|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kependudukan dewasa ini
merupakan masalah penting yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius
dari peminat dan ahli kependudukan, baik di seluruh dunia maupun di Indonesia.
Pertambahan penduduk yang tidak terkendali, dapat membahayakan aspirasi
penduduk untuk memperbaiki tingkat hidupnya, melalui usaha dan upaya
pembangunan. Peledakan penduduk pada akhirnya akan menyukarkan pemerataan
kemakmuran masyarakat itu sendiri. (Mochtar, 2008).
Keluarga
berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar
dan utama bagi wanita. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana
merupakan salah satu usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
demikian tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita. Banyak wanita harus
menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena keterbatas jumlah
metode tersedia, tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat
diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB (Keluarga Berencana),
kesehatan individu dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi.
(Depkes RI, 2002).
Pelayanan
keluarga berencana yang merupakan salah satu didalam paket pelayanan kesehatan
reproduksi esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu
dan pelayanan KB berkualitas diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah
kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan
penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi
serta hak reproduksi. Maka pelayanan KB harus menjadi lebih berkualitas serta
memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih kontrasepsi yang
diinginkan. (Saifuddin, 2003).
Menurut WHO
keefektifan Metode suhu basal tubuh akan efektif bila
dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat
selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada
saat ovulasi. Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau
20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya
adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh
lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti
kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calender
method or periodic abstinence).. (Prawirohardjo, 2003).
0 komentar:
Post a Comment