Thursday, 25 July 2013

Hubungan Pengetahun Dan Sikap Ibu Terhadap Perubahan Pada Masa Menopause



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Setiap tahunnya diperkirakan 25 juta wanita di seluruh dunia akan memasuki masa menopouse, wanita yang berusia 50 tahun keatas diperkirakan akan meningkat jumlahnya. Di saat ini perempuan tersebut berjumlah 500 juta di seluruh dunia akan menjadi lebih dari satu milyar pada tahun 2030. Di asia sendiri menurut badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO), pada tahun 2025 jumlah wanita berusia tua diperkirakan meningkat dari 107 juta menjadi 373 juta. menyatakan badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memperkirakan umur harapan hidup (UHH) orang Indonesia adalah 75 tahun pada tahun 2025. Hal ini berarti memiliki kesempatan untuk hidup rata-rata 25 tahun lagi sejak awal menopouse . bahkan pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta perempuan menopouse ().  
Di Negara-negara maju seperti Amerika serikat dan Inggris, usia menopouse wanita adalah 51,4 tahun, sedangkan di Asia tenggara adalah  51,09 tahun,. Sindroma menopouse dialami oleh banyak wanita hampir diseluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57 % di Malaysia. 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonsia dari beberapa data tampak bahwa salah satu faktor  berbedaan  jumlah tersebut adalah karena pola makannya. Pola makan wanita Eropa dan Amerika dapat miningkatkan kadar estrogen didalam tubuh dibandingkan dengan wanita Asia, sehingga ketika masa menopouse tiba jumlah estrogen drastis menurun menyebabkan tingginya sindroma menopouse.
Proses penuaan manusia yang disebabkan oleh perubahan biologis serta faktor-faktor yang mempengaruhi bukan merupakan sesuatu yang sederhana. Setiap individu secara genetik memilik suatu proses yang tersusun rapi sejak ia dilahirkan. Setiap proses tersebut memerlukan pemahaman dan perawatan keadaan tubuhnya untuk menghadapinya.
Kehidupan perempuan dibagi dalam empat kurun waktu, yaitu masa kanak-kanak, remaja, reproduksi, dan pasca reproduksi. Perubahan masak kanak-kanak menuju masa dewasa atau sering dikenal dengan masa pubertas  ditandai dengan datangnya menstruasi pada perempuan atau menarche.
Berakhirnya menstruasi dikenal dengan sebutan menopouse. Disisi lain, menopouse merupakan kejadian yang unik, tetapi, ada yang berpendapat bahwa menopouse adalah transisi alami dalam kehidupan perempuan. Diperkirakan wanita menjalani kehidupan sebanyak 30% dalam keadaan pasca menopouse, sejumlah 20% wanita yang beruntung akan mengalami gejala yang sangat ringan, sementara kurang lebih 60% yang lain mengeluh gejala yang paling umum, wanita menghabiskan kurang lebih sepertiga hidupnya steril.
Salah satu pembangunan kesehatan Indonesia adalah meningkatnya angka harapan hidup. Keberhasilan pembanguan kesehatan telah meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat Indonesia dari tahun ketahun. Dari data sensus penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta jiwa atau 7,6% dari total penduduk.
Umur Harapan Hidup (UHH) wanita Indonesia adalah 68,2 tahun sedangkan tahun 2020 jumlahnya meningkat menjadi 30,0 juta atau 11,5% dari total jumlah penduduk  dikatakan juga bahwa meningkatnya usia harapan hidup tersebut, proposi wanita lanjut juga akan mengalami peningkatan dan harapan para wanita dapat menikmati kehidupan yang nyaman dan berkualitas.
masalah kesehatan yang dihadapi oleh perempuan menopouse terkait dengan rendahnya kadar estrogen atau androgen di dalam sirkulasi darah, sehingga muncul keluhan nyeri senggama (93,33%), keluhan pendarahan pasca senggama (84,44%), vagina kering (93,88%0. Dan keputihan (75,55%0, keluhan gatal pada vagina (88,88%), perasaan panas pada vagina (84,44%), nyeri berkemih (77,77%), inkotenensia urin (68,88%).
Sejalan dengan penelitian, yang meneliti 30 orang wanita premenopouse yang berkunjung kepuskesmas Gondokusuman II dengan rentang usia 35 sampai 50 tahun, didapat bahwa 50% dari wanita tersebut  tidak pernah mendengar istilah menopouse, 53% membutuhkan informasi yang benar mengenai menopouse dari bidan dan dokter, 80% tidak mengetahui cara memelihara kesehatan menghadapi menopouse, dan 73,3% tidak mengetahui resiko penyakit setelah menopouse.
perubahan-perubahan selama menjalani masa menopouse akan mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita, hal ini tergantung pada individu masing-masing bagaimana mereka memandang menopouse tersebut dan sejauh mana pengetahuannya tentang menopouse itu sendiri. Selain itu latar belakang sosial dan keluarga turut membentuk persepsi dan sikapnya.

0 komentar:

Post a Comment