a.
Kaji ulang indikasi.Persetujuan tindakan medis.Kaji ulang prinsip dasar
perawatan dan pasang infus dan berikan sedativa dan analgetika (misalnya,
petidin dan deazepam I.V. Jangan dicapur dalam semprit yang sama) atau ketamin.
Beri antibiotika dosis tunggal (profilaksis)
b.
Pasang sarung tangan DTT. Jepit tali pusat dengan kokher dan teganggkan sejajar
lantai. Masukkan tangan secara obstetrik dengan menelusuri bagian bawah tali
pusat. Tangan sebelah menyusuri tali pusat masuk kedalam kavum uteri. Dengan
bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta. Buka tangan
obstetrik menjadi seperti memberi salam, jari-jari darapatkan.
c.
Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah. Gerakan
tangan kanan kekiri dan kanan sambil bergeser kekranial sehingga semua
permukaan maternal plasenta dapat di lepaskan. Jika plasenta tidak dapat
dilepaskan dari permukaan uterus, kemungkinan plasenta akreta, dan sipkan
laparotomi untuk histerktomi supra vaginal.
d.
Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta. Pindahkan tangan luar ke
supra simfisis untuk menahan uterus saat plasenta di keluarkan.
e.
Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada
dinding uterus. Beri oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan I.V 60 tetes
permenit dan masase uterus untuk merangsang kontraksi.jika masih berdarah
banyak, beri ergometrin 0,2 mg I.M atau prostaglandin. Periksa apakah plasenta
lengkap atau tidak. Jika tidak lengkap, lakukan eksplorasi kedalam kavum uteri.
Periksa dan perbaiki robekan servik, vagina, atau episiotomi (Sarwono
Prawirohardjo, 2004)
2.3.5. Jika perdarahan uterus berlangsung,
lakukan uji pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan setelah
7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah meninjukkan
adanya koagulopati.
2.3.6. Jika terdapat tanda-tanda infeksi
(demam,sekret vagina yang berbau), berikan antibiotika untuk metritis yaitu
segara tranfusi jika ada perdarahan, berikan antibiotika kombinasi sampai ibu
bebas demam selama 48 jam. Jika di duga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi
digital dan keluarkan bekuan serta sisa kotiledon, gunakan vorseps ovum atau
kuret besar bila perlu, Jika tidak ada kemajuan dengan terapi konsevatif, dan
ada perionitis (demam, nyeri lepas, dan nyeri abdomen) lakukan laparotomi dan
drain abdomen. Jika uterus terinfeksi dan nekrotik, lakukan histeriktomi
subtotal.
2.3.7. Raba bagian dalam uterus untuk mencari
sisa plasenta. Eksplorasi manual uterus menggunakan teknik yang serupa dengan
teknik yang di gunakan untuk mengeluarkan plasenta yang tidak keluar.
2.3.8.
Keluarkan sisa plasenta dengan tangan, cunam ovum, atau kuret besar. Jaringan
yang melekat dengan kuat, mungkin merupakan plasenta akreta. Usaha untuk
melepaskan plasenta yang melekat kuat dapat mengakibatkan perdarahan berat atau
perforasi uterus, yang biasanya membutuhkan tindakan histerektomi.
2.3.9.
Jika perdarahan berlanjut, lakukan uji pembekuan darah dengan menggunakan uji
pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya bekuan darah setelah 7 menit
atau terbentuknya bekuan darah yang lunak yang mudah hancur menunjukkan adanya
kemungkinan koagulopati (Sarwono Prawirohardjo, 2004).
0 komentar:
Post a Comment