BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Masa remaja menurut
Mappiare tahun 2000 berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun
bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja
ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu 12 atau 13 tahun sampai dengan 17 atau
18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17 atau 18 tahun sampai sedang 21 atau 22
tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum di Amerika Serikat saat ini individu
dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan 21 tahun seperti
ketentuan sebelumnya. Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk dibangku sekolah
menengah (Asrori, 2011).
Terdapat sejumlah jenis kenakalan
remaja. Yang paling utama adalah penyalahgunaan narkoba. Perlu diketahui tingkat pengguna narkoba di kalangan
remaja di Indonesia sangat memprihatinkan. Dari data Badan Narkotika Nasional
(BNN), kasus penyalahgunaan narkoba terus meningkat di kalangan remaja. Dari
2,21% (4 juta orang) pada tahun 2010 menjadi 2,8 (sekitar 5 juta orang) pada
tahun 2011. Yang berikutnya adalah seks bebas. Contoh kenakalan remaja dalam
pergaulan seks bebas akan bersangkutan dengan HIV/AIDS . Ketiga adalah tawuran
antarpelajar. Di kota-kota besar, satu tahun belakangan ini, tawuran
antarpelajar semakin meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (Romdoni, 2011)
Dampak dari
kenakalan remaja yang dibiarkan memang memengaruhi kehidupan masa depan remaja
itu sendiri. Misalnya remaja akan tumbuh menjadi sosok yang berkepribadian
buruk .Remaja tersebut akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang.
Akibat dikucilkan , remaja bisa mengalami gangguan kejiwaan, bukan berarti
gila, tapi merasa dikucilkan dalam hal sosialisasi, merasa amat sedih atau
malah membenci orang-orang disekitar (Romdoni, 2011)
Lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan karakter anak. Bila anak
berada pada lingkungan yang baik maka akan dapat memberikan pengaruh yang baik
pula bagi perkembangan karakter anak, dan begitu juga sebaliknya lingkungan
yang tidak baik juga dapat memberikan pengaruh yang tidak baik bagi
perkembangan karakter anak. Anda sebagai orangtua harus jeli dan pintar-pintar
memilihkan lingkungan yang baik bagi anak Anda, karena akan menentukan
perkembangan karakter anak Anda. Lingkungan ini dapat dimisalkan seperti
lingkungan tempat Anda tinggal, lingkungan bermain anak Anda, ataupun
lingkungan sekolah anak Anda
Gambaran akan diri atau self-image merupakan bagian yang penting
bagi remaja untuk menginternalisasi nilai-nilai iternal yang ia pelajari
didalam lingkungan peer group nya dimana hal itu dilakukan untuk
mendapatkan kenyamanan bagi dirinya berdasarkan dengan peran-peran yang ia
harapkan terutama mengenai apa yang harus dilakukan dalam interaksi
interpersonal dengan teman-teman sebayanya. Simbol mengenai dirinya tersebut akan
berkembang dan mengiringi remaja dalam kehidupan pribadinya. Berdasarkan hal
tersebut remaja harus dapat secara tegas untuk mengatasi interaksi yang tidak
baik atau tidak sesuai dimana hal ini merupakan berntuk proteksi terhadap diri
sendiri. Bentuk proteksi tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan dimana
remaja mendapatkan kekerasan tetapi tidak mencakup kekerasan verbal maupun
ekspresi internal yang diberikan oleh pelaku kejahatan (Manshur, 2003).
Orang tua
menganggap masa remaja sebagai sebuah jembatan semua yang melewatinya dan
perilaku buruk mereka merupakan gejala yang akan segera hilang bila mereka
telah lewat dewasa. Akibatnya mereka membiarkan perbuatan salah dikalangan
remaja, sehingga mereka menafsirkan bahwa pendekatan orang tuanya undangan terbuka
untuk berbuat menurut keinginan mereka. Kenakalan remaja saat ini merupakan
permasalahan besar di banyak negara. Penyebab utama timbulnya prilaku yang sulit di atasi terletak pada
kesalahan-kesalahan yang diperbuat orang tua selama periode usia pembentukan.
Seluruh kegagalan di kalangan remaja membuktikan bahwa dimasa kanak-kanak
mereka tidak dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam keluarganya
(Manshur, 2003).
Semakin anak-anak
menurut kepada keinginan orang tua, semakin baik pula mereka dimata orang tua.
Tetapi reaksi mereka atas pujian dan kemarahan orang tua tidak bisa
diprediksikan, misalnya apabila orang tua lebih memperhatikan perilaku yang
tidak baik dari pada perilaku yang baik, akan-anak berperilaku tidak baik
karena alasan-alasan tertentu, karena mereka tahu dengan berperilaku demikian
orang tua mereka akan memberikan perhatian seperti yang mereka inginkan.
Apabila mereka berperilaku baik, orang tua tidak akan terlalu memberikan
perhatian bagi mereka. Terkadang apabila ia membuat orang dewasa marah maka
dalam dirinya akan menimbulkan kesan yang kuat sebagai berikut: “Aku harus
menjadi anak manis apabila tidak ingin dimarah, aku harus bersikap baik agar
masa depanku tidak gagal” (La Fanu, 2006).
Jika seseorang
selalu memikirkan ketakutan dan kekhawatiran terhadap anaknya, maka semua
ketakutan dan kekhawatiran yang dia pikirkan tersebut akan tertarik masuk
kedalam alam bawah sadarnya dan dia akan menjadi orang tua yang hidup dengan
penuh ketakutan dan kekhawatiran sebagaimana yang dia pikirkan (Santoso, 2007).
0 komentar:
Post a Comment