellulitis) serta folikulitis
(folliculitis).
·
Granuloma
gluteal infantum,
merupakan gangguan kulit pada ruam popok yang jarang terjadi. Biasanya timbul karena
terlalu lama iritasi dan infeksi mikro-organisme
yang tidak diobati. (Meliana, 2007)
0 komentar:
Post a Comment