BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kanker
serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada
daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan
pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama
wanita (vagina). Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus
(HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher
rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke
organ-organ lain di seluruh tubuh penderita (Mansjoer, 2007)
Kanker serviks disebabkan oleh virus
HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, sebagian
besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis
virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah
virus HPV tipe 16 dan 18. Namun, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel
abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau
pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama ( Manuaba, 2008).
Penularan virus ini dapat terjadi
baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke
genital, maupun secara manual ke genital. Karenanya, penggunaan kondom saat
melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus
HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui
sentuhan kulit. Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang
mudah diamati. Itu sebabnya, yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan
untuk melakukan tes pap smear (Verawaty,
2011)
Gejala fisik serangan penyakit ini
pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu,
munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding),
keputihan yang berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus
menstruasi, serta penurunan berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar
ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam
berkemih, serta pembesaran ginjal. Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks
adalah mereka yang berusia antara 35-50 tahun, terutama yang telah aktif secara
seksual sebelum usia 16 tahun (Verawaty, 2011)
Hubungan seksual pada usia terlalu
dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali
dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin banyak
partner seksual yang dimiliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher
rahim. Sama seperti jumlah partner seksual, jumlah kehamilan yang pernah
dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim. Kanker serviks
atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita.
Leher rahim adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim
seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks ( Manuaba, 2008).
Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di
antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia.
Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker
serviks.Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. (WHO, 2008).
Di Indonesia, setiap satu jam, satu
wanita meninggal karena kanker serviks, menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) infeksi ini merupakan faktor risiko utama kanker leher rahim.
Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita
meninggal karena kanker serviks Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah
jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu, bagian rahim
yang terletak di bawah, yang membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher
rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut., kanker ini bisa menyebar keorgan-organ
lain di seluruh tubuh (Verawaty, 2011)
0 komentar:
Post a Comment