Saturday, 8 June 2013

Gambaran Tingkat Kecemasan Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja Di Desa



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Masa remaja menurut Mappiare tahun 2000 berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu 12 atau 13 tahun sampai dengan 17 atau 18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17 atau 18 tahun sampai sedang 21 atau 22 tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti ketentuan sebelumnya. Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk dibangku sekolah menengah (Asrori, 2011).
Terdapat sejumlah jenis kenakalan remaja. Yang paling utama adalah penyalahgunaan narkoba. Perlu diketahui tingkat pengguna narkoba di kalangan remaja di Indonesia sangat memprihatinkan. Dari data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus penyalahgunaan narkoba terus meningkat di kalangan remaja. Dari 2,21% (4 juta orang) pada tahun 2010 menjadi 2,8 (sekitar 5 juta orang) pada tahun 2011. Yang berikutnya adalah seks bebas. Contoh kenakalan remaja dalam pergaulan seks bebas akan bersangkutan dengan HIV/AIDS . Ketiga adalah tawuran antarpelajar. Di kota-kota besar, satu tahun belakangan ini, tawuran antarpelajar semakin meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (Romdoni, 2011)
Dampak dari kenakalan remaja yang dibiarkan memang memengaruhi kehidupan masa depan remaja itu sendiri. Misalnya remaja akan tumbuh menjadi sosok yang berkepribadian buruk .Remaja tersebut akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Akibat dikucilkan , remaja bisa mengalami gangguan kejiwaan, bukan berarti gila, tapi merasa dikucilkan dalam hal sosialisasi, merasa amat sedih atau malah membenci orang-orang disekitar (Romdoni, 2011)
Lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan karakter anak. Bila anak berada pada lingkungan yang baik maka akan dapat memberikan pengaruh yang baik pula bagi perkembangan karakter anak, dan begitu juga sebaliknya lingkungan yang tidak baik juga dapat memberikan pengaruh yang tidak baik bagi perkembangan karakter anak. Anda sebagai orangtua harus jeli dan pintar-pintar memilihkan lingkungan yang baik bagi anak Anda, karena akan menentukan perkembangan karakter anak Anda. Lingkungan ini dapat dimisalkan seperti lingkungan tempat Anda tinggal, lingkungan bermain anak Anda, ataupun lingkungan sekolah anak Anda
Gambaran akan diri atau self-image merupakan bagian yang penting bagi remaja untuk menginternalisasi nilai-nilai iternal yang ia pelajari didalam lingkungan peer group nya dimana hal itu dilakukan untuk mendapatkan kenyamanan bagi dirinya berdasarkan dengan peran-peran yang ia harapkan terutama mengenai apa yang harus dilakukan dalam interaksi interpersonal dengan teman-teman sebayanya. Simbol mengenai dirinya tersebut akan berkembang dan mengiringi remaja dalam kehidupan pribadinya. Berdasarkan hal tersebut remaja harus dapat secara tegas untuk mengatasi interaksi yang tidak baik atau tidak sesuai dimana hal ini merupakan berntuk proteksi terhadap diri sendiri. Bentuk proteksi tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan dimana remaja mendapatkan kekerasan tetapi tidak mencakup kekerasan verbal maupun ekspresi internal yang diberikan oleh pelaku kejahatan (Manshur, 2003).
Orang tua menganggap masa remaja sebagai sebuah jembatan semua yang melewatinya dan perilaku buruk mereka merupakan gejala yang akan segera hilang bila mereka telah lewat dewasa. Akibatnya mereka membiarkan perbuatan salah dikalangan remaja, sehingga mereka menafsirkan bahwa pendekatan orang tuanya undangan terbuka untuk berbuat menurut keinginan mereka. Kenakalan remaja saat ini merupakan permasalahan besar di banyak negara. Penyebab utama timbulnya  prilaku yang sulit di atasi terletak pada kesalahan-kesalahan yang diperbuat orang tua selama periode usia pembentukan. Seluruh kegagalan di kalangan remaja membuktikan bahwa dimasa kanak-kanak mereka tidak dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam keluarganya (Manshur, 2003).
Semakin anak-anak menurut kepada keinginan orang tua, semakin baik pula mereka dimata orang tua. Tetapi reaksi mereka atas pujian dan kemarahan orang tua tidak bisa diprediksikan, misalnya apabila orang tua lebih memperhatikan perilaku yang tidak baik dari pada perilaku yang baik, akan-anak berperilaku tidak baik karena alasan-alasan tertentu, karena mereka tahu dengan berperilaku demikian orang tua mereka akan memberikan perhatian seperti yang mereka inginkan. Apabila mereka berperilaku baik, orang tua tidak akan terlalu memberikan perhatian bagi mereka. Terkadang apabila ia membuat orang dewasa marah maka dalam dirinya akan menimbulkan kesan yang kuat sebagai berikut: “Aku harus menjadi anak manis apabila tidak ingin dimarah, aku harus bersikap baik agar masa depanku tidak gagal” (La Fanu, 2006).
Jika seseorang selalu memikirkan ketakutan dan kekhawatiran terhadap anaknya, maka semua ketakutan dan kekhawatiran yang dia pikirkan tersebut akan tertarik masuk kedalam alam bawah sadarnya dan dia akan menjadi orang tua yang hidup dengan penuh ketakutan dan kekhawatiran sebagaimana yang dia pikirkan (Santoso, 2007).

0 komentar:

Post a Comment