Fungsi utama
bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan
intelektual, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan
kesadaran diri, perkembangan modal dan bermain sebagai terapi
Adapun fungsi bermain adalah
Perkembangan sensorik-motorik
Pada saat melakukan permainan, aktifitas sensorik-motorik
merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dalam bermain aktif sangat
penting untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya. Alat permainan yang digunakan
untuk bayi mengembangkan kemampuan sensorik-motorik dan alat permainan untuk
anak umur todler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktifitas
motorik baik kasar maupun halus.
a.
Perkembangan intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan
manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama
mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain
pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Pada saat anak bermain
mobil-mobilan, kemudian bannya terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia
akan tetap belajar memecahkan masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan
untuk mencapai kemampuan ini, anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya
semaksimal mungkin. Semakin sering anak melakukan eksplorasi seperti ini, akan
semakin terlatih kemampuan intelektualnya.
b.
Perkembangan sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan
berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar
memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah dari hubungan
tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar berinteraksi
dengan teman, memahami bahasa lawan bicara dan belajar tentang nilai sosial
yang ada pada kolompoknya. Hal ini terjadi terutama pada anak umur sekolah dan
remaja. Meskipun demikian, anak umur todler dan prasekolah adalah tahapan awal
bagi anak untuk meluaskan aktifitas sosialnya di luar lingkungan keluarga.
c.
Perkembangan kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya ke dalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya.
Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasi
ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan
merangsang kreatifitasnya untuk semakin berkembang.
d.
Perkembangan kesadaran diri
Melalui bermain, anak akan mengembangkan kemampuan dalam
mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan
membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dan
membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis, anak
akan belajar mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal
ini penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama
dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari
perilakuknya terhadap orang lain.
e.
Perkembangan moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari
lingkungannya, terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktifitas
bermain, anak akan mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut
sehingga dapat diterima dilingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak akan
juga belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana
yang salah, serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah
dilakukannya. Misalnya merebut mainan teman merupakan tindakan yang tidak baik
dan membereskan mainan setelah bermain adalah pembelajaran anak untuk tanggung
jawab terhadap tindakan dan barang yang dimilikinya.
0 komentar:
Post a Comment